Bismillah…
Sungguh menakjubkan sifat dari seorang mukmin, dia selalu terbungkus dengan akhlak mulia dan selalu berusaha untuk meraih keridhoan Robnya dan menghindari dengan sekuat tenaganya dari sifat sifat yang menjerumuskan ke murka Allah ta’ala
Rosulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ.
Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin itu, sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya dan hal itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali oleh orang mukmin. Jika diberi sesuatu yang menggembirakan, ia bersyukur, maka hal itu merupakan kebaikan baginya, dan apabila ia ditimpa suatu keburukan (musibah) ia bersabar, maka hal itu juga baik baginya. (HR. Muslim)
Inilah keadaan orang mukmin yang semestinya selalu ada di dalam hatinya, selalu dalam keadaan bersyukur dan bersabar.
Pertama, bersyukur dalam segala keadaan.
Rasulullah shallallahu’alaihiwa sallam apabila melihat sesuatu yang menggembirakan beliau mengucapkan,
الحمد لله بنعمته تتم الصالحات
Segala puji bagi Allah dengan nikmatNyalah semua kebaikan bisa sempurna.
Dan apabila melihat sesuatu yang kurang menggembirakan beliau mengucapkan,
الحمد لله على كل حال
Segala puji bagi Allah dari segala keadaan.
(HR. Ibnu Majah)
Inilah yang di contohkan oleh panutan kaum mukminin Rosulullah shallallahu’alaihi wa sallam selalu memuji Allah dalam segala keadaan baik keadaan yang menggembirakan dia maupun keadaan yang tidak menyenangkan.
Syukur akan menambah nikmat yang ada. Sebagaimana firman Allah ta’ala,
{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ}
Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Dengan bersyukur akan terlindungi dari azab Allah
{مَّا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَآمَنتُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا}]
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. (QS. An Nisa : 147)
Syekh as Sa’di rahimahullah mendefinisikan syukur :
والشكر هو خضوع القلب واعترافه بنعمة الله، وثناء اللسان على المشكور، وعمل الجوارح بطاعته وأن لا يستعين بنعمه على معاصيه.
Syukur itu ketundukan hati dan pengakuan akan nikmat Allah, dan lisan memuji yang memberi kenikmatan itu dan anggota badan beramal dengan taat kepadaNya dan tidak memakai kenikmatan itu untuk bermaksiat.
Kedua, sabar.
Orang mukmin hendaknya menghiasi dirinya dengan sifat sabar yang menjadikan kecintaan Allah turun kepadanya.
{.. وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ}
Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imran : 146)
Kehidupan di dunia tidak terlepas dari kesabaran bagaimanapun keadaannya, ketika seseorang sedang gembira dia butuh sabar untuk tetap bersyukur kepada Allah dan ketika dia sedang dalam keadaan susah dia butuh kesabaran untuk tidak berbuat sesuatu yang mendatangkan murka robnya.
Sabar adalah pondasi untuk bisa berdiri suatu perkara penting dan amal amal sholeh.
Sabar adalah menahan diri terhadap tiga perkara :
1- menahan diri untuk tetap taat kepada Allah dengan melaksanankan semua perintahNya semampunya
2- menahan diri untuk tidak bermaksiat dan melanggar syareat Allah
3- menahan diri untuk menerima takdir dan ketetapan dari Allah dengan tidak berkeluh kesah kepada selain Allah dari cobaan yang menimpanya.
Syekh Muhammad Soleh Utsaimin -rahimahullah- memberikan definisi sabar :
الصبر هو حبس النفس عما لا ينبغي فعله
Sabar adalah menahan diri dari sesuatu yang tidak sepantasnya di lakukan
Gembira, senang, susah, sedih semua itu cobaan dari yang maha kuasa, Allah berfirman :
{كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ} [الأنبياء : 35]
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan.
Inilah sifat orang mukmin yang sejati selalu di antara sabar dan syukur, sabar di semua keadaan dan bersyukur serta lisan tetap memuji dalam keadaan apapun.
Semoga bermanfaat.
***
Ditulis oleh : Muhammad Fathoni Lc
(Alumni Universitas Islam Madinah KSA, fajulfas Dakwah wa Ushuluddin. Pengajar di PP Hamalatulquran Yogyakarta)
Hamalatulquran.com