Al-Kisai selain dikenal menjadi salah satu ahli qiroat, beliau juga pandai dalam ilmu bahasa Arab khususnya ilmu nahwu, terdapat kisah masyhur bahwa pakar bahasa Arab Bashrah kala itu yang Bernama Sibawaih ketika berkunjung ke kota Kufah yang dituju hanyalah Al-Kisai untuk berdiskusi dan berdebat terkait bahasa Arab. Kisah debat ini masyhur dan banyak diceritakan di berbagai kitab.
Abu Bakar Al-Anbari rahimahullah berkata,
اجتمعت في الكساءي أمور: (منها) كان أعلم الناس بالنحو، وكان أوحد الناس في القران
“Telah terkumpul pada Al-Kisai berbagai hal (diantaranya) beliau adalah orang yang paling pandai dalam nahwu (ilmu bahasa Arab), dan beliau pula satu-satunya yang pandai dalam Al-Quran (di masa itu)”
Kembali kepada Imam Al-Kisai, nama lengkap beliau adalah Abul Hasan Ali bin Hamzah bin Abdullah bin Utsman bin Bahman maula dari bani Asad. Beliau lebih dikenal dengan julukan Al-Kisai, julukan ini diberikan kepada beliau karena memakai baju ihram di kota Kisa. beliau lahir pada penghujung tahun 220 Hijriyah.
Beliau belajar Al-Quran kepada Imam Hamzah Az-Zayyad dan khatam sebanyak empat kali, setelah itu beliau pergi ke kampung Badui, beliau berbaur dan tinggal Bersama mereka serta mempelajari seluk beluk bahasa mereka, sehingga bia menjadi bagian dari mereka. Kemudian beliau Kembali ke kota dan menjadi ahli dalam bidang bahasa. Kenapa ke kampung orang badui dikenal sebagai orang yang bahasa Arabnya fashih dan murni. Selain itu beliau belajar pula bahasa Arab kepada Al-Khalil bin Ahmad.
Al-Kisai Lupa Surat Al-Kafirun
Salah satu kisah menarik yang patut untuk kita ambil pelajaran adalah, Suatu ketika Al-Kisai sedang Bersama Al-Yazid di hadapan khalifah Harun Ar-Rasyid. Ketika memasuki waktu maghrib imam Al-Kisai ditunjuk untuk menjadi imam shalat. Ketika ia membaca surat Al-Kafirun beliau terdiam sejenak karena lupa. Seusai shalat AL-Yazid menyindir Al-Kisai:
“Qori penduduk Kufah lupa membaca surat Al-Kafirun?”
Tak lama kemudian tibalah waktu shalat Isya. Kali ini Al-Yazid yang menjadi imam shalat. Shalat baru saja dimulai akan tetapi beliau terdiam karena lupa surat Al-Fatihah.
Seusah shalat Al-Yazid pun berkata:
“Jaganlah lisanmu, jangan engkau biarkan berkata seenaknya. Karena bisa jadi ia akan membawa petaka bagi dirimu. Sesungguhnya bencana bisa terjadi karena sebab ucapan lisan”.
Para salafus shaleh adalah teladan dalam hal ini. Abdullah ibnu Masud berkata: “Bencana itu terjadi karena ucapan-ucapan lisan, andai aku mengolok-olok anjing tentu aku akan khawatir kalau aku diubah mejadi seekor anjing” (Hasyiyah Ash-Shawi ala Tafsir Jalalain 4/143)
Qiroat Imam Al-Kisai
Bacaan atau qiroat imam Al-Kisai adalah ikhtiyar beliau dari qiroat jalur imam Hamzah beserta dengan qiroat lainnya yang tidan keluar dari atsar dan riwayat-riwayat ulama sebelumnya.
Guru & Murid
Beliau belajar dan berguru kepada Hamzah Az-Zayyad d, Isa bin Umar Al-Hamdani, Abu Bakar bin Ayyash, Sulaiman bin Mihran, Muhammad bin Abdirrahman bin Abi Laila dan Hajjaj bin Arthah.
Adapun diantara jajaran muridnya adalah Abu Amr Ad-Duri, Abul Harits Al-laits, Nushair Ar-Rozi, Qutaibah bin Mihran, Ahmad bin Abi Suraij, Isa bin Sulaiman As-Syirazi, Muhammad bin Sufyan.
Wafat
Beliau menghembuskan nafas terakhrnya di Ray (salah satu daerah di Iran) pada tahun 189 Hijriyah. Beliau meninggal dunia berbarengan dengan Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani pakar fiqih Hanafi. Maka Harun Ar-Rosyid berkata: “Hari ini kit kuburkan dua hali inlu di Ray”
Referensi:
- Ma’rifat Al-Qurro, Adz-Dzahabi
- Ahasin Al-Akhbar, Abdul Wahhab Al-Hanafi
- https://www.alukah.net/culture/0/87126/