Bismillah…
Kaum muslimin yang semoga senantiasa dirahmati Allah ta’ala, ketahuilah bahwa sesungguhnya sebab terbesar dan utama untuk mendapatkan syafaat adalah memurnikan tauhid dan ikhlas kepada Allah ta’ala, serta ittiba’ (mengikuti dan meneladani) petunjuk Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dalam beragama.
Di samping itu, dalam hadits-hadits yang shahih Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menyebutkan beberapa amalan shalih yang menjadi sebab untuk meraih syafaat pada hari kiamat nanti, diantaranya :
1. Mentauhidkan Allah.
Sesungguhnya syafaat di hari kiamat hanya akan berlaku bagi orang-orang yang mentauhidkan Allah ta’ala.
ما كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
“Tiadak sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. (9: 113)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَة؟ِ فَقَالَ لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلَنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيث،ِ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ‘Aku bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam; ‘Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling beruntung mendapatkan syafaatmu pada hari kiamat kelak? ‘ Nabi shalallahu alaihi wa sallam menjawab: “Wahai Abu Hurairah, sungguh aku sudah menduga bahwa tak ada seorangpun yang lebih dahulu menanyakan hal ini kepadaku dibandingkan engkau, karena semangatmu dalam mencari hadits. Adapun manusia yang paling beruntung dengan syafaatku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan laa-ilaaha-illa-llaah, dengan tulus dari lubuk hatinya.” (HR. Bukhari)
2. Membaca Al Quran dengan Merenungi Kandungan Maknanya.
Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
اقْرَأُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al Quran karena sesungguhnya bacaan Al Quran itu akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafaat bagi orang-orang yang membacanya (sewaktu di dunia).” (HR Muslim).
3. Memperbanyak Sujud (shalat).
Dari Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami radhiyallahu’anhu, beliau berkata,
كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ ، فَقَالَ لِي : سَلْ ، فَقُلْتُ : أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ ، قَالَ : أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ ، قُلْتُ : هُوَ ذَاكَ ، قَالَ : فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ
Aku pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku menyiapkan air wudhu` dan keperluan beliau. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, ‘Mintalah sesuatu!’ Maka sayapun menjawab, ‘Aku meminta kepadamu agar memberi petunjuk kepadaku tentang sebab-sebab agar aku bisa menemanimu di Surga’. Beliau menjawab, ‘Ada lagi selain itu?’. ‘Itu saja cukup ya Rasulullah’, jawabku. Maka Rasulullah bersabda, ‘Jika demikian, bantulah aku atas dirimu (untuk mewujudkan permintaanmu) dengan memperbanyak sujud (dalam shalat).” (HR. Muslim)
4. Memperbanya Puasa.
Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻳَﺸْﻔَﻌَﺎﻥِ ﻟِﻠْﻌَﺒْﺪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ، ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ : ﺃَﻱْ ﺭَﺏِّ، ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡَ ﻭَﺍﻟﺸَّﻬَﻮَﺍﺕِ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ : ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻨَّﻮْﻡَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻴُﺸَﻔَّﻌَﺎﻥِ
“Amalan puasa dan membaca Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari kiamat. Puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Dan Al-Qur’an berkata: Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafa’at.” (HR. Ahmad)
5. Berdoa Setelah Mendengarkan Kumandangn Adzan.
Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَىَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِىَ الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِىَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
“Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya, kemudian bershalawatlah kalian kepadaku, karena barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali maka Allah akan membalasnya sepuluh kali kepadanya, kemudian mintalah kepada Allah wasilah untukku, karena sesungguhnya ia itu adalah kedudukan yang tinggi di surga, yang tidak pantas (ditempati) kecuali oleh seorang hamba dari para hamba-hamba Allah1. Dan aku berharap akulah hamba tersebut. Barangsiapa yang memohon wasiilah untukku, maka dia berhak (mendapatkan) syafaatku.” (HR. Muslim).
6. Jenazah yang Dishalatkan oleh Empat Puluh Orang Ahli Tauhid.
Dari Abdullah bin Abbas beliau berkata sungguh aku mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلاً لاَ يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ شَفَّعَهُمُ اللَّهُ فِيهِ
“Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lalu jenazahnya dishalatkan oleh empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu (ahli tauhid), kecuali Allah akan menerima (mengabulkan) syafaat mereka terhadapnya.” (HR. Muslim)
***
Referensi:
https://www.alukah.net/sharia/0/102328/
Ditulis Oleh: Muhammad Fatwa Hamidan
(Mahasiswa Universitas Islam Madinah, alumni PP Hamalatul Quran DIY)