Home Akidah Tanda Haji yang Mabrur

Tanda Haji yang Mabrur

1821
0

 

Source : pinterest

Bismillah..

Haji adalah ibadah yang sangat agung, salah satu dari rukun islam dan termasuk syiar islam.

Tidak main-main ganjarannya… Surga!

Dari Ibnu Umar –semoga Allah meridhai keduanya (Umar dan anaknya) beliau berkata: Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

donatur-tetap

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْس
شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Islam dibangun atas 5 (rukun): Persaksian (syahadat) bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, dan menegakkan sholat, menunaikan zakat, haji, dan puasa Ramadlan.

(HR. Bukhari dan Muslim)

Kewajiban Berhaji

Haji wajib bagi yang mampu sekali dalam seumur hidup, tidak setiap tahun. Maka bagi siapa yang sudah menunaikan kewajibannya haji yang berikutnya hukumnya sunnah.

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,

خَطَبَنَا رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ: – ” إِنَّ اَللَّهَ كَتَبَ عَلَيْكُمُ اَلْحَجَّ ” فَقَامَ اَلْأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ فَقَالَ: أَفِي كَلِّ عَامٍ يَا رَسُولَ اَللَّهِ? قَالَ: ” لَوْ قُلْتُهَا لَوَجَبَتْ, اَلْحَجُّ مَرَّةٌ, فَمَا زَادَ فَهُوَ تَطَوُّعٌ ” – رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, غَيْرَ اَلتِّرْمِذِيِّ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah di hadapan kami dan berkata, “Allah telah mewajibkan haji pada kalian.”

Lantas Al Aqro’ bin Habis, ia berkata, “Apakah haji tersebut wajib setiap tahun?”

Beliau berkata, “Seandainya iya, maka akan kukatakan wajib (setiap tahun). Namun haji cuma wajib sekali. Siapa yang lebih dari sekali, maka itu hanyalah haji yang sunnah.”

(Dikeluarkan oleh yang lima selain Imam Tirmidzi. (HR. Abu Daud no. 1721, Ibnu Majah no. 2886, An Nasai no. 2621, Ahmad 5: 331. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
https://sunnah.com/bulugh/6/13

Pengertian Haji Mabrur

Setiap orang yang berhaji akan mendambakan kalau haji nya kan menjadi haji yang mabrur, mengingat pahala yang sangat besar bagi orang yang haji nya mabru.
Dari Jabir –semoga Allah meridhainya beliau berkata: Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةَ

“Haji yang mabrur tidak lain pahalanya adalah surga.”( HR. al-Bukhari)

قال ابن خالويه: المبرور المقبول؛ وقال غيره: الذي لا يخالطه شيء من الإثم ورجحه النووي

Ibnu Kholawaih berkata, “Haji mabrur adalah haji yang haji yang diterima (maqbul).”

Ulama yang lainnya mengatakan, “Haji mabrur adalah haji yang tidak tercampuri dengan dosa.” Pendapat ini dipilih oleh An Nawawi. ( Fathul Bari, 3/382)

Ciri – Ciri Haji Mabrur

Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya mengenai ciri-ciri haji yang mabrur.
Dari Jabir, ia berkata,

سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن بر الحج قال إطعام الطعام و طيب الكلام

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang haji yang mabrur “Suka bersedekah dengan bentuk memberi makan dan memiliki tutar kata yang baik.” (HR. Hakim)

Dalam hadits diatas Nabi menjelaskan ada dua ciri-ciri haji yang mabrur diantaranya gemar berbagi, suka membantu orang lain, ringan untuk mengeluarkan harta nya dalam rangka membantu oranglain. Maka haji yang mabrur akan memiliki semangat bersedak yang tinggi setelah dia pulang haji.

Kemudian ciri kedua yang dikatakan Nabi adalah memiliki tutur kata yang baik. Ucapan yang keluar dari lisan nya adalah ucapan-ucapan yang baik. Lisan nya penuh dengan kata-kata yang bermanfaat baik untuk akhirat dan dunianya seperti berdzikir dan membaca alquran.

Maka kita hadits Nabi diatas menjadi bahan intropeksi diri, apakah ciri-ciri yang nabi sampaikan ada pada diri kita setelah kita berhaji, jika ada maka ini suatu kabar gembira, kita berharap ibadah haji yang kita lakukan bermanfaat disisi Allah dan menjadi haji yang mabrur. Jika ternyata keadaan kita tidak selaras seperti yang Nabi sampaikan, maka masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri menju hal yang lebih baik.

Wallahu ‘Alam..

***

Ditulis oleh : Muhamad Reza Nurudin, Lc

(Alumni Pondok Pesantren Hamalatulquran Yogjakarta, S1 Universitas Al- Azhar Cairo, Mesir, Fakultas Syariah Islamiyyah)

hamalatulquran.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here