Alhamdulillah washsholatu wassalam ‘ala rosulillah wa ‘ala alihi washohbihi waman walah.
Riwayat Hafs merupakan salah satu riwayat yang paling banyak digunakan saat membaca Al-Quran di seluruh dunia, termasuk di tanah air kita Indonesia. Lebih tepatnya ialah Riwayat Hafs dari jalur Imam Asy Syatibi rohimahumulloh. Adapun berbagai sebab yang kemungkinan besar melatarbelakangi tersebarnya riwayat ini pernah kami tulis dalam artikel : Mengapa Riwayat Hafs Tersebar ke Penjuru Dunia?
Berangkat dari fenomena tersebut, para ulama qiroat kemudian memberikan penjelasan khusus tentang beberapa poin penting yang perlu diperhatikan saat membaca Al-Quran dengan riwayat satu ini. Pada artikel kali ini penulis ingin sedikit merangkum hal tersebut agar bisa menjadi bahan perhatian bagi siapa saja yang membaca Al-Quran. 21 poin ini insyaAllah akan kami sajikan dalam 3 artikel bersambung agar lebih mudah dinikmati dan dipahami.
- Satu : Lafadz (أَأَعْجَمِيٌّ) dalam surat Fhussilat ayat 44
وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلَا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ ۖ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ
Pada ayat ini, huruf hamzah kedua yang terdapat pada lafadz (أَأَعْجَمِيٌّ) tidaklah dibaca sebagaimana hamzah yang pertama, akan tetapi dengan cara tashil. Tashil yang dimaksud disini ialah membacanya antara makhroj hamzah dan alif, sehingga makhroj hamzah tidak keluar dengan sempurna. Dalam mushaf lafadz tersebut ditandai dengan adanya bulatan kecil pada huruf hamzah yang kedua. Silahkan perhatikan gambar dibawah ini :
- Dua : Lafadz (مَجْرَاهَا) di Surat Hud
وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا ۚ إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Lafadz satu ini merupakan satu-satunya kata yang dibaca dengan cara imalah dalam riwayat hafsh dari jalur syatibiyah. Imalah sendiri memiliki makna membaca sebuah harokat antara fathah dan kasroh. Gambaran mudahnya ialah membacanya dengan huruf ‘e’ sehingga menjadi : majreeha. Hal ini dalam mushaf ditandai dengan adanya bulatan hitam dibawah huruf ro`, perhatikan gambar dibawah ini :
- Tiga : 3 lafadz (ضعف) pada surat Ar Rum ayat 54
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
Pada ayat diatas, 3 lafadz (ضعف) bisa dibaca dengan fathah pada huruf (ض) ataupun dengan dhommah. Akan tetapi membacanya dengan fathah lebih diutamakan sebagaimana yang kita dapati dalam mushaf-mushaf yang ada.
- Empat : Lafadz (وَيَبْصطُ) pada surat Al Baqoroh ayat 245
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Lafadz (وَيَبْصطُ) ini hanya boleh dibaca dengan huruf sin (س) saja. Hal tersebut ditandai dengan adanya huruf sin kecil diatas huruf shad (ص). Perhatikan gambar dibawah ini :
- Lima : Lafadz (بَصطَةً ۖ) pada surat Al A’rof ayat 69
وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَسْطَةً ۖ فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Sebagaimana lafadz () yang terdapat pada poin keempat, lafadz () yang terdapat dalam surat Al A’rof juga hanya boleh dibaca dengan huruf sin saja. Tanda dalam mushaf pun masih sama dengan poin sebelumnya, yaitu adanya huruf sin diatas huruf shad. Lihat gambar dibawah ini :
- Enam : Lafadz (الْمُصَيْطِرُونَ) pada surat At Thur ayat 37
أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُصَيْطِرُونَ
Jika pada poin empat dan lima hanya boleh dibaca dengan sin saja, maka lafadz (الْمُصَيْطِرُونَ) pada surat Ath Thur bisa dibaca dengan shad ataupun sin, akan tetapi membacanya dengan shad lebih utama. Hal tersebut ditandai dengan adanya huruf sin dibawah huruf shad. Perhatikan gambar dibawah ini :
- Tujuh : Lafadz (بِمُصَيْطِرٍ) pada surat Al Ghosiyah
لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ
Lafadz ini hanya boleh dibaca dengan huruf shad saja. Lafadz ini masuk kedalam poin yang perlu untuk diperhatikan karena dalam beberapa riwayat lain lafadz tersebut dibaca dengan huruf sin.
Bersambung insyaAllah
Referensi :Ghoyatul Murid fi ‘ilmi At Tajwid, Athiyyah Qobil Nasr
***
Ditulis oleh : Afit Iqwanudin, A.Md, Lc
(Alumni PP Hamalatulqur’an Yogyakarta, Mahasiswa Pascasarjana jurusan Ilmu Qiro’at, Fakultas Qur’an di Universitas Islam Madinah KSA)