Home Artikel Telaah Kritis Hadis : Manfaatkanlah Lima Perkara Sebelum Lima Perkara

Telaah Kritis Hadis : Manfaatkanlah Lima Perkara Sebelum Lima Perkara

21600
0

Teks hadis

اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِك.

“Manfaatkanlah lima perkara, sebelum datang lima perkara: (1) Masa mudamu sebelum masa tuamu. (2) Sehatmu sebelum sakitmu. (3) Kayamu sebelum miskinmu. (4) Waktu luangmu sebelum sibukmu. (5) Hidupmu sebelum datang matimu.”

Diriwayatkan oleh ibnu Abi Ad Dunya, dari jalur Abdullah bin Al Mubarak, dari Abdullah bin Said bin Abi Hind, dari Ayahnya, dari sahabat Ibnu Abbas, dari Rasulullah shallallahu alaih wasallam.

Ibnu Al Mubarok juga meriwayatkan dalam Az Zuhd (dengan versi sanad yang berbeda), dari Jafar bin Al Burqan, dari Ziyad bin Al Jarrah, dari Amru bin Maimun, dari Rasulullah shallallahu alaih wasallam.

donatur-tetap

Terdapat dua versi riwayat dari Abdullah bin Al Mubarak:

  1. Ibnul Mubarak, dari Abdullah bin Said bin Abi Hind, dari Ayahnya, dari sahabat ibnu Abbas, dari rasulullah shallallahu alaih wasallam.
  2. Ibnul Mubarak, dari Jafar bin Al Burqan, dari Ziyad bin Al Jarrah, dari Amru bin Maimun, dari rasulullah shallallahu alaih wasallam.

Imam Al Baihaqi memberikan keterangan, bahwa telah terjadi kesalahan informasi/riwayat dalam buku Ibnu Abi Ad Dunya. Artinya, versi pertama (a) keliru. Sebab, redaksi sebenarnya dari rangkaian sanad versi (a) adalah demikian:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ

“Ada dua nikmat yang manusia seringkali tertipu dengannya; (nikmat)sehat dan waktu luang.” (HR. Al Bukhari, no 6412). Bukan, اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ.

Sehingga rangkaian sanad yang benar dari redaksi: اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ adalah sanad versi (b).

Akan tetapi, rangkaian sanad itu pun terputus. Karena, Amru bin Maimun merupakan perawi generasi tabiin yang tidak pernah berjumpa dengan Rasulullah shallallahu alaih wasallam.

Problem lainnya terdapat pada riwayat imam Al Hakim dari jalur Abdan, dari Abdullah bin Said bin Abi Hind, dari Ayahnya, dari sahabat ibnu Abbas, dari rasulullah shallallahu alaih wasallam.

Dicetakan kitab Al Mustadrak karya imam Al Hakim, nama Abdullah bin Al Mubarak terhapuskan dari rangkaian sanad, antara ‘Abdan dan Abdullah bin Said. Artinya, ada kekurangan nama saat proses penyalinan ulang sanad tersebut. hal ini berdasarkan lima alasan:

  1. Al Baihaqi telah meriwayatkan juga dari jalur Abdan, dengan menyebutkan nama Abdullah bin Al Mubarak sebagai perantara antara dia dengan Abdullah bin Said, seraya Membawakan redaksi yang benar: نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ
  2. Ibnu Hajar mencantumkan sanad Al Hakim sekaligus redaksi hadisnya dalam Ithaful Maharah dengan menyebutkan nama Abdullah bin Al Mubarak antara ‘Abdan dan Abdullah bin Sa’id bin Abi Hind.
  3. ‘Abdan lahir pada tahun 145 H. Sedangkan Abdullah bin Said wafat pada tahun 140 sekian. Artinya, kemungkinan ‘Abdan mendengarkan informasi secara langsung dari Abdullah bin Said sangatlah kecil.
  4. Para ulama yang menuliskan biografi Abdan, semisal Al Mizzi dan Ibnu Hajar tidak menyebutkan Abdullah bin Said bin Abi Hind di deretan guru-guru ‘Abdan. Demikian pula sebaliknya, mereka tidak menggolongkan Abdan di deretan murid-murid Abdullah bin Said bin Abi Hind.
  5. Abdan termasuk murid terkenal Abdullah bin Al Mubarak. Ia banyak menerima hadis darinya.

Jadi, rangkaian sanad yang benar, adanya perantara antara ‘Abdan dan Abdullah bin Said. Dan perantara tersebut adalah Abdulah bin Mubarak (guru Abdan). Dengan demikian, hakikat riwayat Al Hakim di atas berporos di Abdullah bin Al Mubarak. Tetapi, dengan redaksi yang keliru, yaitu: اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ. Mengapa keliru? Sebab, menyelisihi seluruh riwayat yang berporos di Abdullah bin Mubarak.

Kesimpulan
Rangkaian sanad yang benar untuk redaksi اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ adalah sebagai berikut: Abdullah bin Al mubarak, dari Jafar bin Burqan, dari Ziyad bin Al Jarrah, dari Amru bin maimun, dari rasulullah shallalahu alaih wasallam. Namun, sanadnya lemah. Karena terputus antara Amru bin Maimun, dan rasulullah shallalahu alaih wasallam.

Sedangkan redaksi yang tepat untuk rangkaian sanad; Abdullah bin Al Mubarak, dari Abdullah bin Said, dari ayahnya, dari ibnu Abbas, dari rasulullah adalah نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ. Wallahu a’lam.

Referensi
– Qishar Al Amal, ibnu Abi Ad Dunya, no. 111.
– Az Zuhd, Ibnul Mubarak, 1/2.
– Al Mustadzrak, Al Hakim, 4/341, no. 7846.
– Syuab al Iman, Al Baihaqi, 12/476-477
– Ithaf Al Maharah, Ibnu Hajar, no 7704.
– Tahdzib Al Kamal, Al Mizzi, 15/279.
– Tahdzib At Tahdzib, ibnu Hajar, 2/382.
– At Taqrib, ibnu Hajar, no. 3358

***
Ditulis oleh : Abu Huraerah, Lc.
Artikel HamalatulQuran.com


 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here