Bismillah….
Berdasarkan kabar dari Al-Quran dan hadis-hadis, pernikahan terjadi pada bangsa Jin. Seperti dikabarkan dalam ayat ini,
لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ ﴿٧٤﴾
Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. (QS. Ar – Rahman : 74)
Baca artikel sebelumnya : Apakah Setan Bisa Meninggal Dunia
Di dalam kitab Lawaami’ Al-Anwar Al-Bahiyyah disebutkan hadis yang menerangkan tentang pernikahan jin. Namun keabsahan / keshahahihan hadis ini belum bisa dipastikan. Ada berbedaan pendapat para pakar hadis tentang status hadis ini.
>إن الجن كما يتوالدون، كما يتةالدون بنوا آدم، وهم أكثر عددا
Sesungguhnya jin itu beranak pinak. Sebagaimana manusia. Jumlah jin lebih banyak daripada manusia. (HR. Abu Hatim)
Terlepas dari status keshahihan hadis ini, yang masih diperdebatkan oleh para pakar, ayat yang kami cantumkan di atas sangat tegas dan sangat cukup menjadi dalil bahwa jin itu menikah dan beranak pinak.
Pada ayat tersebut Allah menyebutkan bahwa bidadari surga itu belum pernah disentuh oleh jin dan manusia. Ini menunjukkan jin juga memiliki hasrat / syahwat kepada lawan jenisnya, layaknya manusia.
Ada pendapat yang mengatakan, bahwa jin tidak makan dan tidak minum. Mereka juga tidak menikah. Namun pendapat ini keliru, karena bertentangan dengan yang dikabarkan oleh Al-Quran dan Hadis.
Ada lagi yang berpendapat, bahwa jin itu bermacam – macam. Ada yang makan dan minum, ada yang tidak. Pendapat ini dianut oleh Wahb bin Munabbih,
الجن أجناس : فأما خالص الجن فهم ريح لا يأكلون ولا يشربون ولا يموتون ولا يتوالدون ومنهم أجناس يأكلون ويشربون ويتوالدون ويتناكحون ويموتون
“Jin itu bermacam – macam : Jin yang murni adalah angin, dia tidak makan tidak minum, tidak mati dan tidak beranak pinak. Jenis yang lain mereka makan, minum, beranak pinak, menikah dan meninggal dunia.” (Lawaami’ Al-Anwar Al-Bahiyyah 2 / 222)
Namun pendapat ini perlu dalil, dan ternyata tidak ditemukan dalil Al Quran maupun hadis yang mendukungnya.
Wallahua’lam bis showab.
***
Referensi:
– ‘Aalamul Jin was Syayaatin, Penerbit: Maktabah Al-Falaah, Cetakan ke 4, th 1404 H – 1984 M
Ditulis oleh : Ahmad Anshori, Lc.
Hamalatulquran.com