Allah subhanahu wata’ala berfirman :
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada-Mu dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan ibadah (haji) kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Baqarah : 128)
Istiqomah Itu Butuh Pertolongan dari Allah ta’ala
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada-Mu dan (jadikanlah) anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu.”
Dalam doa diatas Nabi Ibrahim ‘alaihissalam meminta kepada Allah ta’ala agar menjadikan dirinya dan anaknya (Ismail ‘alaihissalam) sebagai orang-orang yang istiqomah, dan tegar untuk selalu tunduk kepada Allah ta’ala, maka saat kita ingin istiqomah dan senantiasa tunduk dan taat kita butuh bantuan dan pertolongan Allah subhanawu wa ta’ala, oleh karena itu diantara doa yang senantiasa dilantunkan dan diajarkan oleh Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi)
Para Nabi dan Rasul mereka berdoa kepada Allah ta’ala agar bias istiqomah dalam islam, agar istiqomah dalam ketaatan. Jika demikian dengan para Nabi, seperti Nabi Ibrahim ‘alaihissalam Nabi Ismail ‘alaihissalam dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa saalam maka kita lebih berhajat dan membutuhkan untuk merendahkan diri dan memelas kepada Allah subhanahu wa ta’ala, agar Allah ta’ala memberikan kepada kitaketeguhan, kesabaran dan keistiqomahan dalam beribadah.
Doa Orangtua untuk Anak-Anaknya
وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ
“Dan (jadikanlah) anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu.”
Dalam ayat diatas dapat kita ambil pelajaran bahwa hendaknya para orangtua tidak lupa untuk senantiasa mendoakan anak-anaknya. Maka orangtua teladan orangtua yang baik adalah orangrtua yang tidak lupa menyisipkan nama anak-anak mereka dalam untaian doa yang mereka panjatkan kepada Rabb semeta saat mereka sujud maupun ruku’ beribadah kepada Allah ta’ala agar Allah memberikan kebaikan kepada anak keturunannya.
Dalam ayat yang lain diceritakan pula bahwa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar keturunannya diselamatkan dari kemusyrikan, sebagaimana Allah berfirman :
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“Dan jauhkanlah aku beserta anak keturunanku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim : 35)
Manusia itu Pada Dasarnya Tidah Tahu
وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا
“Dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan ibadah (haji) kami.”
Dalam ayat ini menunjukkan bahwa hukum asal manusia adalah tidak tahu atau bodoh, oleh karena itu Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah ta’ala agar diajari bagaimana cara beribadah yang benar. Maka dari itu pada dasarnya manusia adalah hamba yang tidak tahu dan bodoh kecuali yang mendapatkan hidayah dan peyunjuk dari Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana firman Allah ta’ala dalam hadits qudsi :
يَا عِبَادِي! كُلُّكُمْ ضَال إِلَّا مَن هَدَيْتُه فَاسْتهدُوْنِيْ أَهْدكم
“Wahai hamba-Ku ! kalian tersesat (tidak memiliki ilmu) kecuali orang-orang yang Aku beri petunjuk, maka hendaknya kalian minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku memberinya.” (HR. Muslim)
Dan dalam ayat ini pun menjadi dalil pokok bahwa hukum asal ibadah adalah terlarang, kecuali yang diajarkan oleh Allah ta’ala dan Rasul-Nya. Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim)
Wallahu ta’ala a’lam
Ditulis Oleh: Muhammad Fatwa Hamidan
Tulisan ini kami sadur dari video khutbah Idul Adha Ustadz Aris Munandar hafidzahullah di Pondok Pesantren Hamalatul Quran Yogyakarta 4 tahun lalu dengan beberapa tambahan seperlunya, video lengkapnya Hamalah TV