Segala puji milik Allah, Dzat yang telah menjadikan doa’ sebagai ibadah, Dzat yang memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berdoa agar meraih kedudukan mulia disisi-Nya.
Kaum muslimin rahimakumullah
Pada tulisan kali ini, kita akan sedikit membahas tentang tuntunan siapa sajakah yang hendaknya kita sebut dalam doa-doa kita atau siapa sajakah yang hendaknya nama-nama mereka turut kita sisipkan dalam lantunan doa kita.
1. Mendahulukan Do’a untuk Diri Sendiri Sebelum Mendoakan Oranglain.
Demikianlah yang dipraktekkan oleh Nabi Nuh ‘alaihissalam beliau berdoa untuk dirinya sendiri, kedua orangtuanya setelah itu baru berdoa untuk orang-orang yang beriman lainnya. Allah ta’ala berfirman,
رَّبِّ ٱغۡفِرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيۡتِيَ مُؤۡمِنٗا وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِۖ
“Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.” (QS. Nuh : 28)
Begitula pula dengan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, beliau berdoa
رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيَّ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ يَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡحِسَابُ
“Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat).” (QS. Ibrahim : 41)
Ibnu Juzai’ rahimahullah berkata: “Dalam ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa diantara sunnah dalam berdoa adalah mendahulukan diri sendiri sebelum berdoa untuk oranglain.” (At Tashil Liulumi At Tanzil 2/416)
2. Memohonkan Ampun untuk Kedua Orangtua dalam Berdo’a.
Diantara petunjuk yang diajarkan para Nabi adalah mendoakan kedua orangtua, Allah berfirman
رَّبِّ ٱغۡفِرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيۡتِيَ مُؤۡمِنٗا وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِۖ
“Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.” (QS. Nuh : 28)
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam pun senantiasa mengajarkan sahabat-sahabatnya untuk berdoa,
رب اغفرلي و لوالديا و ارحمهما كما ربياني صغير
“Wahai Rabbku ampunilah aku dan kedua orangtuaku dan kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka mengasuhku diwaktu kecil.”
3. Mendoakan Orang-orang yang Beriman.
Allah ta’ala telah memerintahkan Nabi kita tercinta untuk memohonkan ampun bagi orang-orang yang beriman, Allah ta’ala berfirman,
فَٱعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِۗ
“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. ” (QS. Muhammad : 19)
Dan telah kita ketahui bersama bahwasanya Nabi kita Muhammad shallahu alaihi wa sallam adalah suri tauladan terbaik bagi kita semua, Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata “Telah disebutkan dalam ayat tersebut bahwa para Rasul memohonkan ampun untuk orang-orang yang beriman, sebagai perintah (dari Allah) dan khabar akan mulianya hati mereka.” (Majmu Al Fatawa 24/207)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Pada lafadz وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِۗ menujukkan ini adalah doa umum untuk seluruh orang yang beriman baik yang masih hidup atau telah meninggal dunia, maka dari itu kita pun dianjurkan untuk mengikuti petunjuk tersebut karena telah dituntunkan para nabi seperti oleh Nabi Nuh, Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad ‘alaihimus shalatu wa sallam.”
Maka hendaknya seorang muslim menjaga adab-adab ini dalam setiap lantunan doa yang ia panjatkan, Karena dalam doa yang demikian itu terdapat keutamaan nan agung. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
من استغفر للمؤمنين و المؤمنات كان له بكل مؤمن و مؤمنة حسنة
“Barangsiapa yang memohonkan untuk orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan maka baginya kabaikan setiap satu mukmin dan mukminah.” (HR. Ath Tahbrani dan dihasankan Al Albani)
4. Berdoa Untuk Anak Keturunan
Allah ta’ala berfirman,
رَبَّنَا وَٱجۡعَلۡنَا مُسۡلِمَيۡنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةٗ مُّسۡلِمَةٗ لَّكَ
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu.” (QS. Al-Baqarah : 128)
رَبِّ ٱجۡعَلۡنِي مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِيۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim : 40)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata : “Seyogya seorang muslim ketika berdoa ia tunjukkan untuk dirinya, kedua orangtunnya dan anak keturunannya.” (Tafsir Ibnu kaatsir 3/513)
Syeikh Muhammad bin Shaleh Al Ustaimin rahimahullah berkata “Hendaknya seorang muslim ketika berdoa mancakup doa untuk anak keturunannya, karena keturunan yang shaleh adalah atsar dari pribafi yang shaleh. Allah ta’ala berfirman,
وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا ٱلۡبَلَدَ ءَامِنٗا وَٱجۡنُبۡنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعۡبُدَ ٱلۡأَصۡنَامَ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak keturunanku agar tidak menyembah berhala.” (QS. Ibrahim : 35)
Memiliki keturunan yang shaleh adalah perkara yang amat agung dalam kehidupan setiap insan. (Tafsir Ibnu Utsaimin 2/64)
Wallahu ta’ala a’lam.
Referensi:
– Adab Ad Du’a min Khilal Al Anbiya fil Quran Al Karim oleh Dr. Zainab binti Abdil Muhsin Al Badr.
Ditulis Oleh : Muhammad Fatwa Hamidan