Allah ta’la menyantumkan tiga sifat di dalam surat an-Naas, ini memberikan faedah dimana dengan tiga sifat Allah itu hamba memohon perlindungan dari bisikan setan yang menjadi inti dari semua kejahatan dan keburukan, juga bahayanya yang bisa merusak manusia, masyarakat, negara dan peradaban manusia.
Kata yang sering terulang dalam surat an-Naas ini ada kata الناس (manusia), kita adalah satu di antara manusia yang Allah sebut itu. Surat an-Naas ini difokuskan untuk kita sebagai manusia dan Allah memperhatikan kita sebagai hamba-Nya padahal Dia tidak membutuhkan kita sama sekali, ini adalah bentuk pemuliaan Allah kepada kita.
Betapa Allah mencintai kita hingga mewasiatkan di akhir dari kitabNya untuk senantiasa perhatian kepada diri sendiri dan untuk berlindung kepada Allah supaya Dia selalu melindungi diri kita.
مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
“Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang tersembunyi”
الوسوسة (al waswasah) adalah memasukkan ucapan yang sembunyi ke dalam jiwa, bisa jadi dengan suara yang tidak bisa di dengar kecuali orang yang di masuki ucapan tersebut atau dengan tanpa suara atau juga ucapan sembunyi mendorong untuk melakukan keburukan.
الوسواس(al was was) ini pelakunya adalah syaithon (Jin) yang mengiringi manusia, tidaklah manusia kecuali ada syaiton yang mengiringinya/mengikutinya, ini yang di sebut dengan Qoriin yang mempunyai pekerjaan untuk menghiasi manusia suatu keburukan di pandang menjadi kebaikan.
Dinamakan الخناس (al khonnaas) disebabkan lembutnya dan tersembunyinya tempat masuk dan keluar pada manusia.
Rosulullah ‘alaihis sholatu was salam bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia melalui aliran darah”. (HR Muslim)
Seperti inilah keadaan setann kepada manusia, senantiasa duduk di hatinya, selalu mengelilingi sekitarnya, secara diam-diam mendatangi manusia untuk menjerumuskan ke kebinasaan, isti’adzah ini datang untuk melindungi dari bisikan bisikan itu.
Peperangan antara manusia dan syaiton terus menerus, kadang menang kadang kalah. Keadaan ini terus menerus sampai hari kiamat.
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
“yang membisiki (kejahatan) ke dalam dada manusia”
Yang menjadi tempat untuk was wasah adalah dada, maka hakikatnya syaiton tidak sampai masuk ke hati, tetapi hanya sampai di dada yang meliputi hati. Kewajiban seorang mukmin adalah mengusir syaiton yang mengelilingi dada itu, karena sebagaimana seseorang bisa terdampak dengan keadaan sekelilingnya, maka hatipun juga bisa terdampak oleh sekelilingnya.
يوسوس(yu was wisu) ini kata fi’il mudhori’ yang mempunyai makna bahwa bisikan itu akan terus menerus ada dan syaiton tidak akan berhenti dari pekerjaannya ini.
Bisikan syaiton itu ada di dada manusia, hal ini menunjukkan bahwa syaiton itu sangat lemah, ini seperti apa yang Allah firmankan:
إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
“sesungguhnya tipu daya syaitan itu sangat lemah.” (QS an-Nisa’: 76)
Seandainya was wasatus syiton (bisikan setan) itu masuk hati, sungguh ini hal yang sangat sulit untuk dihindari, jika demikian maka hati akan menjadi rumah dan sarang untuk syaiton.
Bersambung…
Referensi: tadabbur-quran.com
Ditulis Oleh: Muhammad Fathoni, B.A
Artikel: HamalatulQuran.Com