Kedudukan Tauhid dalam Islam
Bismillah…
Pembaca yang budiman…
Tujuan dari terciptanya manusia dan jin adalah mengesakan Allah, baik dalam perbuatanNya, peribadahan kepadaNya maupun dalam nama-nama dan sifat-sifatNya, sebagaimana Allah berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Az-Dzariyat : 56)
Makna ayat di atas dijelaskan oleh Syekh Muhammad at Tamimi -rahimahullah-,
و معنى يعبدون : يوحدون
Makna “menyembah-Ku adalah mentauhidkanKu”.
Mengesakan Allah di dalam perbuatanNya, peribadahan kepadaNya, nama dan sifat sifatNya di sebut tauhid.
Tauhid di dalam islam adalah pondasi dari semua peribadahan lahir maupun batin. Maka tauhid ini mempunyai kedudukan sangat tinggi dan urgen, hilang tauhid seseorang dari hatinya maka hilang pula agamanya.
Tauhid adalah dakwah pertama seluruh Rosul.
Allah berfirman,
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ}
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. Al Anbiya : 25)
{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ} [النحل : 36]
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. An-Nahl : 36)
Kalimat لا إله إلا الله di sebut kalimat tauhid, karenanya Allah menciptakan jin, manusia, langit, bumi, dan semua makhluk. Jika di cermati ternyata tidaklah satu suratpun di dalam alquran melainkan dakwah ke tauhid, atau sebagai bukti tauhid atau meliputi kandungan tauhid, karena isi dari alquran meliputi :
Pertama, kabar tentang Allah, dan nama-namaNya serta sifat-sifatNya, inilah yang di sebut tauhid rububiyah dan asma’ was shifat.
Kedua, Dakwah untuk mengesakan Allah dalam semua peribadahan dan mengajak untuk meninggalkan apa-apa yang di sembah selain Allah, inilah yang di sebut tauhid uluhiyah dan ibadah.
Ketiga, Kabar tentang orang-orang yang Allah muliakan dari ahli tauhid, itulah balasan orang yang bertauhid, atau khabar tentang bagaimana siksa Allah untuk orang-orang yang jauh dari tauhid (ahli syirik) dan itulah balasan bagi orang yang keluar dari tauhid.
Perintah pertama kali dalam alquran adalah perintah untuk menyembah Allah/mentauhidkanNya, dan larangan pertama kali dalam alquran adalah larangan berbuat kesyirikan, maka tauhid adalah perintah paling besar dan syirik adalah larangan paling keras.
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ (22)} [البقرة : 21-22]
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah :21-22)
Ayat inilah awal perintah dan awal larangan dalam alquran.
Ketika tauhid sudah menjadi darah daging mengakar dalam diri seseorang, maka apapun syareat yang Allah turunkan, pasti akan ringan mengamalkannya, seakan tidak ada penghambat antara dirinya dengan pengamalan syareat itu.
Keamanan, ketentraman, kedamaian dan kebaikan di dunia dan akherat di sebabkan tauhid.
{الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ} [الأنعام : 82]
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al An’am : 82)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah- menerangkan:
من تدبر أحوال العالم وجد كل صلاح في الأرض فسببه توحيد الله و عبادته و طاعة رسوله – عليه الصلاة و السلام- و كل شر و فتنة و بلاء و قحط و تسليط عدو و غير ذلك فسببه مخالفة الرسول و الدعوة إلى غير الله.
Barangsiapa yang mau melihat ke keadaan alam ini dia akan mendapatkan bahwa setiap kebaikan di bumi ini sebabnya adalah tauhid dan peribadahan kepada Allah semata serta ketaatan kepada rosulNya, dan juga akan menyaksikan setiap keburukan, musibah, bencana, paceklik dan penguasaan orang kafir terhadap kaum mukminin sebabnya adalah kesyirikan/peribadahan kepada selain Allah dan menyelisihi rosulNya.
Pembaca yang dimuliakan Allah..
Maka hendaknya setiap muslim melihat sejauh mana tauhid dalam dirinya, sehingga secepat mungkin berusaha untuk memperbaiki dan memupuk kembali keimanannya hingga tauhid itu benar-benar tertancap dalam dalam di hati dan terwujud dalam amal perbuatan sehari hari.
Sekian semoga bermanfaat
________
Rujukan :
– Durusul Yaumi wal Lailah
– Ushul stalastah dan syarhnya Syekh Haistam Sarhan
***
Ditulis oleh : Ahmad Fathoni, Lc
(Alumni Universitas Islam Madinah KSA. Pengajar di PP Hamalatul Qur’an Yogyakarta)
Hamalatulquran.com