Home Artikel Persepsi Salah Tentang Sedekah

Persepsi Salah Tentang Sedekah

826
0

Mayoritas jiwa manusia itu senantiasa terselimuti dengan keinginan mengumpulkan dan memiliki harta yang banyak, Dan disini setan sering hadir mengganggu manusia tatkala ia ingin berderma dan berinfak fii sabilillah. Allah Ta’ala berfirman,

ٱلشَّيْطَٰنُ يَعِدُكُمُ ٱلْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِٱلْفَحْشَآءِ

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).” (QS. Al Baqarah: 268)

Maka datanglah nash atau dalil syariat untuk memenuhi hati hamba-hambanya dengan keyakinan yang kuat demi mengharap apa-apa yang ada disisi Allah Ta’ala

وَٱللَّهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

donatur-tetap

“Sedangkan Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.” (QS. Al Baqarah: 268)

Selain ayat diatas Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam pun telah bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” ( HR. Muslim no. 2558)

Sungguh petuah nabawi yang amat indah ringkas dan penuh makna, menusuk ke dalam hati untuk memberikan arti berbeda dari apa yang dilihat secara dhahir atau langsung oleh manusia dengan mata kepala mereka sendiri serta hitungan matematik yang dimiliki, yaitu bahwa sedekah harta walau secara dhahir nampak berkurang hartamya namun secara hakekat syariat ia kembali kepada pemiliknya dalam bentuk keberkahan yang banyak. Dan sungguh harta sedikit yang penuh keberkahan itu lebih baik dibandingkan harta yang banyak namun tidak diberkahi oleh Alah Ta’ala.

Harta Berkurang dengan Sedekah?

Sungguh persepsi manusia bahwa dengan bersedekah harta akan berkurang adalah persepsi yang salah. Lantas apa hakekat tidak berkurangnya harta dengan sedekah?

Sedekah dan infak itu dari segi kebaikan secara umum tidak pernah mengurangi harta, karena walau sedekah mengharuskan nampak berkurangnya harta dari satu sisi akan tetapi harta tersebut bertambah dari berbagai sisi. Karena sedekah itu membuat harta berkah, menhindarkan diri dari musibah dan penyakit, membukakkan berbagai pintu rezeki bagi orang yang bersedekah. Apakah keberkahan dan bertambahnya banyak kebaikan ini layak disebut sebagai kekurangan?

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

أنها تقي مصارع السوء وتدفع البلاء حتى إنها لتدفع عن الظالم وتطفئ الخطيئة وتحفظ المال وتجلب الرزق وتفرح القلب وتوجب الثقة بالله وحسن الظن به

“Sungguh bersedekah itu mencegah kematian yang jelek, mencegah bala’ sampai penggemar maksiat pun terjaga dari bala’ karena rajin bersedekah, menghapus dosa, menjaga harta, mendatangkan rezki, membuat gembira hati dan menyebabkan hati yakin dan baik sangka kepada Allah” (Uddah ash-Shabirin hlm.490).

Diantara manfaatnya yang disampaikan Ibnu Qoyiim rahimahullah adalah:

  1. Dijaga Allah dari kematian yang buruk, semisal mati sedang melakukan maksiat, mati dicabik-cabik singa, dimakan buaya dll, mati dibunuh plus mutilasi, dsb.
  2. Mencegah bala’, wabah, malapetaka, siapapun pelakunya baik dia seorang muslim yang taat ataupun penggemar maksiat.
  3. Menghapus dosa. Jika “sedekah” kepada anjing kehausan itu menghapus dosa pelacur, apalagi sedekah untuk penuntut ilmu agama, penghafal al-Qur’an, sedekah Alat Pelindung Diri (APD) untuk petugas kesehatan, sedekah bahan makanan pokok untuk orang yang harus menjalani karantina dll. Sedekah semisal ini tentu lebih dasyat menghapus dosa pelakunya.
  4. Menjaga harta. Sedekah adalah perintah Allah dan Nabi menjanjikan bahwa siapa yang melakukan perintah Allah, maka Allah akan jaga diri dan hartanya.
  5. Mendatangkan dan keberkahan rizki. Sebaliknya pelit itu berdampak kehancuran harta atau hilangnya keberkahan harta.
  6. Sumber kebahagiaan hati adalah menolong sesama dengan bersedekah dan lainnya.
  7. Bukti sekaligus kiat melatih diri untuk yakin dan berbaik sangka kepada Allah.

Apakah setelah kita tahu betapa banyak manfaat sedekah diatas masih akan mengatakan bahwa dengan sedekah harta kita akan berkurang? Tidak, tentu muslim yang baik akan mulai berfikir dan menanamkan makna dan hakekat sedekah yang sejati dalam hatinya.

Dan selain manfaat di atas, manfaat sedekah yang amat agung adalah dengan sedekah Allah menghapuskan dosa-dosa dan kesalahan hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

إِن تُبْدُوا۟ ٱلصَّدَقَٰتِ فَنِعِمَّا هِىَ ۖ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا ٱلْفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّـَٔاتِكُمْ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 271)

Ibnu Abi Hatim rahimahullah menceritakan bahwa sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma membaca ayat

وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّـَٔاتِكُمْ

Kemudian ia berkata: Dengan sedekahlah dosa dan kesalahan akan dihapuskan. (Ad-Dur Al-Mantsur fi At-Tafsiri bi Al-Ma’tsur 2/86)

Seorang penyair pernah berkata,

يَرَى البَخِيْلُ سَبِيْلَ المَالِ وَاحِدَةً   **   إِنَّ الجَوَّاد يَرَى فِي مَالِهِ سُبُلا

“Orang bakhil memandang bahwa jalan harta itu hanyalah satu, sedangkan orang dermawan memandang bahwa banyak jalan pada hartanya”

Semoga Allah jauhkan sifat bakhil dan kikir dari diri kita, serta menjadikan kita hamba-hamba yang gemar berbuat kebaikan. Dan semoga Allah terimal amal ibadah kita.

***

Referensi:

– Qowaid Nabawiyyah karya syaikh Umar bin Abdillah Al-Muqbil hafidzahullah

Ditulis Oleh : Muhammad Fatwa Hamidan, Lc.

Artikel HamalatulQuran.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here