Memiliki ijazah sanad Al-Quran yang bersambung hingga Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam merupakan diantara impian para penghafal Al-Quran. Ada rasa puas tersendiri yang sulit diungkapkan saat nama kita tercantum dalam silsilah istimewa tersebut.
Pada artikel kali ini penulis ingin memaparkan gambaran umum penulisan ijazah Al-Quran yang biasa dijumpai dalam setiap sanad Al-Quran. Meskipun cara menulis ijazah sanad tersebut berbeda antara satu syaikh dengan yang lain, akan tetapi ada beberapa ciri khas yang kerap kali kita jumpai, diantaranya :
- Terkadang diawal penulisan ijazah, syaikh akan menukil sebuah ayat Al-Quran. Ayat yang kerap ditulis ialah firman Allah ta’ala :
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami (Surat Fatir : 32)
- Selain menandatangani ijazah yang akan diberikan, seorang syaikh terkadang akan menuliskan ijazah tersebut dengan tulisan tangannya sendiri jika memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya keraguan terhadap keaslian ijazah tersebut dikemudian hari.
- Silsilah istimewa tersebut akan diberikan kepada murid saat sang guru merasa bahwa ia sudah cukup mumpuni untuk terjun mengajarkan apa yang telah dipelajari.
- Selain dalam bentuk tulisan, ijazah sanad Al-Quran terkadang hanya diberikan secara lisan, yaitu sang guru membacakan silsilah sanad yang dimiliki tanpa menuliskannya dalam kertas. Adapula yang menggabungkan antara tulisan dalam kertas dan secara lisan atau hanya dalam bentuk kertas ijazah saja.
- Panjang dan lebar dari ijazah tersebut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Sebagian ijazah bahkan dibuat dalam bentuk buku/kitab.
- Terkadang sang pemberi ijazah akan menyebutkan sedikit biografi para guru yang telah memberikan sanad kepadanya. Sebagaimana terkadang sang pemberi sanad juga menceritakan beberapa hal seputar keadaannya sendiri. Silahkan lihat contohnya pada gambar dibawah ini :
- Dalam ijazah sanad juga dituliskan sang penerima beserta beberapa alasan yang membuatnya pantas untuk mewarisi silsilah mulia tersebut.
- Berisi penjelasan tentang riwayat atau qiroat yang diwariskan, seringkali juga disisipi dengan beberapa wasiat untuk sang murid.
- Pada zaman sekarang ini, ijazah sanad juga sering dituliskan dalam bentuk bagan bersambung untuk menghemat tempat, lihat contohnya dalam gambar dibawah ini :
Semoga Allah subhanahu wata’ala memudahkan kita semua untuk menjadi penjaga kitabNya, amiin.
Referensi :
Iqro’ Al-Quran, Dakhil bin Abdillah Ad Dakhil
***
Ditulis oleh : Afit Iqwanudin, A.Md, Lc
(Alumni PP Hamalatulqur’an Yogyakarta, Mahasiswa Pascasarjana jurusan Ilmu Qiro’at, Fakultas Qur’an di Universitas Islam Madinah KSA)