Menurut penanggalan masehi, saat ini kita berada di awal bulan Februari. Sebenarnya tak ada yang spesial pada bulan ini. Namun, sebagian saudara kita menganggap ada hari spesial pada bulan ini. 14 februari, orang mengatakannya sebagai hari valentine. Pada hari itu digemborkan sebagai “hari kasih sayang”. Sehingga banyak orang terlena dengan nama tersebut. Padahal, bila kita melihat sejarah, bisa jadi kita akan kaget.
Kebanyakan orang, hanya ikut-ikutan dengan trend yang menjamur di lingkungan masyarakat pada umumnya.Tanpa mengetahui asal muasal perkara tersebut.
Sejarah Hari Valentine
Asal muasal hari valentine, bernula sejak zaman Romawi Kuno. Mereka merayakan hari besar pada tanggal 15 februari, yang dikenal dengan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah upacara pensucian di masa Romawi Kuno. Dirayakan mulai tanggal 13 sampai 18 Februari. Sebagai wujud persembahan untuk dewa-dewa yang mereka yakini.
Pada dua hari pertama, para pemuda mengundi nama-nama gadis. Masing-masing pemuda mengambil nama secara acak. Nama gadis yang terundi, harus menjadi pasangan pemuda tersebut selama 1 tahun, semata untuk bersenang-senang.
Ketika upacara berlangsung, para pemuda melecuti gadis-gadis itu dengan cambukan yang terbuat dari kulit binatang. Para gadispun berebut lecutan tersebut, karena diyakini akan menambah kesuburan.
Kemudian, ketika agama Kristen Katolik menjadi agama resmi di Roma, upacara ini diadopsi oleh mereka dengan dibubuhinuansa Kristiani. Supaya terasa lebih dekat dengan ajaran kristen. M Paus Gelasius I, sebagai orang paling tersohor dalam ajaran Kristiani, menjadikan hari raya Lupercia sebagai hari besar gereja, yang mereka ganti namanya menjadiSaint Valentine’s Day.
Sejarahnya, dikisahkan ada 3 orang yang bernama Valintine. Semuanya mati pada tanggal 14 Februari. Masing-masing mempunyai kisah tersendiri.
Pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan untuk memenjaarakan St. Valentine. Karena pernyataannya bahwa Isa Al-Masih adalah tuhan. Juga menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Lantas orang-orang yang mendambakan doanya, menulis surat dan menaruhnya di terali besi penjaranya.
Kedua, anggapan Kaisar Claudius II, tentara muda lagi bujang itu lebih tabah dan kuat dalam peperangan daripada orang yang sudah menikah. Sehingga Kaisar melarang para pemuda untuk menikah, namun St. Valentine melanggarnya dan bahkan menikahkan banyak pemuda secara diam-diam. Karena sebab itu, Ia ditangkap dan dihukum gantung pada tanggal 14 februari 269 M.
Ketiga, sore hari sebelum St. Valentinus gugur sebagai martir (pahlawan yang memperjuangkan kepercayaan), dia menulis sebuah pernyataan cinta kecil. Lalu diberikan kepada sipir penjaranya, pada surat tersebut tertulis “dari Valentinusmu”.
(Sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Kasih_Sayangdan sumber yang lainnya)
Dari uraian diatas, bisa kita simpulkan bahwa perayaan hari valentine, ternyata bersumber dari ritual perayaan Romawi Kuno yang penuh dengan kesyirikan. Kemudian diadopsi oleh kaum Kristen Katolik di Roma. Oleh mereka, dibubuhi dengan nuansa kristiani. Lalu mereka jadikan sebagai Hari Perayaan Gereja, dengan nama Saint Valentine Day’s. Yang mereka tetapkan pada tanggal 14 februari.
Zaman semakin berkembang, perguliran nama pun terjadi. Hingga pada saat ini, Hari Valentine juga dikenal dengan “hari kasih sayang”. Sejatinya perubahan nama itu hanyalah untuk menyamarkan hakekat hari valentine.
Hari Valentine Dalam Kacamata Islam
Islam telah mengatur semua aspek kehidupan. Termasuk didalamnya, penentuan hari raya. Hari raya umat islam hanyalah ada dua, yaitu ‘idul adha dan ‘idul fitri. Sehingga hari-hari yang lainnya adalah hari biasa. Penetapan hari raya dalam Islampun harus mengacu kepada syari’at.
Allah Ta‘ala berfirman
لكل أمة جعلنا منسكا هم ناسكوه
“Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang merekalakukan”. (QS. Al-hajj : 67)
Setiap umat mempunyai syari’at sendiri. Seorang muslim hendaklah patuh terhadap yang Allah syari’atkan melalui Al Quran ataupun sunah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam. Termasuk didalamnya penentuan hari raya.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan kepada kita, melalui hadis beliau yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Tatkala Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam datang ke kota Madinah, penduduknya mempunyai kebiasaan bermain-main pada dua hari tertentu. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam pun menanyakan kepada mereka “dua hari ini, hari apa?”. Lantas mereka menjawab “semasa jahiliyah, kami dulu biasa bermain pada dua hari ini”. Kemudian Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
إن الله قد أبدلكم بهما خيرا منهما يوم الأضحى ويوم الفطر، رواه أبو داود
“Sungguh Allah telah menggantikan dua hari itu untuk kalian dengan yang lebih baik, yaitu ‘iduladha dan ‘idulfitri”. (HR. Abu Daud)
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam menerangkan bahwa Allah Ta‘ala telah menggantikan dua hari tersebut dengan dua hari yang lebih baik,yaitu ‘iduladha dan ‘idulfitri. Konsekuensi dari penggantian tersebut ialah meninggalkan dua hari pada masa jahiliyah itu.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda di dalam hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Umar radiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
من تشبه بقوم فهو منهم، راه أبو داود
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari golongan mereka.” (HR. Abu Daud)
Dari beberapa dalil diatas, bisa kita tarik kesimpulan bahwa Allah Ta’ala telah menetapkan syari’at bagi setiap kaum.
Bagi umat islam, Allah Ta‘ala telah menetapkan dua hari raya, yaitu hari ‘idul adha dan ‘idul fitri. Hal ini menunjukkan,Haramnya seorang muslim ikut meramaikan atau merayakan hari raya orang kafir. Dalam bentuk apapun, baik ucapan selamat, mengasih hadiah coklat, memakai baju khusus pada hari itu, juga jual beli barang yang digunakan untuk merayakannya. Semua itu termasuk bentuk ta‘awun ‘alal ithmi (saling membantu dalam perbuatan dosa).
Kami mengajak kepada segenap pembaca semua, untuk selalu patuh kepada Allah Ta‘ala dan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam. Muslim sejati seyogyanya tidak turut andil meramaikan hari valentine. Karena dia adalah hari raya orang kafir.
Jangan lupa, tanggal 14 februari! Say no to Valentine’s day
Allahu a‘lam bishshawab.
Ditulis oleh : Alfian Nurdiansyah, Lc.
Artikel HamalatulQuran.com