Home Artikel Tafsir Ayat Puasa Bag.2

Tafsir Ayat Puasa Bag.2

55
0

Pada tulisan yang lalu telah dipaparkan penjelasan terkait tafsir ayat-ayat puasa surat Al-Baqarah 183 dan 184 yang menjelaskan tentang fase diwajibkannya puasa dan kebolehan memilih antara puasa atau memberi makan orang miskin sebelum wajibnya puasa ditetapkan tanpa adanya pilihan.

Insya Allah pada tulisan ini akan dilanjutkan ayat 185 surat Al-Baqarah hingga ayat 187.

Allah ta’ala berfirman

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِ

(Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil) …)

Allah ta’ala mengistimewakan bulan Ramadan dengan turunnya Al-Qur’an

donatur-tetap

 …فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ …

(… Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah…)

Syuhud bermakda hadir atau tidak berpergian, sehingga makna ayat ini ‘siapa yang tidak berpergian di bulan Ramadan sehingga ia tidak berstatus sebagai musafir di bulan Ramadan wajib baginya berpuasa.

Ayat ini sekaligus menghapus kandungan hukum ayat sebelumnya. Pada ayat sebelumnya isinya adanya opsi antara puasa dan memberi makan. Adapun di ayat ini Allah wajibkan puasa pada semua orang, kewajiban personal tanpa adanya pilihan lain.

 …وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ …

(… Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain…)

Allah mengulang adanya keringanan untuk orang yang sakit dan musafir boleh untuk tidak puasa supaya orang tidak berprasangka bahwa hukum keringanan ikut dihapus.

 …يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ …

(… Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran…)

Maka Allah mengabarkan bahwa Ia menyukai memberikan kemudahan untuk hamba-hambanya dan tidak ingin menyulitkan hamba-hambanya. Sehingga Allah jadikan perkara umat ini dasarnya adalah mudah, dan Allah hilangkan dari umat ini banyak beban dan belenggu yang dulu ada pada umat sebelumnya

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

أن خير دينكم أيسره

“Sebaik-baik pola beragama kalian adalah yang paling mudah.” (Hr. Ahmad)

Imam Ibnu Hajar al-Atsqolani mengomentari hadis ini dalam kitab al-Fath (1/93) dengan menyebutkan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh imam Ahmad dengan sanad sahih.

 …وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ …

(… Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya…)

Menggenapkan hitungan bulan Ramadan sebanyak tiga puluh hari atau dua puluh sembilan hari, dan hal itu dengan melihat bulan Syawwal.

 …وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ …

(… dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu…)

Diantara bentuk mengagungkan Allah adalah dengan bertakbir yang dilakukan di akhir Ramadan sejak malam hari raya. Sejak terlihatnya hilal Syawwal atau dengan digenapkan hitunggan bulan Ramadan menjadi tiga puluh hari. Sejak itu, waktu untuk bertakbir sampai shalat ied dikerjakan, dan ini yang disebut takbir mutlak – takbir yang tidak terikat dengan waktu.

Dan Allah menyebutkan takbir ini dalam Al-Qur’an menunjukkan takbir ini sangat ditekankan. Sebagian ulama berpendapat takbir malam hari raya idulfitri lebih ditekandan dibandingkan dengan takbir sepuluh hari pertama Zulhijjah dan hari-hari tasyrik.

Selain itu takbir termasuk jenis zikir yang paling utama. Karena kalimat Allahuakbar adalah kalimat yang paling dahsyat untuk mengagungkan Allah ta’ala

 …وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ (185)

(… agar kamu bersyukur.)

Berterima kasih kepada Allah yang begitu luasnya, secara umum, dan nikmat yang Allah berikan kepada kalian berupa disempurnakannya bulan Ramadan. Dan melakukan apa yang memungkinkan untuk dilakukan berupa berbagai macam amal-amal saleh.

Kemudian Allah lanjutkan dengan ayat yang membahas terkait doa diantara ayat-ayat puasa,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ (186)

(Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.)

Ayat ini tentang doa dan terletak diantara ayat-ayat tentang puasa. Kecocokan ayat doa yang berada ditengah ayat puasa adalah isyarat, bahwa doa di bulan Ramadan itu layak untuk di kabulkan. Sepatutnya seorang muslim memperbanyak doa di bulan Ramadan.

Kemudian firman Allah ta’ala

اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّۗ …

(Dihalalkan bagimu pada malam puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka…)

Kata ‘dihalalkan’ – ini isyarat penghapusan yang dulunya diharamkan, karena pada awal Islam siapa yang tertidur saat matahari tenggelam, tidak halal baginya berbuka kecuali setelah tenggelam matahari di hari berikutnya. Ini menyulitkan dan memberatkan.

Maka dihalalkan bagi kalian menggauli istri kalian. Karena istri adalah pakaian bagi kalian dan kalian adalah pakaian bagi istri, artinya istri itu menutupi kalian para suami, sehingga tidak terjatuh dalam hal yang haram, dan kalian juga penutup bagi mereka. Suami dan istri disebut pakaian, mengisyaratkan kedekatan dan saling bersentuhan. Karena suami istri semestinya secara fisik berdekatan dan secara hati berdekatan.

 …عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْۚ …

(… Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu…)

Pada ayat ini terdapat isyarat bahwa terjadi terhadap sebagian orang menggauli istrinya diawal hukum puasa di waktu yang terlarang menggauli istri.

 …فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْۗ …

(…Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu…)

Mencari apa yang telah ditetapkan Allah dengan mencampuri istri maksudnya adalah mengharap keturunan.

 …وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ …

(… Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar…)

Yang dimaksut dengan benang putih adalah putihnya siang dan benang hitam adalah hitamnya malam. Makan lah sampai jelas bagi kalian putihnya siang dari hitamnya malam.

 …ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ …

(…Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam…)

Malam dimulai dengan tenggelamnya matahari

 …وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ …

(… Jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid…)

Potongan ayat ini dalil bahwa orang yang sedang I’tikaf dilarang untuk menggauli istri dan perilaku yang mengarah kepada perbuatan tersebut.

 …تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ …

(… Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya…)

Batasan-batasan Allah adalah hal-hal yang Allah haramkan

 …كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ(187)

(… Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa.)

Artinya untuk mewujudkan takwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala

Wallahu a’lam

Referensi: Kitab ‘Uqud al-Juman fi Durus Syahri Ramadan karya Syaikh Sa’ad bin Turki al-Khotslan

Ditulis Oleh: Fahmi Izuddin, S.Ag

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here