Home Artikel Ibadah Hati Bag.5: Hal-Hal yang Merusak Hati

Ibadah Hati Bag.5: Hal-Hal yang Merusak Hati

65
0

Setelah pada artikel sebelumnya kita membahas kiat-kiat menghidupkan hati, maka pada artikel kali ini kita akan membahas hal-hal yang dapat merusak hati. Karena demikianlah konsep dalam Islam hal yang baik dan yang buruk harus sama-sama diketahui, yang baik dikerjakan yang buruk ditinggalkan.

Bila kita tidak mengetahui hal apa saja yang dapat merusak hati kita, bisa jadi sedikit demi sedikit hati kita rusak dan sakit tanpa kita sadari. Oleh karena itu sejatinya hati itu bisa rusak sebagaimana badan bisa rusak.

Hal-hal yang merusak hati sangat banyak diantaranya adalah:

1. Hati Disibukkan Dengan Hal-Hal Selain Allah Dan Bergantung Kepada Yang Lain-Nya.

Kesibukan-kesibukan yang memalingkan hati dari Allah banyak sekali, diantaranya adalah cinta dunia, panjang angan-angan, mencari-cari kesalahan orang lain, membenci orang lain, keingingan untuk balas dendam dan hati yang dipenuhi kedengkian kepada orang lain. Orang yang memiliki hati semisal ini kapan bisa mengkonsentrasikan hatinya kepada Allah dan terbebas dari berbagai was-was ini?

Hati akan berpaling dari Allah selain karena sebab-sebab di atas adalah karena kurang berdzikir mengingat Allah.

donatur-tetap

2. Dosa.

Pengaruh dosa untuk mengkelamkan hati dan mempertebal tabir yang menghalanginya dari Allah adalah nyata sekali. Firman Allah:

كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُوْنَ

“Sekali-kali tidak, bahkan ran yang ada pada hati mereka disebabkan perbuatan yang mereka lakukan”. (QS. al-Muthaffifin: 14).

Yang dimaksud raan adalah sebagaimana terdapat dalam hadis yang dibawakan oleh Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

إِنَّ المُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ فَاِنْ تَابَ وَ نَزَعَ وَ اسْتَغْفَرَ صَقَلَ قَلْبُهُ وَ إِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى يَعْلُوَ قَلْبَهُ ذَلِكَ الرَانُ ذَكَرَهُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ “كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Bila seorang mukmin berbuat dosa maka terdapat titik hitam pada hatinya. Namun bila dia betaubat, menghentikan dosa yang dilakukannya dan beristighfar maka hatinya menjadi jernih. Namun bila dosanya makin bertambah maka noda hitamnya juga makin bertambah sehingga menutupi hatinya. Itulah ran yang Allah sebutkan dalam firmanNya “Sekali-kali tidak bahkan yang pada hati mereka disebabkan perbuatan yang mereka lakukan”. (HR Ahmad dalam Musnadnya)

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata: Raan adalah dosa yang bertumpuk-tumpuk hingga menyebabkan hati menjadi buta lalu mati” (Tafsir al-Quran al-‘Azhim 8/373).

3. Terlalu Sering Bergaul dengan Orang.

Bergaul dengan orang lain yang terpuji adalah bergabung dengan mereka dalam kebaikan dan tidak bergabung dengan mereka dalam dosa dan hal-hal yang diluar batas. Bagi siapa saja yang tidak  bisa terlepas dari bergaul dalam hal-hal yang bersifat mubah maka hendaklah dia mengelatiskan hatinya sebagaimana layaknya rambut dalam adonan roti. Tubuhnya bersama mereka namun hatinya tidak, dekat tapi jauh, tidur namun terjaga, memandang namun tidak melihat, mendengar ucapan mereka namun tidak memahaminya. Orang seperti itu telah melepaskan hatinya dari orang-orang yang berada di sekelilingnya. Hatinya telah naik bersama para malaikat bersama-sama ruh-ruh yang suci yaitu para malaikat. (Tahdzibul Madarik hlm. 246).

4. Makan dan Minum yang Berlebih-Lebihan.

Al-Fudhail bin Iyadh (Syeikhul Islam al Imam Abu Ali At Tamimi wafat 186 H): Ada dua hal yang menyebabkan hati menjadi keras. Dua hal tersebut adalah terlalu banyak bicara dan terlalu banyak makan. (Nuzhatul Fudhala’ 2/667).

Imam Syafi’i rahimahullah berkata: Aku tidak pernah kenyang selama 16 tahun kecuali hanya sekali. Saat itu kumasukkan tanganku ke dalam mulut supaya bisa kumuntahkan. Hal itu kulakukan karena kenyang itu menyebabkan badan terasa berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, menyebabkan suka tidur dan menyebabkan tubuh lemas untuk beribadah. (Nuzhatul Fudhala’ 2/736).

Abu Sulaiman ad Darani (Abdurrahman bin Ahmad al ‘Anasi, lahir di akhir tahun 140, wafat 215 H) mengatakan, “Segala sesutau memiliki karat. Karat hati adalah kenyang”. (Nuzhatul Fudhala’ 2/753).

5. Banyak Tidur.

Banyak orang yang menyia-nyiakan banyak waktu karena asyik tidur. Di zaman ini, orang yang ideal adalah memanfaatkan sepertiga usianya untuk tidur. Bahkan ada yang jauh lebih banyak dari itu. Jika begitu berapa lama dia tidur? Jika seorang terlalu banyak tidur sehingga tidurnya menyebabkannya meninggalkan berbagai kewajiban maka hatinya akan menjadi mati.

Referensi: Al ‘Ibadaat Al Qolbiyyah wa Atsaruha fi Hayatil Mu’minin ditulis oleh Dr. Muhammad bin Hasan bin ‘Uqail Musa Al-Syarif

Ditulis Oleh: Muhammad Fatwa Hamidan, B.A

Artikel: HamalatulQuran.Com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here