Asma dan Aisyah merupakan dua putri Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu lelaki yang paling dicintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di muka bumi.
Keluarga Abu Bakar memang telah dikenal sebagai ahli sedekah, bahkan Abu Bakar pernah menghadap Nabi shallallahu alaihi wasallam dan mensedekahkan seluruh harta yang ia miliki. tak hanya Abu Bakar yang dermawan, bahkan keturunannya pun demikian, terutama Asma dan Aisyah.
Abdullah bin Zubair radhiallahu ‘anhuma berkata,
ما رأيت امرأة قط أجود من عائشة وأسماء رضي الله عنهما؛ وجودهما مختلف: أما عائشة، فكانت تجمع الشيء إلى الشيء، حتى إذا اجتمع عندها وضعته مواضعه، وأما أسماء، فكانت لا تدخر شيئا لغد
“Aku tidak pernah melihat perempuan yang lebih dermawan daripada Aisyah dan Asma radhiyallahu ‘anhuma namun bentuk kedermawanan mereka berbeda. Aisyah biasanya mengumpulkan satu persatu hartanya, apabila telah terkumpul, ia baru membagi-bagikannya. Sedangkan Asma, ketika memiliki harta langsung menyedekahkannya, tanpa menunggu hari esok.” (Siyar Alam An Nubala 2/292)
Aisyah binti Abu Bakar pernah bersedekah sebanyak 1.000 dirham saat sedang berpuasa. Kemudian pelayannya yang bernama Ummu Durroh bertanya, “Apakah dari harta yang engkau bagikan ada 1 dirham yang bisa dibelikan daging untuk berbuka puasa?”
“Andaikan saja kau tadi meningatkanku, tentu akan kulakukan,” jawab beliau saat itu.
Demikianlah Aisyah, disaat banyak orang berpuasa yang ingin berbuka dengan makanan yang enak, ummul mukminin ini justru memilih bersedekah dan lupa akan dapurnya sendiri.
Begitu pula dengan sang kakak, Asma binti Abu Bakar yang juga amat murah hati dan dermawan. Apabila memiliki kelebihan rezeki, ia langsung membagikannya tanpa menyimpannya untuk hari esok.
Aisyah mengumpulkan sedikit demi sedikit kelebihan harta yang ia miliki kemudian mensedekahkannya, sedangkan Asma tiap kali memiliki kelebihan harta langsung ia sedekahkan tanpa mengumpulkannya terlebih dahulu.
Cara berderma Asma’ diatas bukanlah tanpa sebab, namun hal tersebut berlandaskan nasehat yang telah Nabi shalallahu alihi wa sallam berikan kepadanya, beliau bersabda,
لا تُوكِي فيُوكَى عليكِ
“Jangan engkau menyimpan apa-apa yang ada di tanganmu, sebab kalau demikian maka Allah akan menyimpan terhadap dirimu (yakni engkau tidak diberi rezeki lagi).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
أَنْفِقِي، أَو انْفَحِي، أَو انْضِحِي، وَلا تُحْصِي فَيُحْصِيَ اللَّهُ عَلَيكِ، وَلا تُوعِي فيُوعِيَ اللَّهُ عَلَيْكِ متفقٌ عليه
“Nafkahkanlah, atau berikanlah atau sebarkanlah dan jangan engkau menghitung-hitungnya, sebab kalau demikian maka Allah akan menghitung-hitungkan karunia yang akan diberikan padamu. Jangan pula engkau mencegah -menahan untuk memberikan sesuatu-, sebab kalau demikian maka Allah akan mencegah pemberianNya padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nasehat diataslah yang membuat Asma tidak pernah menimbun dan mengumpulkan kelebihan harta yang ia miliki namun ia langsung mensedekahkannya.
Dari cara Asma binti Abu Bakar ini pun kita dapat mengabil banyak pelajaran lain diluar kedermawanan, diantaranya adalah bahwa para sahabat ketika mendaptkan nasehat dari Nabi mereka segera mengamalkannya dan menjadikan hal tersebut sebagai kebiasan hidup mereka.
Bagi kita mendengar sebuah hadis atau nasehat dan langsung mengamalkannya itu hal yang mudah, namun menjadikan petuah nabawi tersebut sebagai kebiasaan dalam hidup tidaklah mudah.
Kita mendengar hadis tentang anjuran bersedekah dan hari itu pula kita langsung bersedekah adalah hal mudah, namun menjadikan sedekah tersebut sebagai kebiasaan harian bagi kita bukanlah hal yang mudah.
Berderma ala Aisyah maupun Asma, tentu sama baiknya. Mari jadikan sedekah sebagai kebiasaan kita guna membangun jembatan bagi kita menuju surga.
Wallahu ta’ala a’lam
Referensi:
– Siyar A’lam An Nubala’, Imam Adz Dzahabi
– Syarh Riyadhus shalihin, Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
– Raqaiq Imaniyyah fi Tazkiyati An Nafs wa Taqyim As Suluk, Ibrahim An Ni’mah
Ditulis Oleh: Muhammad Fatwa Hamidan