Home Artikel Alquran Tidakkah Kita Mentadaburi Al-Qur’an?

Tidakkah Kita Mentadaburi Al-Qur’an?

322
0

Terkadang masalah datang silih berganti tak henti-hentinya, padahal kunci untuk keluar dari masalah itu ada dalam al quran

 وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجࣰا * وَیَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَیۡثُ لَا یَحۡتَسِبُۚ وَمَن یَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥۤۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَیۡءࣲ قَدۡرࣰا

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,  Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. At Tholaq: 2-3)

Sesuatu yang bisa menggembirakan hati dan menjadikan hati bisa tenang dan damai adalah ketika bisa membaca alquran, tetapi apakah membaca alquran ini hanya sekedar bacaan secara lisan atau harus bacaan yang masuk ke dalam hati?!

Renungkan ayat berikut !

 قُلۡ مَن كَانَ عَدُوࣰّا لِّجِبۡرِیلَ فَإِنَّهُۥ نَزَّلَهُۥ عَلَىٰ قَلۡبِكَ بِإِذۡنِ ٱللَّهِ مُصَدِّقࣰا لِّمَا بَیۡنَ یَدَیۡهِ وَهُدࣰى وَبُشۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِینَ

“Katakanlah (Muhammad), “Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur`ān) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 97)

donatur-tetap

Dalam ayat di atas Allah Ta’ala tidak menyatakan turun ke pendengaranmu dan penglihatanmu, tetapi turun ke hatimu.

Tanyakan kepada diri sendiri “apakah alquran yang dibaca dengan lisan, yang didengar dengan pendengaran, yang dilihat dengan penglihatan, sudah masuk ke dalam hati ?”

Ini seharusnya menjadi cita-cita yang didambakan, yaitu bisa memetik buah dari setiap bacaan alquran, kitab yang mulia dan Allah jadikan sebagi Nur (cahaya) untuk hati dan petunjuk bagi manusia. Seharusnya tujuan membaca alquran dan menyimak lantunannya adalah tadabbur dan mengamalkan kandungannya.

Allah telah mengumandangkan untuk orang munafiq yang sakit hatinya

 أَفَلَا یَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَاۤ

“Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur`ān, ataukah hati mereka sudah terkunci?” (QS. Muhammad: 24)

Dan juga kepada orang kafir yang telah mati hatinya

 أَفَلَا یَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَۚ وَلَوۡ كَانَ مِنۡ عِندِ غَیۡرِ ٱللَّهِ لَوَجَدُوا۟ فِیهِ ٱخۡتِلَـٰفࣰا كَثِیرࣰا

“Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur`ān? Sekiranya (Al-Qur`ān) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.” (QS. An-Nisa: 82)

Dalam dua ayat di atas Allah tidaklah bertanya kecuali untuk pengingkaran, dengan makna jika mereka mentadaburi alquran niscaya mereka tidak akan sampai sejauh itu kesesatan mereka.  Jika Allah mengumandangkan kematian hati orang munafiq dan orang kafir karena mereka tidak mentadaburi alquran, maka orang awam dari kaum muslimin yang notabenenya tidak munafiq dan tidak kafir seharusnya bisa mentadaburi alquran.

Mentadaburi alquran bukan hanya untuk mereka yang berilmu tinggi saja, tetapi untuk semua kaum muslimin secara umum; besar kecil, laki-laki wanita, ulama dan awam, semua sesuai dengan kadar kesanggupannya masing-masing.

Ditulis Oleh: Muhammad Fathani, B.A

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here