Bismillah…
Tak dapat dipungkiri pentingnya mempelajari bahasa arab. Karena bahasa ini adalah bahasa Alquran, yang merupakan kitab suci paling mulia yang Allah Ta’ala telah turunkan kepada umat manusia. Bahasa yang juga digunakan oleh nabi Muhammad shallallahu alaih wasallam dalam kesehariannya. Bahasa yang sangat kaya kosa kata. Bahasa yang tak terbatasi oleh suku, ras dan bangsa.
Ya, Bahasa itu adalah bahasa arab. Bahasa terbaik yang pernah ada sepanjang perjalanan hidup umat manusia.
Perlu diketahui! Tak sedikit orang-orang non muslim mulai mempelajari dan mendalami Bahasa arab. Padahal, mereka adalah umat yang belum mengenal Alquran dan sunnah. Mereka belum merasakan nilai-nilai kebaikan dan keindahan yang terdapat di dalamnya. Tetapi semangat mereka mampu mengalahkan semangat sebagian besar dari umat islam. Tentunya hal ini merupakan fakta yang amat menyedihkan.
Pentingnya Mempelajari Bahasa Arab
Semua pesan penting agama ini, Allah telah mengutus para ahli untuk menerangkannya kepada umat. Diantaranya bahasa arab. Banyak ungkapan para ulama yang mengandung pencerahan kepada umat Islam tentang pentingnya belajar Bahasa arab.
Berikut diantaranya. Mudah-mudahan bisa membakar kembali semangat kita agar lebih giat belajar Bahasa arab.
Pertama, Az Zamakhsyari rahimahullah ketika memberikan pesan kepada mereka yang membenci bahasa arab, mereka yang tak obyektif dalam menyampaikan opini tentang bahasa arab, dan mereka yang merendahkan bahasa arab. Kata beliau,
وَذَلِكَ أَنَّهمُ لاَ يَجِدُوْنَ عِلْمًا مِنْ العُلُومِ الإِسْلاَمِيَّةِ فِقْهِهَا وَكَلَامِهَا وَعِلْمَي تَفْسِيْرِهَا وَأَخْبَارِهَا إِلَا وَافْتِقَارُهُ إِلَى العَرَبِيَّةٍ بَيِّنٌ لَا يُدْفَعُ وَمَكْشُوْفٌ لَا يَتَقَنَّعُ
“Demikian itu, karena mereka tidak akan menemukan ilmu-ilmu agama; fikih, akidah, tafsir, serta hadis, kecuali sangat membutuhkan bahasa arab. Ini merupakan perkara jelas yang tak dapat dipungkiri atau ditutupi.”
Kedua, Ibnu Taimiyah rahimahullah pun menerangkan alasan pentingnya mempelajari dan mengenal bahasa arab. Beliau menuturkan,
فَإِنَّ نَفْسَ اللُّغَةِ العَرَبِيَّةِ مِنَ الدِّيْنِ، وَمَعْرِفَتَهَا فَرْضٌ وَاجِبٌ، فَإِنَّ فَهْمَ الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ فَرْضٌ، وَلَا يُفْهَمُ إِلَّا بِفَهْمِ اللُّغَةِ العَرَبِيّةِ، وَمَا لَا يَتِمُّ الوَاجِبُ إِلَّا بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ
“Sungguh Bahasa arab termasuk bagian dari agama, dan mengetahuinya merupakan kewajiban. Karena memahami Alquran dan sunnah wajib. Sedangkan keduanya tak mungkin bisa dipahami kecuali dengan perantara bahasa arab. Dan segala kewajiban yang tak dapat terlaksana kecuali dengan sarana tertentu, maka menggunakan sarana tersebut hukumnya wajib.“
Ketiga, Asy-Syathibi rahimahullah menjelaskan bahwa tingkat bahasa arab seseorang, merupakan cerminan dari kompetensinya dalam ilmu agama.
فَإِذَا فَرَضْنَا مُبْتَدِئًا فِي فَهْمِ الْعَرَبِيَّةِ فَهُوَ مُبْتَدِئٌ فِي فَهْمِ الشَّرِيعَةِ، أَوْ مُتَوَسِّطًا؛ فَهُوَ مُتَوَسِّطٌ فِي فَهْمِ الشَّرِيعَةِ وَالْمُتَوَسِّطُ لَمْ يَبْلُغْ دَرَجَةَ النِّهَايَةِ، فَإِنِ انْتَهَى إِلَى دَرَجَةِ الْغَايَةِ فِي الْعَرَبِيَّةِ كَانَ كَذَلِكَ فِي الشَّرِيعَةِ
“Seandainya seseorang masih pemula dalam Bahasa arab, maka ia pun pemula dalam ilmu agama. Atau ia masih di tingkat menengah, maka ilmu agamanya pun demikian. Sedangkan tigkat menengah belum mencapai tingkat akhir. Tetapi, jika ia sudah berada di tingkat akhir, maka ilmu agamanya pun demikian.” Tutur beliau.
______
Referensi :
- Al Mufashal fii Shun’atil I’rab karya Az Zamakhsyari, hal. 18.
- Iqtidha’ Ash Shiratal Mustaqim, ibnu Taimiyah, hal. 527.
- Al Muwafaqat, Asy Syathibi, jilid. 5, hal. 53.
***
Ditulis Oleh : Abu Hurairah, BA
(Alumni PP. Hamalatulqur’an Yogyakarta, S1 fakultas Hadis Univ. Islam Madinah KSA. Saat ini sedang menempuh studi S2 prodi ilmu hadis, di universitas dan fakultas yang sama).
hamalatulquran.com
