Home Artikel Adab dan Akhlak Makan yang Bernilai Ibadah

Makan yang Bernilai Ibadah

1432
0

Para pembaca yang semoga selalu dirohmati Allah Ta’ala.

Manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan membutuhkan asupan gizi yang bisa menopang kekuatan badan lahiriyahnya, makan dan minumlah yang menjadi sumber penopang asupan  gizi itu. Syariat Islam telah mengatur bagaimana semestinya umatnya makan dan minum, lantas bagaimana syariat islam mengatur masalah makan dan minum ini ? Berikut ulasannya.

Tidak dipungkiri bahwa makan dan minum menjadi kebutuhan primer manusia, kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan, apabila kegiatan makan dan minum ini dilakukan dengar benar dan tepat, niscaya itu akan menjadi kebaikan bagi pelakunya dunia akhirat. Bagaimana cara menjadikan kegiatan makan dan minum ini menjadi kebaikan bagi pelakunya dan menjadi sebagai amal ibadah ?

1. Jadikan kegiatan ini sarana untuk menunjang ibadah kepada Allah, jika makan minum dilakukan untuk menopang ibadah kepada Allah, maka itu bisa menjadi suatu ibadah dan berpahala dalam kegiatan makan minumnya itu. Dalam suatu qoidah mengatakan,

الوسائل لها أحكام المقاصد

“Sarana itu mempunyai hukum tujuan”

donatur-tetap

Kegiatan makan dan minum adalah sarana untuk mengembalikan energi yang hilang sehingga dengan makan dan minum energi yang hilang bisa kembali dan bisa melakukan aktifitas ibadah lagi.

2. Jadikan kegiatan makan dan minum itu bentuk ketaatan kepada Allah ta’ala, sebagaimana firmanNya

 يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaian kamu yang bagus setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.(QS Al Arof 31)

Jika makan minum dilakukan karena perintah Allah seperti ayat di atas, maka kegiatan tersebut akan bernilai ibadah, karena ketaatan kepada Allah.

3. Usahakan makan minum sesuai perintah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, jika aktifitas makan minum didasari mencontoh Rasul alaihis shalatu was salam,seperti makan dengan tangan kanan, makan di mulai dari yang terdekat, membaca basmalah sebelum makan dan hamdalah setelahnya, maka itu semua ternilai ibadah di sisi Allah, karena kegiatan tersebut diniatkan mencontoh baginda Rasul alaihis shalatu was salam.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

يا غلام سم الله و كل بيمينك و كل مما يليك

“wahai anak kecil, bacalah basmalah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang terdekat denganmu”. (HR Bukhari dan Muslim)

4. Jahui larangan Allah dan Rasul-Nya, larangan ketika makan dan minum, di antara hal yang di larang oleh Allah dan Rasul-Nya dalam makan dan minum adalah :

  • Berlebih lebihan, Allah berfirman:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِين

“… makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. Q.S Al A’rof 31.

Cukup seseorang makan dengan kadar yang secukupnya, sepertiga perut untuk makan, sepertiga lagi untuk minum dan sepertiga lagi untuk nafas, hindari mememenuhi perut sampai kekenyangan yang sangat.

  • Boros, Allah berfirman :

وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا * إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورً

“dan janganlah kamu berbuat boros. Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS Al Isro’ : 26 – 27)

Dalam pemborosan itu ada kemiripan dengan syaiton, karena syaiton tidak taat kepada Allah, dan manusia yang berbuat boros dia telah keluar dari ketaatan kepada Allah.

  • Makan minum dengan tangan kiri, Nabi alaihis sholatu was salam bersabda :

إذا أكل أحدكم فليأكل بيمينه  و إذا شرب فليشرب بيمينه  فإن الشيطان يأكل بشماله  و يشرب بشماله

“Apabila kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya, dan apabila kalian minum maka minumlah dengan tangan kanannya, sesungguhnya syaiton makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya”. (HR. Muslim)

Makan dan minum dengan tangan kiri menyerupai makan dan minumnya syaiton, sedang Allah dan Rasul-Nya telah melarang manusia untuk menyerupai para syaiton, bahkan syaiton itu musuh yang nyata bagi manusia, tapi alangkah mirisnya keadaan yang ada, dijumpai begitu banyak kaum muslimin yang makan dan minum dengan tangan kiri dan dengan bangganya berbuat demikian, wal’iyadzu billah.

Inilah beberapa hal yang bisa menjadikan kegiatan makan minum menjadi ibadah kepada Allah. Dan sungguh Allah maha Rohmah (sayang) kepada hambaNya, yang telah menjadikan aktifitas keseharian bisa menjadi nilai ibadah disisiNya.

Semoga penulis dan pembaca diberi taufiqNya, sehingga aktifitas makan minum dan lain sebagainya tidak hanya bernilai duniawi semata, melainkan bernilai ibadah di sisi Allah. Wa Allahu A’lam bis showab.

Ditulis Oleh: Muhammad Fathoni, B.A

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here