Bismillah..
Pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, maka ketika kita tidak mengenal suatu hal dengan baik dan benar maka bisa jadi kita salah memaknai dan memahami suatu hal tersebut, maka pada tulisan ini mari kita bedah sedikit tentang hakekat hijrah. sehingga kita tahu apa itu hijrah ? bagaimana tahapan-tahapan hijrah yang baik dan benar ?
Hijrah menurut bahasa arab artinya adalah “meninggalkan” sedangkan menurut syariat hijrah adalah meninggalkan apa yang Allah benci dan berpaling menuju apa-apa yang Allah cintai dan ridhai.
Perintah hijrah dalam Al Quran dijelaskan dalam beberapa ayat, diantaranya :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah : 218)
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang Muhajirin), mereka itulah orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfal : 74)
Syikh Shalih bin Abdillah Al Ushoimi ketika mensyarah kitab Ushul At Tsalatsah beliau berkata,
“Hijrah itu terbagi menjadi tiga, pertama hijrah meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk, kedua hijrah meninggalkan negeri yang buruk, ketiga hijrah meninggalkan teman yang buruk.”
Pertama, Hijrah Meninggalkan Perbuatan Buruk.
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
المُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللّٰه عَنْهُ
“Dan Al-Muhaajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa-apa yang Allah larang.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Yang dimaksud dengan meninggalkan apa-apa yang Allah larang dalah meninggalkan segala bentuk dan macam keburukan, baik itu berupa kekufuran, kefasikan, kemaksiatan atau mengikuti hawa nafsu.
Meninggalkan maksiat yang sudah menjadi kebiasaan seseorang Itu pada awalnya akan sangat berat.
Pasti akan timbul rasa rindu ingin kembali melakukan kemaksiatan tersebut, dikarenakan hati sudah menganggap bahwa itulah kebahagiaannya, padahal hakikatnya kebahagiaan tersebut hanyalah kebahagiaan yang semu.
Namun, apabila seseorang terus berusaha untuk meninggalkannya, melawan rasa rindu tersebut meski ia harus jatuh bangun dalam proses hijrahnya, suatu ketika ia terjatuh lagi dalam kemaksiatan tersebut, ia menyesal, kemudian ia mencoba lagi,
Bukan malah berputus asa seraya berkata:
“Sepertinya aku gak bisa meninggalkan kebiasaan ini”.
Akhirnya ia pun kembali melakukan kemaksiatan tersebut.
Disitulah sebetulnya Allah uji kejujuran hati seseorang. Apakah dia betul-betul serius ingin hijrah kepada Allah, atau tidak ?
Memang pada awalnya susah, berat, tapi yakinlah, keistiqomahan dan kejujuran hatimu itulah yang akan menguatkan langkah hijrahmu.
Syaikh Muhammad bin Muhammad Al-Mukhtar As-Syinqithy mengatakan:
.ماتاب عبد لله إﻻ وامتحن الله صدق توبته بتسهيل السبيل للذنب الذي تاب منه .
“Tidaklah seorang hamba bertaubat kepada Allah Azza wa jalla, melainkan Allah Azza akan kembali menguji kejujuran taubatnya dengan memudahkan jalan baginya menuju dosa yang pernah dia lakukan sebelumnya.”
Kedua, Hijrah Meninggalkan Negeri yang Buruk.
Hijrah dari negeri yang buruk ini sangatlah ditekankan oleh syariat yakni hijrah dari negeri yang penuh kemusyrikan menuju negeri islam, namun hal ini hukumnya menjadi wajib dengan 2 syarat :
1. Mampu untuk hijrah.
2. Karena dia tidak bisa bebas mensyiarkan agama islam di negeri tersebut.
Dan bila mana kedua syarat diatas tidak terpenuhi maka hijrah tidak wajib seseoran tersebut.
Ketiga, Hijrah Meninggalkan Teman yang Buruk.
Dalam proses hijrah terkadang kita harus rela mencoret satu persatu orang-orang yang memberikan pengaruh negatif dalam hidup kita dan pastikan bahwa diri kita dikelilingi oleh orang-orang yang berdampak positif dalam hijrah kita.
Pepatah arab mengatakan :
الصَاحِبُ سَاحِبُ
“Teman itu menarik”
Teman yang baik akan menarik dan mengajak kepada hal-hal yang baik sedangkan teman yang buruk cepat atau lambat pun akan menarik kepada hal-hal yang buruk.
Maka saat kita ingin hijrah kita harus siap untuk meninggalkan teman-teman yang buruk atau yang memberi dampak negatif tersebut, sehingga kedepannya dia tidak dapat menarik kita menuju hal-hal yang dilarang oleh Allah ta’ala.
Setelah itu carilah teman-teman yang shalih yang senantiasa menguatkanmu serta yang siap merangkul dan menggenggam tanganmu tuk berjalan bersama diatas jalan hijrah bersama-sama.
wallahu a’lam
_________
*Terjemah bebas Ta’liqoot ‘Ala Tsalatsah Ushul wa Adillatiha syeikh Sholeh bin Abdillah Al ‘Ushoimi hafidzahullah, dengan beberapa tambahan seperlunya.
link transkip kitab : http://attafreegh.com/index. php/tafregh-durus/attauhid- wal-aqidah/viewdownload/7/70
***
Ditulis : Muhammad Fatwa Hamidan
Hamalatulquran.com