Pesan Ustadz Aris Munandar M.PI Kepada Alumni Hamalatul Quran Di Madinah, “Jangan jadi anak ayam yang Mmati di lumbung padi.”
Hamalatulquran.com, Madinah – Alumni Pondok Pesantren Hamalatul Quran, Yogyakarta yang sedang menempuh studi di Universitas Islam Madinah, kembali mendapat kunjungan dari salahseorang ustadz Pesantren Hamalatul Quran, Ustadz Aris Munandar -hafidzohullah-.
Disela-sela kegiatan pembimbingan ibadah umrah jama’ah PT. Nur Ramadhan Wisata, yang menjadi amal usaha Pesantren Hamalatul Quran, beliau menyempatkan diri mengunjungi sejumlah mahasiswa alumni Pesantren Hamalatul Quran, yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia.
Bertempat di restaurant Rubu’ Biladi, pada selasa (05/12/2017), ramah tamah tersebut dihadiri 9 mahasiswa alumni Pesantren Hamalatul Quran, yang belajar di Universitas Islam Madinah.
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Aris; begitu beliau akrab disapa, berpesan kepada para Alumni agar jangan sampai keberadaan kita di kota Madinah ini, seperti halnya “seekor ayam yang mati di lumbung padi.”
“Menuntut ilmu itu yang pokok bukan dimana tempat kita belajar. Akantetapi bagaimana kualitas kita dalam menuntut ilmu. Keberadan kita di tengah lautan ilmu, tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal, kalau kualitas belajar kita tidak bagus. Akan seperti kata pepatah
“Anak ayam yang mati di lumbung padi.”
Seekor anak ayam makanan pokoknya padi. Akantetapi, karena tidak bisa menyikapi hal dengan baik, maka ia malah mati dalam lautan makanan. Seperti halnya seseorang yang berada di lautan ilmu, yang sebenarnya ia cari dan ia butuhkan, namun ia tak bisa memanfaatkannya dengan baik, pada akhirnya ia malah mati kelaparan disitu.” papar ustadz Aris Munandar.
Ustadz Aris juga menasehatkan, untuk senantiasa mendatangi majlis ilmu di Masjid Nabawi dan belajar sesuai yang ia butuhkan, bukan yang merasa ia pandang “wah”.
“Antum tidak akan mendapatkan ilmu agama yang bagus tanpa mendatangi Masjid Nabawi. Bukan berarti bahan kuliah diremehkan, akantetapi materi pelajaran kuliah, sebagai maksud pokok belajar. Maka supaya lebih bagus, harus ada tambahan materi pelengkap dengan duduk di majlis Masjid Nabawi.
Dan hendaknya seseorang belajar sesuai yang ia butuhkan bukan yang merasa ia pandang “wah”, misalnya saya akan meraa “wah” kalau duduk di syaikh fulan. Padahal materi yang disampaikan bukan menjadi kebutuhan antum.” papar beliau.
Acara ramah tamah bersama ustadz Aris Munandar pun diakhiri dengan tanya jawab antara alumni kepada ustadz Aris Munandar.(zusufaff/hamalatulquran.com)