Pada juz 9 ini mencakup surat Al-A’raf ayat 88-206 dan surat Al-Anfal ayat 1-40. Berikut ini pokok kandungan dan pembahasan yang ada pada juz kesembilan
Surat Al-A’raf ayat 88-206
1. Surat ini banyak menceritakan tentang Nabi Musa ‘alaihissalam, dan kisah Nabi Musa adalah kisah paling panjang yang ada di dalam Al-Quran.
2. Bantuan Allah kepada Nabi Musa, ketika beliau harus melawan Fir’aun. Dan penjelasan bahwa siapa yang ingin mendapatkan bantuaan dari Allah maka ia harus selalu berusaha mendekat kepada Allah.
3. Petuntuk bagi orang-orang yang tertimpa ujian bahw pertolongan Allah pasti akan datang, maka bersabarlah dan selalu berdoa.
4. Penjelasan agungnya kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.
5. Penekanan akan pentingnya amar makruf nahi Munkar demi terciptanya lingkungan masyarakat yang aman dan sejahtera.
6. Kitab suci yang Allah turunkan tidak akan bermanfaat bila tidak dipelajari dan diamalkan.
Surat Al-Anfal ayat 1-40
1. Surat ini dibuka dengan penjelasan tentang beberapa perkara yang menjadi sifat mulia dan agung bagi orang yang beriman.
2. Kisah tentang perang Badar.
3. Mukmin yang hatinya tulus, maka akan selalu bergetar ketika dibacakan ayat-ayat Allah Ta’ala.
4. Perintah untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya.
Faidah Dari Juz 9
1. Siapa saja yang diberi nikmat khusus maka ia harus bersyukur dengan khusus.
قَالَ يَٰمُوسَىٰٓ إِنِّي ٱصۡطَفَيۡتُكَ عَلَى ٱلنَّاسِ بِرِسَٰلَٰتِي وَبِكَلَٰمِي فَخُذۡ مَآ ءَاتَيۡتُكَ وَكُن مِّنَ ٱلشَّٰكِرِينَ
“(Allah) berfirman, “Wahai Musa! Sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) engkau dari manusia yang lain (pada masamu) untuk membawa risalah-Ku dan firman-Ku, sebab itu berpegangteguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur.” (QS. Al-A’raf: 144)
2. Diantara penghalang untuk mentadaburi Al-Quran dan mempelajari maknanya adalah sifat sombong.
سَأَصۡرِفُ عَنۡ ءَايَٰتِيَ ٱلَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّ
“Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar.” (QS. Al-A’raf: 146)
3. Ketika hati telah kotor, maka tidak ada penghalang lisan untuk berkata-kata kotor.
وَإِذۡ قَالُواْ ٱللَّهُمَّ إِن كَانَ هَٰذَا هُوَ ٱلۡحَقَّ مِنۡ عِندِكَ فَأَمۡطِرۡ عَلَيۡنَا حِجَارَةٗ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ أَوِ ٱئۡتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٖ
“Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, “Ya Allah, jika (Al-Qur`ān) ini benar (wahyu) dari Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” (QS. Al-Anfal : 32)
Referensi: Hidayat Al Ajza’ karya Syaikh Umar bin Abdillah Al Muqbil