Allah Ta’ala telah menjadikan nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai uswatun hasanah atau suri tauladan yang baik. Kita sebagai umat Islam diperintahkan untuk mempelajari dan meneladani seluk beluk kehidupan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata; “Seakan-akan Allah menginginkan kepada umat manusia untuk menjadikan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai suri tauladan, jika memang ingin berharap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hari akhir (masuk kedalam surga dan bertemu dengan Allah), dan juga mendapatkan pahala yang besar di akhirat kelak.”
Sungguh nikmat luar biasa yang kita terima adalah nikmat uswatun hasanah, ini adalah nikmat yang umat lainnya tidak punya. Bangsa amerika sampai menyebut Thomas Jeferson sebagai “The prophet of This Country” atau nabi bangsa ini tapi apakah mererka mengikuti seluruh hidup Thomas jeferson ini? Tidak.
Orang komunis sangat bangga dengan Karl Max Namun apakah mereka mengikuti seluruh kehidupan Karl max? tidak. Ada buku yang ditulis oleh paul Jhonson judulnya “Intellectuals” buku ini menggambarkan paracendekiawan di barat salah satunya Karl Max ternyata dalam buku tersebut disebutkan bahwa Karl max ini orang yang jarang mandi, kotor. Apakah perilaku seperti ini dicontoh?
Biasanya orang itu kagum, meniru dan meneladani seseorang itu paling hanya salah satu aspek hidupnya, tidak ada seorang manusia pun yang dicontoh seluruh aspek hidupnya kecuali Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Maka kita sebagai umat Islam harus berbangga diri dan mensyukuri nikmat tersebut, serta tunduk patuh dengan perintah nabi shallahu ‘alaihi wasallam. Allah Ta’ala berfirman,
وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَۚ
“Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS. Ali Imran: 132)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.” (QS. An-Nisa: 59)
Lantas bagaimanakah cara kita mensyukuri nikmat Uswatun Hasanah ini? Diantara caranya adalah:
- Mempelajari sirah nabawiyah (Sejarah Kehidupan Nabi)
- Banyak membaca hadis-hadis nabi.
- Membaca dan mempelajari kehidupan para sahabat, karena merekalah yang paling dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan mereka pula lah yang paling unggul dalam meneladani Nabi.
- Berusaha mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari, dan pada hakekatnya inilah tujuan dari menuntut ilmu sendiri yaitu beramal, dengan amalan yang ikhlas serta sesuai petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
- Tumbuhkan dan kuatkan cinta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hati.
- Memperbanyak shalawat kepada Nabi dengan diiringi ketulusan hati dan paham betul makna shalawat yang ia ucapkan.
Referensi:
Ditulis Oleh: Muhammad Fatwa Hamidan
Artikel: HamalatulQuran.Com