Sanad merupakan sebuah silsilah istimewa yang Allah subhanahu wata’ala berikan kepada umat ini. Sudah menjadi hal wajar jika para penuntut ilmu berlomba-lomba untuk ikut menyisipkan nama mereka dalam mata rantai ilmu agama ini.
Namun tahukah anda, melalui perkembangan teknologi sekarang ini muncullah sebuah fenomena menarik yang memudahkan para penuntut ilmu dalam meraih jalur sanad tersebut, yaitu setoran secara online alias jarak jauh.
Sudah cukup banyak pihak yg mulai mengadopsi metode ini, mulai dari yayasan yang bersifat lokal hingga kelas interasional, sebut saja masjid Nabawi dan Masjidil Harom sebagai contohnya. Para pengurus dua masjid mulia tersebut telah menghadiahkan berbagai program online yang bisa dinikmati oleh kaum muslimin diberbagai belahan dunia, termasuk program halaqot Al-Quran jarak jauh. Sebuah semangat nyata dalam mengamalkan hadits Nabi Muhammad shollallhu ‘alaihi wasallam:
إنَّ اللَّهَ وملائِكتَهُ وأَهلَ السَّماواتِ والأرضِ حتَّى النَّملةَ في جُحرِها وحتَّى الحوتَ ليصلُّونَ على معلِّمِ النَّاسِ الخيرَ
“Sesungguhnya Allah dan para MalaikatNya, serta penduduk langit dan bumi hingga semut yg berada di liang tempat tinggalnya serta ikan di lautan, senantiasa mendoakan kebaikan untuk orang-orang yang mengajarkan ilmu agama” (HR At Tirmidzi dan dishahihkan oleh Albani)
Meskipun berbagai banyak kemudahan dapat dirasakan, namun bukan menuntut ilmu namanya jika tanpa pengorbanan, mulai dari kuota internet, waktu, biaya hingga berbagai gangguan yg kerap muncul di tengah pembelajaran.
Pada artikel kali ini, penulis ingin sedikt mengupas beberapa poin penting yg perlu kita perhatikan saat ingin mengambil sanad via online yang telah dijelaskan oleh para ulama zaman ini.
• Hendaknya proses pengambilan sanad dilakukan secara “live” alias langsung, bukan dengan merekam suara maupun video untuk kemudian dikirimkan kepada guru dan sebaliknya.
• Pastikan koneksi internet lancar, hal tersebut bertujuan agar sambungan tidak terputus saat tengah menyetorkan hafalan, sehingga tidak ada satu kata pun yg luput dari perhatian sang guru. Sebab seorang pengajar memiliki keharusan untuk menyimak dengan baik hafalan sang murid serta membenarkan kesalahannya.
Adapun jika ternyata dalam prosesnya terjadi gangguan yang tidak terduga, maka hendaknya sang guru meminta agar muridnya mengulang dari bacaan terakhir yang ia dengar.
• Jika memungkinkan, hendaknya proses pengambilan sanad tersebut dilakukan dengan video call, bukan sekedar panggilan suara. Hal tersebut bertujuan agar sang guru benar-benar yakin bahwa yg tengah membaca saat itu adalah muridnya yang dimaksud, buka orang lain. Disamping itu, panggilan video juga memberikan kemudahan kepada sang pengajar untuk menjelaskan beberapa hal yg mungkin belum diketahui oleh muridnya.
• Jika memang panggilan video tidak memungkinkan, alias hanya bisa melalui panggilan suara, maka seyogyanya sang guru menghafal dengan baik suara anak muridnya sebelum memulai perjalanan dalam pengambilan sanad.
Kesimpulan
Jika anda memiliki kesempatan untuk mengambil sanad secara online, maka tak perlu ragu untuk mengikutinya. Tentunya setelah memohon pertolongan kepada Allah ta’ala serta memperhatikan berbagai syarat yang telah kami paparkan diatas.
Berbagai syarat diatas sendiri tidak terbatas pada mereka yg hendak mengambil sanad Al-Quran saja, namun juga bagi mereka yg hendak mengambil sanad hadits-hadits Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam.
Semoga Allah ta’ala mengaruniakan kepada kita ilmu yang bermanfaat, Amiin.
Referensi:
• Bughyah Ath Thullab fi Rof’i Al Irtiyab karya Ahmad Al ‘Anqori hafidhohulloh.
*****
Penulis : Afit Iqwanuddin, Amd., Lc.
(Alumni PP. Hamalatul Quran dan mahasiswa pascasarjana fakultas Al Quran jurusan qiroat, Universitas Islam Madinah)
Artikel: www.hamalatulquran.com