Home Uncategorized Syarat Mendapatkan Perlindungan Dengan Ta’awudz

Syarat Mendapatkan Perlindungan Dengan Ta’awudz

27
0

Manusia telah Allah ciptakan dalam kondisi lemah, manusia membutuhkan perlindungan dari berbagai macam marabahaya, khususnya gangguan setan, Allah menegaskan dalam banyak ayat bahwa setan adalah musuh bagi manusia, Allah ta’aala berfirman :

إن الشيطان لكم عدو فاتخذوه عدوا

“Sesungguhnya setan adalah musuh bagi kalian (manusia), maka anggaplah mereka (setan) sebagai musuh(mu)” (QS. Fatir: 6).

Berbeda dengan marabahaya yang ditimbulkan oleh manusia, Allah memerintahkan kita untuk membalas keburukan dengan setimpal atau dengan memaafkan, atau membalasnya dengan kebaikan, Allah ta’aala berfirman:

خذ العفوا وأمر بالعرف و أعرض عن الجاهلين

“Jadilah pemaaf dan perintahkanlah (manusia) untuk berbuat kebaikan, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh,” (QS Al-A’raf : 199).

Dan juga firman Allah ta’aala :

donatur-tetap

إدفع بالتي هي أحسن السيئة نحن أعلم بما يصفون

“Balaslah perbuatan buruk mereka dangan cara yang lebih baik, kami lebih mengtahui apa yang mereka sifatkan (kepada Allah),” (QS. Al Mu’minun : 96)

Maka jelaslah bagi kita siapa yang harus kita jadikan musuh, dan kepada siapa perlawanan kita tertuju, yaitu kepada syaithon.

Kita ketahui bahwa Ketika kita hendak membaca Al-Qur’an Allah memerintahkan kita untuk meminta perlindungan kepadaNya, hal ini menunjukan bahwa kita sebagai manusia yang lemah bukanlah lawan tanding yang setara dengan setan, karena logikanya jika memang manusia mampu melawan setan dengan dirinya sendiri tanpa pertolongan dari Allah, Allah akan memerintahkan kita untuk melawan bukan berlindung, sehingga jelas bagi kita bahwa manusia bukanlah lawan tanding setan.

Allah ta’aala berfirman :

يا بني آدم لا يفتننكم الشيطان كما أخرج أبويكم من الجنة ينزع عنهما لباسهما ليريهماسوآتهما إنه يراكم هو و قبيله من حيث لا ترونهم إن جعلنا الشياطين أولياء للذين لا يؤمنون

“Hai anak adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaithan sebagaimana ia telah  mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga,ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya, sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kalian tidak bisa melihat mereka, sesungguhnya kami telah menjadikan syaithan-syaithan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman, (QS. Al-A’raf : 27).

Maka satu-satunya jalan agar manusia dapat selamat dari syaithan adalah dengan meminta perlindungan kepada Allah ta’aala.

Muncul pertanyaan yang sering dialami oleh kebanyakan kaum muslimin, mengapa saya sudah meminta perlindungan dengan ta’aawudz dengan berdoa, akan tetapi kita tetap  tidak dapat khusyuk Ketika membaca Al-Qur’an, Ketika shalat atau Ketika melaksanakan ibadah yang lainnya?, bukankah Allah menjanjikan perlindungan jika kita telah membaca ta’aawudz!

Sejarah membuktikan bahwa ada seseorang yang meminta perlindungan dan Allah benar-benar memberikan perlindungannya, Allah ta’aala berfirman :

فلما وضعتها قالت ربي إني وضعتها أنثى و الله أعلم بما وضعت و ليس الذكر كالانثى وإني سميتها مريم و إني أعيذها بك و ذريتها من الشيطان الرجيم

“Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata : Ya tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak Perempuan, dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu, dan anak laki-laki tidaklah seperti anak Perempuan, sesungguhnya aku telah menamainya Maryam dan aku memohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada engkau daripada syaitan yang terkutuk”, (QS. Ali Imran : 36).

Allah ta’aala benar-benar menjaga anak dari isteri Imran yaitu Maryam, bahkn Allah mengirimkan seorang nabi yaitu Zakariyya sebagai pelindungnya.

Maka boleh jadi doa perlindungan yang kita panjatkan belum kiat renungkan makna dan kandungannya, kita masih lalai dalam berdoa, hanya sebatas pengucapan lisan tanpa diiringi keikhlasan hati.

Kata أعوذ diambil dari kata الستر yang bermakna tirai, maka Ketika kita mengucapkan ta’aawudz kita harus berada dibalik tirai aturan Allah, karna jika kita melangkah maju dan menghiraukan tirai aturan Allah kita langsung berhadapan dengan syaitan, yang Allah perintahkan untuk meminta perlindungan kepadanya, bukan melawannya, atau kita akan kalah.

Makna kedua adalah لزوم المجاورة “senantiasa mendekat” kita harus senantiasa berusaha mendekat dengan cara berdzikir mengingatNya, beribadah shalat, membaca Al Qur’an memanjatkan doa, dan ibadah lainnya.

Maka berbicara tentang ta’aawudz bukan hanya sekedar membacanya, akan tetapi berusaha mendekat dan berlindung di balik tirai aturan Allah, jika kita maju dan menghiraukan tirai aturan Allah dan menjauh maka bersiaplah menghadapi syaitan seorang diri.

Mudah-mudahan Allah memberkahi coretan ini, wallahu a’lam bish-shawaab.

Ditulis Oleh: Badruzzaman, Lc

Artikel: HamalatulQuran.Com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here