Setelah sebelumnya telah kita singgung bahwa salah satu strategi pembelajaran tajwid yang efektif diginakan adalah dengan talaqqi dan talqin. Maka pada tulisan kali ini akan kami paparkan beberapa strategi lainnya yang bisa digunakan dalam mengajarkan ilmu tajwid.
Strategi-strategi yang ada sejatinya hanyalah wasilah untuk meraih hasil yang lebih baik di lapangan, karena situasi dan kondisi murid yang diajar tentunya berbeda-beda di setiap tempat. Dan itu mengacu pada kualitas dan kuantitas.
Misalnya ada yang cocok untuk digunakan dalam pengajaran tatap muka empat mata, namun waktu tidak cocok karena waktu terbatas. Ada yang cocok digunakan untuk murid tingkat dasar namun tidak cocok dengan murid tingkat menengah dan berbegai contoh lainnya.
Olehkarena itu adanya beberapa strategi pengajaran tajwid akan menjadi bekal tersendiri bagi guru agar lebih luwes dalam memilih strategi yang efektif dalam pengajaran.
1. Strategi Ilqoiyyah
Ini adalah strategi dimana guru membaca berulang-ulang kepada para murid di halaqohnya, dengan para murid sesekali menirukan bacaan guru. Disini guru dituntut untuk aktif dan mampu meninggikan suara agar dapat di dengar dengan jelas oleh seluruh murid.
Metode ini cocok digunakan bila tidak banyak media pembelajaran serta ketika murid yang diajar banyak sedangkan waktu tidak memungkinkan untuk mengajari satu persatu.
Adapun gambaran idela penerapan strategi ini adalah,
– Pembukaan
– Penyampaian materi tajwid, sembari sedikit mengulang materi pertemuan sebelumnya dengan.
– Penguatan materi dengan mencontohkan bacaan di hadapan semua murid dengan suara lantang yang dapat didengar jelas oleh semua murid, sembari meminta beberapa murid untuk mempraktekkannya.
– Penutup
2. Strategi Istinbathiyyah
Ini adalah strategi yang cocok digunakan dalam mengajarkan tajwid di dalam kelas, dimana guru memulia dengan memberikan contoh khusus/kecil sebuah bacaan atau hukum tajwid kemudian disimpulkan dan diteruskan dengan oenjelasan hukum tajwid secara umum. (Dari penjelasan khusus/ parsial kemudian penjelasan umum yang utuh)
Misal guru memberikan contoh bacaan bertemunya nun sukun dengan hamzah, setelah dijelaskan ini adalah salah satu bacaan idzhar baru setelah itu dipaparkan semua huruf idzhar dan contoh-contoh prakteknya.
3. Strategi Qiyasiyyah
Stategi ini adalah konsep penerapan terbalik dari strategi Istinbathiyyah, dalam strategi Qiyasiyyah dimulai dari penjelasan bacaan atau hukum tajwid secara umum dan menyeluruh baru kemudian mengambil contoh-contoh parsial/kecil.
Strategi ini juga lebih cocok digunakan ketika menyampaikan materi ilmu tajwid di dalam kelas.
Hubungan Strategi Pengajaran Tajwid dengan Tahapan Pendidikan
Para peneliti berpandangan bahwa strategi pengajaran Al-Qur’an idelanya sesuai dengan tahapan pendidikan serta sesuai kemampuan peserta didik dalam setiap tahapan.
- Tingkat SD idealnya dengan cara tallaqi, talqin dengan praktek langsung tanpa banyak penjelasan teori hukum tajwid
- Tingkat SMP sudah bisa diajari teori ilmu tajwid namun dengan ringkas dan tidak perlu penjelasan secara detail dari definisi, pemaparan seluruh pembagian hukum dan semisalnya
- Tingkatan SMA dan Ke-Atasnya, murid sudah bisa diberikan materi Istinbathiyyah atau semisal problem solving. Guru menyampaikan contoh bacaan kemudian dibedah dari hukum, macam-macam huruf, makhroj dan sifatnya.
Pada tingkatan ini murid sudah bisa dan mudah menyimpulkan hukum tajwid dari contoh-contoh yang diberikan atau dituliskan oleh guru.
Kesimpulan
Strategi-strategi yang telah kami tulis di atas bukanlah membatasi bahwa hanya strategi di ataslah yang cocok untuk digunakan. Namun kami paparkan strategi-strategi di atas sebagai contoh strategi yang mudah, sering digunakan yang cocok dengan tahapan pendidikan.
Referensi: Tharaiq wa Maharat Tadris Al-Quran Al-Karim, karya Dr. Ali bin Ibrahim Az-Zahrani hafidzahullah
Ditulis Oleh: Muhammad Fatwa Hamidan, B.A
Artikel: HamalatulQuran.Com