Kaum muslimin yang berbahagia…
Sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah adalah waktu musim panen amal, yang Nabi ‘alaihis shalatu was salam sabdakan:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ ، قالوا يا رسول الله: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
“Tidak ada hari-hari yang di situ ditunaikan amal sholeh lebih dicintai oleh Allah melainkan hari-hari ini (sepuluh awal dari bulan dzul hijjah), mereka bertanya : tidak juga jihad di jalan Allah ya Rosulallah ?, beliau menjawab : tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang dia keluar untuk jihad dengan sepenuh jiwa dan hartanya, dan tidak ada yang kembali ke keluarganya sama sekali”. (HR. Bukhari.)
Puncak dari hari-hari ini adalah hari kesepuluh, yaitu hari Idul adha, Nabi ‘alaihis shalatu was salam memberi kekhususan dengan amal yang khushus di hari ‘ldul adha, yaitu menyembelih hewan kurban, Beliau bersabda:
ما عمل ابن آدم يوم النحر أحب إلى الله من إهراق الدم، وإنه ليؤتى يوم القيامة بقرونها وأشعارها وأظلافها، وإن الدم ليقع من الله بمكان قبل أن يقع بالأرض، فطيبوا بها نفسا.
“Tidak ada amalan yang diamalkan oleh manusia di hari nahr (idul adha) yang lebih dicintai oleh Allah selain menumpahkan darah (menyembelih qurban), sungguh dia (hewan qurban itu) akan didatangkan nanti di hari kiamat dengan tanduknya, bulunya, kukunya. Dan sungguh darah akan sampai kepada ridho Allah sebelum jatuh ke bumi, maka sucikan jiwamu dengannya”. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
Amal shaleh semua baik dan dicintai Allah, tetapi adakalanya suatu hari ada amal yang paling Allah cintai, diantaranya adalah amal sholeh yang dilakukan di hari Idul adha dengan menyembelih qurban, maka hendaknya setiap muslim yang mampu hartanya untuk menunaikan amal sholeh ini dia tunaikan dengan sebaik-baiknya, dan jangan menyia-nyiakan, walaupun hukumnya sunnah muakkadah (pendapat jumhur), tetapi tidak pantas seorang muslim meremehkannya.
Bagaimana Sifat Kurbannya Nabi ?
Ketika ingin berkurban, maka hendaknya berusaha semaksimal mungkin untuk mencari hewan kurbannya sama atau mendekati dengan hewan kurbannya Nabi ‘alaihis sholatu was salam, sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan bagaimana sifat hewan qurbannya Nabi ‘alaihis sholatu was salam
ضحى النبي -صلى الله عليه وسلم- بكبشين أملحين أقرنين، ذبَحهما بيده وسمى وكبَّر، ووضع رجله على صفاحهما
“Nabi ‘alaihis sholatu was salam berqurban dengan dua kambing jenis kibasy, putih ada hitamnya dan bertanduk, beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri dan membaca bismillah dan bertakbir, beliau juga meletakkan kakinya di atas pangkal leher kambing tersebut (tatkala menyembelihnya)”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu juga menceritakan sifat hewan qurbannya Nabi
أن النبي -صلى الله عليه وسلم- كان إذا أراد أن يضحي اشترى كبشين عظيمين سمينين أقرنين أملحين موجوءين
“Bahwa Nabi ‘alaihis sholatu was salam jika ingin berqurban, beliau membeli dua kibasy yang besar, gemuk, ada tanduknya, berwarna putih campur hitam yang dikebiri”. (HR. Abdur Rozaq)
Inilah sifat hewan Kurbannya Nabi ‘alaihis sholatu was salam, yaitu:
- Domba jantan, karena makna dari kibasy adalah jantan dari domba
- Gemuk
- Besar
- Berwarna putih ada hitamnya.
- Di kebiri (untuk penggemukkan)
Semoga bermanfaat.
Refrensi :
- https://www.alukah.
- Islamweb.net
- binbaz.org
- Dll
Ditulis Oleh : Muhammad Fathoni, B.A