Home Artikel Mengkhususkan Hari Tertentu untuk Ziarah Kubur

Mengkhususkan Hari Tertentu untuk Ziarah Kubur

397
0

Di berbagai tempat di Indonesia, masyarakatnya ada yang mengkhususkan hari tertentu untuk ziarah kubur, semial hari jumat, sebelum ramadhan atau bertepatan dengan hari raya.

Lantas bagaimana hukum perbuatan tersebut?

Terdapat riwayat hadis yang shahih tentang kebolehan berziarah kubur namun tidak ada keterangan mengkhususkan hari tertentu. Bahkan di awal dakwah Islam Nabi Muhamad shallallhu ‘alaihi wasallam melarang ziarah kubur karena ada sebagain orang yang ghuluw terhadap para mayit di kuburan dan terlalu meratapi si mayit. Kemudian ketika hukum larangan ghuluw dan meratapi mayit maka dibolehkan kembali ziarah kubur, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا؛ فَإِنَّهَا تزهد في الدنيا و تُذَكِّرُ الْآخِرَةَ

“Sesungguhnya aku pernah melarang kamu untuk menziarahi perkuburan. Maka (sekarang) ziarahlah kerana ia membuat zuhud di dunia dan mengingatkan kamu kepada akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 1571 dengan sanad Hasan)

Oleh karenanya ziarah kubur adalah salah satu wasilah untuk mengingat kematian dan akherat, selain itu dapat membuat diri semakin zuhud terhadap dunia.

donatur-tetap

Al-Haitsami dalam kitab Majmu’ Zawaid telah memaparkan berbagai hadis dari Abi Said, Ummu Salamah, Aisyah, Zaid bin al-Khattab, Ali, Zaid bin Tsabit dan sahabar lainnya tentang dizinkan atau dibolehkannya berziarah kubur.

Terdapat sebuah hadis yang dibawakan ath-Thabrani dalam kitab al-Aswaht tentang anjuran ziarah kubur kedua orang tua pada hari jumat,

من زار قبر أبويه أو أحدهما كل يوم جمعة غفر له وكتب برا

“Barangziapa menziarahi kuburan kedua orangtuanya atau salah satunya setiap hari jumat maka akan diampuni dosanya dan akan dicatat sebagai kebaikan untuknya”

Akan tetapi dalam sanad hadis di atas terdapat Abdul Karim Abu Umayyah yang statusnya adalah dhaif menurut para ulama hadis.

Begitu pula riwayat riwayat lain yang dibawakan oelah ath-Thabranni

الخروج إلى الجبان في العيدين من السنة

“Pergi ke kuburan (untuk ziarah) pada kedua hari raya (idul fitri dan idul adha) adalah bagian dari sunnah”

Sama halnya dengan riwayat sebelumnya, dalam riwayat ini terdapat perawi yang dhaif bernama al-Harist al-A’war.

Oleh karena itu mengkhususkan hari tertentu tidak ada tuntunan dan anjurannya dari Nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga tidak ada keutaman tersendiri ziarah kubur pada hari jumat atau hari raya dibandingkan hari-hari biasa lainnya.

Referensi: Fatawa fi at-Tauhid karya syaikh Abdullah al-Jibrin

 

Ditulis Oleh: Muhammad Fatwa Hamidan

Artikel: HamalatulQuran.Com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here