Tak terasa sebentar lagi bulan ramadhan kan tiba, sebuah bulan bak musim semi bagi setiap muslim. Sebuah bulan dimana amal kebaikan dilipatgandakan dan pintu ampunan terbuka lebar.
Sebuh bulan yang di rindukan setiap insan yang menancap keimanan di hatinya.
Namun entahlah… Kita kan bersua dengan ramadhan atau malah ajal terlebih dahulu lendatangi kita. Ingat kawan… Setiap menit dan detik yang kita miliki haruslah kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ
Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. (HR. Muslim no. 2664)
Mari kita manfaatkan waktu di bulan sya’ban ini untuk menambah bekal dan mempersiapakan diri demi bersua dengan bulan ramadhan.
Dan tentunya ilmu lah bekal terbaik Menya ut bulan ramadhan, karena lmu itu mesti ada sebelum berbuat dan bertindak.
Sahabat Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu mengatakan:
العِلْمُ إِمَامُ العَمَلِ وَالعَمَلُ تَابِعُهُ
“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu”. (Al-Amru bil Ma’ruf Wan-Nahyu ‘Anil Munkar, hal. 15).
Belajar ilmu Ramadhan, atau ilmu tentang puasa Ramadhan, atau ilmu tentang shalat tarawih, atau ilmu tentang berbuka dan sahur, ilmu-ilmu ini mestinya sudah tamat kita pelajari sebelum Ramadhan kita mulai, kenapa? Karena agar ibadah kita berjalan berdasarkan ilmu, yakni dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Jika kita menjadi seorang penumpang rental dan sang sopir mengatakan sambil mengendarai mobil bahwa ia tidak tahu cara mengendarai mobil kecuali baru satu jam yang lalu karena belajarnya mendadak, apakah kita akan bersyukur atau panik? Ya, mereka yang belajarnya dadakan adalah sosok jiwa-jiwa yang mengkhawatirkan!!!
Demikian pula orang yang memasuki bulan Ramadhan dengan balajar secara mendadak, ia tidak mengagungkan Ramadhan, ia menganggap murah terhadap nilai sebuah bulan yang agung.
Semoga Allah pertemukan kita dengan bulan ramadhan dan jadikan kita hamba-hamba yang bertakwa.