Home Artikel Alquran Serial Ahlu Qiroat #20: Hamzah, Sang Penjual Minyak

Serial Ahlu Qiroat #20: Hamzah, Sang Penjual Minyak

86
0

Beliau adalah Abu Umarah Hamzah bin Habib bin Imarah bin Ismail Al-Kufi. Lahir pada tahun 80 Hijriyah di kota Kufah pada masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan dan sempat bersua dengan beberapa sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Imam Hamzah adalah seorang pedagang minyak yang terkenal oleh karenanya beliau digelari dengan nama Az-Zayyat yang artinya penjual minyak. Dan gelar inilah yang melekat dan familiar hingga saat ini di telinga sebagian besar kaum muslimin saat ini ketika membahas biografi beliau, Imam Hamzah biasa mendatangkan minyak dari Irak dan dijual kepada penduduk Hulwan, selain itu beliau juga menjual keju dan kacang dari Hulwan dan dijual ke Kufah.

Dan demikianlah kedudukan mulianya dengan Al-Quran tidak mengendorkan dirinya untuk senantiasa bekerja mencari rezeki yang halal dengan berjualan.

Guru & Muridnya

Imam Hamzah belajar Al-Quran kepada Al-A’masy dari jalur sahabat Abdullah bin Masud radhiyallahu ‘anhu, Humran bin A’yan,Ibnu Abi Laila Al-Kufi, Muhammad bin Abdurrahman dan Thalhah bin Mushorrif.

Adapun diantara jajaran muridnya adalah Al-Kisai, Salim bin Isa keduanya merupakan sahabat dekatnya, Selin itu ada pula Abdurrahman bin Abi Hammad, Abid bin Abi Abid, Ubaidillah bin Musa, Khallad bin Khalid Al-Ahwal dan Khalaf bin Hiysam. Sifat dan

donatur-tetap

Pujian Ulama 

Beliau adalah sosok yang teguh dengan Al-Quran, hafal banyak hadis, pandai dalam ilmu faroid dan bahasa Arab. Rajin beribadah  • Syu’aib bin Harb berkata: Sufyan At-Tsauri belajar Al-Quran kepada Hamzah 4 kali

• Imam Abu Hanifah berkata kepada Imam Hamzah: Ada dua Hal yang dengannya engkau mengungguli kami dan tidak terbantahkan oleh kami, yaitu Al-Quran dan ilmu Faroid.

• Mindzil berkata: Jika disebutkan para ahli qiroat maka cukuplah dirimu dengan Hamzah, dia pandai dalam bacaan Al-Quran dan Ilmu Faroid

Dikisahkan bahwa Imam Hamzah menetap di Kufah satu tahun kemudian berpindah ke daerah Hulwan, ditempat ini ada yang seorang lelaki yang belajar kepada beliau dan khatam Al-Quran dalam bimbingan beliau. Maka lelaki tersebut mendatangai beliau dengan tujuan untuk memberikan Imam Hamzah 1000 Dirham. Maka beliau berkata: Aku kira dirimu telah memiliki akal? Apa engkau mengira aku mengambil upah dari mengajarkan Al-Quran ini? Aku hanya mengharap surga firdaus (dari mengajari Al-Quran)

Abdullah Al-Ajli berkata: “Beliau meninggal dunia dan meninggalkan hutang sebanyak 1000 Dirham, kemudian dilunasi oleh Yakqub bin Dawud.

Rajin Khatam Al-Quran

Imam Hamzah senantiasa menghabiskan waktu yang ia miliki untuk membaca Al-Quran, tidak ada seorang pun yang melihat beliau melainkan beliau pasti sedang membaca Al-Quran. Dan beliau mengkatamkan Al-Quran sebanyak 25 kali setiap bulannya bahkan dalam riwayat lain 90 kali setiap bulannya.

Teliti dalam Tajwid 

Imam Hamzah terkenal teliti dan tegas mengajarkan bacaan mujawwad (dengan tajwid) dan tartil kepada murid-muridnya

Suatu hari Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah menemui Imam Hamzah ketika mengajar bacaan dengan tajwid dengan tegas seraya bertanya, wahai Hamzah apa ini Mad, Qoth dan Tasydid? Maka beliau menjawab: Wahai abu Abdillah, ini adalah untuk latihan dan pembelajaran bagi yang belajar kepadaku. At-Tsauri pun berkata: engkau telah benar (dalam mengajar)

Semua bacaan Imam Hamzah dengan riwayat tajwidnya semuanya beliau dapati dengan belajar dan dari atsar yang benar. Abdul Aziz bin Muhammad berkata: suatu ketika aku Bersama AlA’masy kemudian Hamzah melewati kami, maka Al-A’masy berkata: “Apa engkau melihat pemuda tadi? Sungguh ia tidak membaca satu huruf pun dari Al-Quran melainkan dengan atarr (riwayat yang shahih)

Ibnu Abu Ad Dunya mengatakan Imam Hamzah menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 150 hijriyah di kota Hulwan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here