Sesorang mempunyai kepercayaan terhadap sesuatu, dan dia mempertahankan apa yang dia percayai, hingga jiwa raga dikorbankan untuk menjaga apa yang dia yakini itu, inilah yang di sebut aqidah.
Makna Akidah
Aqidah secara bahasa di ambil dari kata عقد yang berarti mengikat sesuatu, yaitu mengikat sesuatu di dalam hati seseorang. Maka aqidah bermakna apa yang di yakini dan di imani di dalam hati seseorang dengan keyakinan dan keimanan yang kokoh dan kuat hingga tidak bisa di goyahkan dengan keraguan lagi.
Makna Akidah Islamiyah
Aqidah islamiyah adalah keimanan seseorang yang kokoh kepada Allah baik rububiyahNya, uluhiyahNya, asma’ was sifatNya dan keimanannya kepada para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rosulNya, hari akhirat, takdir, dan keimanannya kepada apa yang terdapat di dalam alquran dan as sunnah dari pondasi agama dan kabar-kabar yang terdapat di dalamnya, sesuai apa yang sudah menjadi kesepakatan para ulama salaf serta ketundukannya kepada hukum, perintah dan larangan dari Allah dan RosulNya.
Jika keyakinan itu sesuai dengan tuntunan Al Quran dan As sunnah maka itu menjadi aqidah shohihah atau benar, sebaliknya jika bertolak belakangan dengan Al Quran dan As sunah maka itu aqidah batilah atau salah.
Aqidah islamiyah inilah aqidah atau keimanan yang dengannya Allah mengutus para rosulNya dan menurunkan kitab-kitabNya dan mewajibkan atas semua jin dan manusia untuk beriman kepadaNya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
وَمَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَالۡاِنۡسَ اِلَّا لِيَعۡبُدُوۡنِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Surat ad dzariyat: 56)
Dalam ayat lain Allah subhanahu wata’ala berfirman,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), Sembahlah Allah, dan jauhilah Thagut.” (Surat An Nahl: 36)
Semua rosul datang untuk berdakwah ke aqidah ini, dan semua kitab samawi turun untuk menerangkan aqidah ini dan menerangkan apa saja yang bisa membatalkannya. Semua manusia dan jin juga diperintahkan untuk beraqidah ini.
Dikarenakan pentingnya aqidah ini maka wajib bagi seorang muslim menjaganya dan mempelajarinya, terlebih lagi aqidah ini sebagai barometer kebahagiaan seseorang dunia akherat.
Pentingnya Aqidah Islamiyah
Pentingnya aqidah islamiyah akan terlihat di beberapa kalimat ini:
1. Kebaikan dan keistiqomahan seseorang itu tergantung dari keimanannya dan ketaqwaannya kepada Allah, sedangkan menyelisihi Allah dan rosulNya itu tanda kerugian dan kerusakan pada diri seseorang.
Allah ta’ala berfirman,
ولَوۡ اَنَّ اَهۡلَ الۡقُرٰٓى اٰمَنُوۡا وَاتَّقَوۡا لَـفَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالۡاَرۡضِ وَلٰـكِنۡ كَذَّبُوۡا فَاَخَذۡنٰهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al a’rof: 96)
2. Semua rosul mereka di utus dengan membawa aqidah islamiyah ini dan mendakwahkannya.
وَمَاۤ اَرۡسَلۡنَا مِنۡ قَبۡلِكَ مِنۡ رَّسُوۡلٍ اِلَّا نُوۡحِىۡۤ اِلَيۡهِ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنَا فَاعۡبُدُوۡنِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.” (QS. al anbiya: 25)
3. Mewujudkan tauhid uluhiyah dan pengesaan diri kepada Allah adalah tujuan utama dari penciptaan manusia dan jin
[وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ [الذاريات: 56
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. ad dzariyat: 56)
4. Kesuksesan dan keselamatan di akherat tergantung dari benarnya aqidah.
Rosulullah –‘alaihis sholatu was salam- bersabda,
إن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله
“Allah mengharomkan neraka bagi yang mengucapkan laa ilaaha illallah (tidak ada yang berhak di sembah melainkan Allah) dia mengucapkan itu dikarenakan ingin bisa melihat wajah Allah.”
5. Secara umum bahwa aqidah yang benar menjadi pondasi yang kuat untuk menopang benarnya agama dan sahnya sebuah ibadah.
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدً
“Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al Kahfi: 110)
Ditulis oleh: Ahmad Fathoni, Lc. (Pengajar PP Hamalatul Quran, Yogyakarta)