Allah maha Lathiif yang bermakna maha lembut, kelembutan Allah untuk semua makhluk-Nya, diantara bentuk kelembutan Allah adalah bahwa Allah telah menetapkan ketetapan untuk hamba-hamba-Nya, diantara ketetapanNya adalah datangnya musibah dengan berbagai macamnya. Hamba tidak mengetahui dari mana kedatangan kebaikan dan keburukan, bisa jadi kebaikan datang dari hal-hal yang di benci dan bisa jadi keburukan datang dari hal yang dia cintai.
وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 216)
Allah memberi syariat yang wajib ditegakkan oleh hamba-Nya dalam bentuk perintah dan larangan bukan karena Dia ingin mempersulit hamba atau tidak cinta kepada hamba, tetapi justru dengan adanya perintah dan larangan itu menjadi tanda dan bukti bahwa Dia sangat sayang dan lembut kepada hamba-Nya.
Diantara kemaha lembutan Allah kepada hamba-Nya adalah ketika hamba tersebut hidup di kalangan masyarakat yang baik, mendapati kedua orang tuanya yang sholeh, tetangga yang baik-baik, banyak alim ulama disekitarnya, banyak yang ngaji, dst dari berbagai kebaikan yang dia dapati di sekelilingnya. Hal ini seperti yang didapati wanita agung yang Allah ta’ala muliakan dia yaitu Maryam binti Imron -rohimahumallah-.
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا
Maka Robbnya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. (QS. Ali Imron: 370)
Ketika seseorang hidup di kalangan yang baik, masyarakat yang menjunjung tinggi syareat islam, bisa belajar kepada para asaatidzah, maka ini bentuk kelembutan Allah yang sangat agung untuk hamba tersebut, karena sumber munculnya kebaikan seseorang dari sebab yang bermacam-macam, dan paling sering dan paling banyak adalah dari lingkungan yang baik.
Diantara kemaha lembutan Allah kepada -juga adalah ketika Allah memberinya rizki yang halal, baik dan berkah. Dengan rizki tersebut hati menjadi qonaah (menerima apa adanya), jiwa terasa tenang, dan rizkinya tidak menyibukkan hamba tersebut dari tujuan dia diciptakan yaitu beribadah kepada Allah. Bahkan dengan rizkinya itu dia terdorong untuk semakin giat untuk beribadah mendekatkan diri kepada Robnya dengan mendalami islam dan mengamalkannya.
Diantara kemaha lembutan Allah kepada hamba-Nya juga adalah ketika Allah memberikan kepada hamba pasangan dan keturunan yang sholeh dan sholehah yang menyejukkan pandangan mata, dan ketika Allah mengujinya dengan berkurangnya anggota keluarganya dia bisa bersabar atas musibah tersebut, dan bahkan meyakini apa yang di ambil oleh Allah itu lebih baik dari pada apa yang di sisinya. Hal ini termasuk nikmat yang agung dan kelembutan dari Allah kepada hamba-Nya tersebut.
Diantara kemaha lembutan Allah adalah ketika Allah menyelamatkan hamba-Nya dari hal-hal yang bisa melemahkan iman dan dari hal yang bisa mengikis keyakinannya.
Inilah beberapa perwujudan dan dampak dari nama Allah Al-Lathiif. Semoga Allah senantiasa memberikan taufik-Nya kepada penulis dan pembaca.
Referensi : kitab tsalaatsuuna majlisan fit tadabbur
Ditulis Oleh: Muhammad Fathoni, B.A