Pembaca hadaanallahu wa iyyaakum istilah ahlu sunnah tidak lagi asing di telinga kaum muslimin di zaman ini, tapi ternyata tidak hanya istilah itu saja yang seharusnya kita ketahui, melainkan juga di sana ada istilah-istilah lain yang disematkan kepada mereka yang benar-benar ahlus sunnah.
Berikut beberapa nama dan istilah yang disematkan kepada ahlus sunnah wal jama’ah beserta dengan keterangannya:
1. Ahlul Sunnah Wal Jamaah.
Istilah ini juga di sebut dengan ahlul jamaah, tetapi kebanyakan dipakai dan masyhurnya digabungkan menjadi satu yaitu ahlus sunnah wal jamaah.
Mereka adalah para sahabat –rodhiyallahu ‘anhum- dan para pengikut mereka dengan baik, baik dari segi aqidah, muamalah, akhlak, dan lainnya hingga hari kiamat tiba.
Mereka di sebut ahlus sunnah disebabkan karena amalan mereka semuanya bersumber dari sunnah-sunnah Rosulullah ‘alaihis sholatu was salam serta mengamalkan perintah nabi ‘alaihis sholatu was salam,
عليكم بسنتي و سنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي, عضوا عليها بالنواجذ
“(wajib)bagi kalian (berpegang teguh) dengan sunnahku dan sunnahnya para khulafa’ur rosyidiin, gigitlah sunnah itu dengan gigi gerahammu.” (HR Ahmad, Turmudzi)
Maka mereka orang yang paling tahu tentang petunjuk nabi, sunnah-sunnah dan hadits-hadits nabi, paling depan dalam mengikuti nabi, dan paling yakin bahwa petunjuk nabilah sebaik-baik petunjuk.
Adapun mereka di sebut dengan jamaah, karena di sebabkan mereka berkumpul jadi satu di dalam meniti sunnah nabi ‘alaihis sholatu was salam, dan apa yang sudah menjadi ijma (baca: kesepakatan ulama salaf) maka mereka telah berkumpul di atas kebenaran yang haq dan di atas aqidah yang selamat dari kerancauan.
Ibnu Mas’ud berkata :
الجماعة ما وافق الحق و إن كنت وحدك
“Jamaah itu apa yang sesuai dengan kebenaran meskipun kamu sendirian.”
2. Salafi
Penyandaran ini kepada kaum salafus sholih dahulu. Adapun Salaf adalah mereka para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in atau di sebut dengan orang-orang sholih yang hidup di tiga abad pertama. Dan tiga abad pertama disebut dengan al quruunul mufadzolah tiga abad yang paling istimewa, hal ini seperti yang disabdakan oleh rosulullah ‘alaihis sholatu was salam,
خير الناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم
“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup di abadku kemudian setelahnya kemudian setelahnya.”
Salafi adalah orang-orang yang berjalan di atas manhaj atau jalan orang-orang sholih dahulu dari tiga abad yang paling istimewa.
3. Ahlu Hadits.
Dinamakan demikian disebabkan karena mereka orang-orang yang selalu memperhatikan hadits-hadits Rosulullah lullah ‘alaihis sholatu was salam, mereka mempelajarinya, menghafalnya, menjaganya, dan mengikutinya. Maka mereka itulah orang-orang yang paling dekat dengan sunnah Nabi ‘alaihis sholatu was salam dan paling tahu akan sunnah-sunnahnya, petunjuknya, akhlaknya, mu’amalahnya dan lain-lain. Merekalah para ahli warisnya.
4. Ahlul Atsar.
Mereka ahlus sunnah disebut dengan ahlul atsar dikarenakan mereka mengambil aqidah yang al ma’tsur (turun-temurun) bersumber dari Al-Quran, sunnah nabi dan dari apa yang yang telah tetap kebenarannya dari para salafus sholih yaitu para sahabat, tabiin dan tabi’ut tabi’in.
5. Al Firqotun Najiyah (Golongan Yang Selamat)
Penamaan ini berdasarkan hadits Nabi ‘alaihis sholatu was salam,
إن أمتي ستفترق على ثنتين و سبعين فرقة, كله في النار إلا واحدة, و هي الجماعة
“…sungguh umatku akan berpecah menjadi 72 golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu golongan saja yaitu jamaah.” (HR. Ibnu Majah)
Nabi ‘alaihis sholatu was salam memberi kabar bahwa semua golongan dari umatnya binasa tidak ada yang selamat kecuali satu saja yaitu jamaah.
Di dalam riwayat yang lain disebutkan
ما أنا عليه و أصحابي
“Yaitu yang menjadikan aku dan sahabatku di atasnya yaitu yang selalu menjadikan Rosulullah ‘alais sholatu was salam dan para sahabatnya teladan dalam kehidupannya beragama.”
6. At Thoifah Al Manshuroh (Kelompok Yang Di Tolong)
Istilah ini di ambil dari sabda Nabi ‘alaihis sholatu was salam,
لا تزال من أمتي منصورين لا يضرهم من خذلهم حتى تقوم الساعة
“Senantiasa sekelompok dari umatku akan tertolong, orang-orang yang menghinanya tidak akan bisa membahayakannya, (dan pertolongan tersebut akan terus) sampai hari kiamat.” (HR Turmudzi, Ibnu Majah)
Sekian pemaparan kami dalam serial artikel akidah islam edisi ke lima ini. Semoga penulis dan pembaca termasuk dari golongan ahlus sunnah wal jamaah.
Demikian semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.
***
Referensi :
– Wasatiyyatu ahlis sunnah bainal firoq
– Al matholibul mufid fi masailil aqidah
– Syarh tashil aqidah islamiah
– Minhaj alfirqoh an najiah
Ditulis oleh: Muhammad Fathoni, Lc. (Pengajar PP Hamalatul Quran Yogyakarta)
Artikel: hamalatulquran.com