Bismillah
Rumah tangga yang bahagia dan langgeng adalah dambaan setiap pasangan suami istri, lantas bagaimanakah cara agar rumah tangga tersebut menjadi langgeng ?
Berikut penggalan hidup Imam Ahmad rahimahullah yang semoga kita bisa mengambil ibroh darinya.
Imam Ahmad rahimahullah sepeninggal istrinya Ummu Sholeh ‘Abbasah binti Al-Fadhl beliau berkata :
ﺃَﻗﻤْﺖُ ﻣَﻊَ ﺃُﻡّ ﺻَﺎﻟِﺢ ﺛَﻼﺛِﻴْﻦ ﺳَﻨَﺔ، ﻓَﻤَﺎ ﺍﺧْﺘَﻠَﻔْﺖ ﺃَﻧَﺎ ﻭَﻫِﻲَ ﻓِﻲْ ﻛَﻠِﻤَﺔ، ﺛُﻢَّ ﻣَﺎﺗَﺖ ﺭَﺣِﻤَﻬَﺎ اللّٰه
”Aku hidup bersama Ummu Shaleh (istri pertama) selama 30 tahun. Aku dan dia tak pernah berselisih meski dalam satu kata sekalipun. Kemudian dia meninggal dunia, semoga Allah merahmatinya” (Taarikh Bagdaad 14/438)
Fragmen diatas setidaknya mengajak kita untuk bercermin kembali, entah posisi kita sebagai seorang suami maupun sebagai seorang Istri.
Ummu shaleh adalah sosok yang sangat langka di zaman ini. Sebagaimana langkanya Sosok Imam Ahmad. Hari ini, kisah ketaatan ummu shaleh itu bagai sesuatu yang semu, ia seperti sosok khayalan dalam kisah-kisah romansia.
Walau pun demikian, hal tersebut tidak memghalangi kita tuk berbenah dan meneladani para pendahulu kita tersebut.
Utsman ibn Zaidah berkata :
العَافِيَةُ عَشَرَةُ أَجْزَاءٍ, تِسْعَةٌ مِنْهَا فِيْ التَّغَافُلِ
“Bahagia itu ada 10 bagian, dan 9/10 darinya adalah menganggap sesuatu masalah tidak ada (melupakannya) atau pura-pura tidak tahu”.
Sebenarnya tahu namun dianggap tidak tahu, sebenarnya ada namun dianggap tidak ada. Begginilah resep rumah tangga Imam Ahmad menganggap sebuah percikan masalah itu tidak ada, sekiranya masalah itu ada maka diselesaikan dengan musyawarah antara suami dan istri.
Imam Ahmad meberikan respon tentang perkataan Utsman ibn Zaidah tersebut, beliau berkata :
العَافِيَةُ عَشَرَةُ أَجْزَاءٍ كُلّهَا فِيْ التَّغَافُلِ
“Bahagia itu ada 10 bagian, semuanya adalah menganggap sesuatu masalah tidak ada atau pura-pura tidak tahu”. (Syu’ab Al Iman karya Al Baihaqi)
Dalam dunia ini tidak ada yang sempurna, semuanya pasti memiliki kekurangan. Adanya hal-hal yang mengecewakan, membuat sedih dll. Maka ketika kita menjumpai sesuatu yang tidak mengenakkan pada pasangan kita maka meskipun ada anggaplah tidak ada.
Ketika kita mengamalkan perkataan Imam Ahmad “menganggap semuanya tidak ada” mungkin akan terasa berat, akan terasa lebih ringan dengan perkataan Usman ibn Zaidah “9/10 dari masalah anggaplah tidak ada”, jadi jika ada 10 hal dari sikap suami yang mengecewakan yang dipermasalahkan cukup 1 saja yang 9 berusaha menutup mata atau menganggap tidak ada masalah.
Wallahu ta’ala a’lam
***
Ditulis Oleh : Muhammad Fatwa Hamidan