Home Aqidah Akidah Imam Asy-Syafi’i (Bag. 3): Kewajiban Pertama Bagi Setiap Muslim

Akidah Imam Asy-Syafi’i (Bag. 3): Kewajiban Pertama Bagi Setiap Muslim

415
0

Dalam beramal setiap muslim hendaknya mengilmui dan membuat skala prioritas dalam beramal, dan tentunya amalan yang wajib harus didahulukan dibandingkan mengerjakan amalan yang bersifat sunnah atau bahkan mubah.

Berikut ini kami sajikan penjelasan terkait kewajiban pertama dan utama bagi setiap muslim untuk diilmui dan diamalkan disertai dengan pandangan langsung Imam Asy-Syafi’i rahimahullah terkait hal ini. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Imam ASy-Syafii rahimahullah terkait ayat diatas beliau berkata,

فأبان الله أنه فرض عليهم أن يعبدوه مخلصين له الدين ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة

“Maka Allah Ta’ala menerangkan bahwa kewajiban bagi setiap muslim adalah beribadah kepada-Nya dengan ikhlas (tauhid), mendirikan hsalat dan menunaikan zakat.” (Al-Umm 1/294)

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasalullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mengutus Mu’adz Radhiyallahu ‘anhu ke Yaman Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّكَ سَتَأْتِيْ قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ ، فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ إِلَىْهِ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ– وَفِيْ رِوَايَةٍ – : إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللهَ – فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَـمْسَ صَلَوَاتٍ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ ، وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْـمَظْلُوْمِ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ.

“Sesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), maka hendaklah pertama kali yang kamu sampaikan kepada mereka ialah syahadat Lâ Ilâha Illallâh wa anna Muhammadar Rasulullah -dalam riwayat lain disebutkan, ‘Sampai mereka mentauhidkan Allah.’- Jika mereka telah mentaatimu dalam hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah Ta’ala mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah mentaati hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang fakir. Dan jika mereka telah mentaati hal itu, maka jauhkanlah dirimu (jangan mengambil) dari harta terbaik mereka, dan lindungilah dirimu dari do’a orang yang teraniaya karena sesungguhnya tidak ada satu penghalang pun antara do’anya dan Allah Ta’ala.” (HR. Al-Bukhari no.1580)

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,

الصلاة هي أبين ما افترض الله عليه بعد توحيد الله وشهادة أن محمدا رسول الله والإيمان بما جاء به من الله

“Shalat merupakan ibadah penting yang Allah Ta’ala wajibnya setelah mentauhidkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah rasul-Nya serta beriman dengan apa yang dibawah olehnya (risalah) dari Allah Ta’ala.” (Al-Umm 1/292)

Suatu Ketika datang seorang lelaki kepada imam Asy-Syafi’i rahimahullah seranya bertanya, “Amal apakah yang paling utama disisi Allah Ta’ala?”

beliau menjawab, “yaitu sesuatu yang amalan tidak akan diterima kecuali dengan hal tersebut.”

Dia bertanya, “Amal apakah itu?”

Beliau berkata, “Beriman (bertauhid) kepada Allah Ta’ala, karena tidak ada dzat yang berhak disembah kecuali Dia.” (Manaqib ASy-Syafi’I 1/387)

Setelah kita ketahui bersama bahwa kewajiban pertama bagi setiap muslim adalah mentauhidkan Allah Ta’ala, maka hendaknya kita cek kembali amal kita, sudahkan tauhid kita benar, sudahkan amal kita murni ikhlas karena Allah tala ataukan tidak.

Referensi: Kitabut Tauhid fii Dhaui ‘Aqidati Al-Imam Asy-Syafi’i

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here