Surat an-naas di buka dengan tiga isti’adzah (mohon perlindungan) yaitu: mohon perlindungan kepada Robbnya manusia (رب الناس), rajanya manusia (ملك الناس) dan sesembahannya manusia (إله الناس) hal ini dikarenakan sesuatu yang orang mukmin berlindung darinya yaitu bisikan syaithon bisa mempengaruhi keselamatan agamanya.
Keselamatan agama seseorang adalah hal yang paling penting dan paling agung, maka dari itu berlindung dari hal yang bisa merusaknya adalah hal yang paling ditekankan, dan dalam surat an-naas ini berlindung kepada tiga shifat Allah subhanahu wa ta’ala yaitu robnya manusia, rajanya manusia dan sesembahannya manusia, ini suatu hal yang sesuai antara yang dimintai perlindungan dengan suatu hal yang berlindung darinya.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ “katakan aku berlindung kepada robnya manusia” ini adalah bimbingan dari Allah kepada nabiNya Muhammad ‘alaihis sholatu was salam dan juga kepada umatnya untuk meminta perlindungan kepadaNya dari musuhnya musuh yaitu iblis dan pasukannya laknatullah yang menggoda manusia dengan berbagai bisikan dan godaan. Isti’adzah (minta perlindungan) adalah lari dengan hati nurani, pikiran dan perasaan kepada sang pencipta.
Minta perlindungan kepada Rob, murobbi dan pengatur semua perkara manusia, karena semua yang ada dalam alam semesta ini adalah hamba Allah,
إِن كُلُّ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَٰنِ عَبْدًا . لَّقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا . وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا
“Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” (QS. Maryam: 93-95)
Semua yang ada tunduk di bawah kekuasaan Allah, maka Dia kuasa untuk menundukkan manusia dan jin dan melindungi dari kejahatan mereka.
مَلِكِ النَّاسِ “Raja manusia” Allah bersifat malik (raja dan pemilik), sifat malik adalah sifat keagungan, maka Allah adalah raja, pemilik, penguasa yang mempunyai kuasa untuk mewujudkan keinginannya dan semua yang ada adalah hambaNya yang tidak akan keluar dari perintahNya, Dia yang mempunyai kekuasaan yang muthlak, kerajaan yang sempurna, tidak membutuhkan apapun dan siapapun.
إِلَٰهِ النَّاسِ “sesembahan manusia” Allah menyebutkan uluhiyahNya setelah rububiyah dan malik, supaya hambaNya yang berlindung kepadaNya benar-benar ingat bahwa yang mempunyai sifat-sifat itu adalah Dia satu-satunya dzat yang berhak disembah/diibadahi dan Dia satu-satunya dzat yang kepadaNya berlindung. Siapa saja yang semakin tulus dan tinggi tauhidnya maka semakin Allah memberi perlindungan kepadanya.
Siapa yang mengenal dan faham tiga sifat ini dan membacanya dengan menghadirkan hati juga mengulang ngulanginya, maka dia akan mengenal Robnya, tenang jiwanya, dan hatinya pasti akan menggantung kepada yang memiliki penciptaan dan perintah yaitu Allah ta’ala. Maka tidak ada yang pantas untuk ditakuti, diharapi, dicintai, ditunduki kecuali Dia dan tidak menyandarkan diri kecuali hanya kepadaNya.
Bersambung…
Sumber: tadabbur-alquran.com
Ditulis Oleh: Muhammad Fathoni, B.A