Agama Islam di dalamnya ada beberapa tingkatan yang perlu diketahui oleh kaum muslimin, tetapi tingkatan itu tidak berarti di dalam agama Islam membeda-bedakan antara manusia; karena yang membedakan manusia di sisi Allah adalah dengan ketaqwaan, sebagaimana Dia berfirman :
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS. Al Hujurot : 13)
Rasulullah ‘alaihis sholatu was salam juga pernah bersabda,
يَاآيُّهَا النَّاس أَلَا إِنَّ رَبُّكُمْ وَاحِد وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِد، أَلَا لَا فَضْل لِعَرَبِي عَلَى أَعْجَمِي وَلَا أَعْجَمِي عَلَى عَرَبِي وَلَا لِأَحْمَر عَلَى أَسْوَد وَلَا أَسْوَد عَلَى أَحْمَر إِلَّا بِالتَّقْوَى
“Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahwa robb/tuhan kalian satu dan bapak kalian satu, ketahuilah tidak ada keutamaan bagi orang arab atas orang non arab (‘ajam) dan tidak pula orang ‘ajam atas orang arab dan tidak ada keutamaan bagi yang berkulit kemerahan atas orang berkulit hitam tidak pula orang berkulit hitam atas orang berkulit kemerahan, kecuali dengan ketaqwaan.” (HR. Ahmad)
Walaupun di dalam Islam ada tingkatan tetapi dihadapan Allah semua sama, hanya ketaqwaanlah yang membedakan mereka, semakin agamanya bagus dan baik maka tingkatannya dalam agama semakin tinggi dan ketaqwaannya kepada Allah juga semakin baik dan bagus. Jadi tingkatan dalam agama Islam itu adalah tingkatan kwalitas ber-agamanya bukan tingkatan kastanya seseorang.
Apa Saja Tingkatan dalam Islam Itu ?
Berikut ulasan singkatnya, adapun ulasan secara terperinci akan di rinci di artikel-artikel mendatang.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh syekh Muhammad At Tamimi rahimahullah dalam kitabnya “Al Ushulus Tsalatsah” ketika beliau berbicara masalah pondasi utama kedua; yaitu pengenalan agama islam dengan di dasari dalilnya, setelah beliau menyampaikan pengertian Islam maka beliau berkata :
وهو ثلاث مراتب: الإسلام والإيمان والإحسان، وكل مرتبة لها أركان
“Dan dia (agama islam) ada tiga tingkatan yaitu: islam, iman dan ihsan; dan setiap tingkatan mempunyai rukun.”
Agama islam ini ada tiga tingkatan, sebagiannya lebih tinggi dari sebagian yang lain sesuai urutan yang telah disebutkan. tiga tingkatan tersebut tersimpulkan dari sebuah hadits yang di sebut dengan hadits jibril, di dalam hadits itu jibril menanyakan tentang islam, iman dan ihsan kepada nabi –‘alaihis sholatu was salam- dan di akhir hadits beliau menyatakan bahwa jibril mengajari agama kepada kalian (para sahabat).
Tingkatan Pertama : Islam
Tingkatan pertama ini berkaitan dengan amal dzohir, dan ini tingkatan paling dasar dan paling luas cakupannya. Ruang lingkup islam ini luas, orang munafiq bisa masuk ke dalam tingkatan ini jika mereka patuh terhadap syareat islam dan menampakkan keislamannya; maka mereka di sebut muslim walau dalam hatinya mereka kafir dan di akherat termasuk orang-orang kafir.
Tingkatan Kedua : Iman
Tingkatan ini berkaitan dengan keyakinan/aqidah, dan tingkatan ini lebih tinggi dari tingkatan pertama tetapi lebih sempit ruang lingkupnya. Setiap mukmin pasti muslim tetapi belum tentu seseorang itu di sebut muslim dia beriman bisa jadi dia munafiq, tetapi tidak terbayangkan orang muslim hakiki tanpa iman; jadi seorang muslim pasti beriman walau imannya tidak sempurna. Orang beriman bertingkat-tingkat; ada mukmin dengan iman yang sempurna, dan ada mukmin dengan iman yang kurang sempurna atau di sebut dengan mukmin yang fasik.
Tingkatan Ke Tiga : Ihsan
Tingkatan ini adalah tingkatan kesempurnaan dari islam dan iman. Tingkatan paling tinggi dan paling sempit, setiap ihsan pasti muslim dan mukmin, tetapi tidak semua mukmin dia ihsan. Tingkatan ini hanya di dapat oleh orang-orang yang imannya sempurna, karena keyakinan dan muroqobah yang tinggi hingga se akan-akan dia melihat Allah dan merasa selalu di lihat dan di awasi olehNya, maka dia sangat menjaga dan memelihara syareat dengan kuat.
Para pembaca hafidzokumullah ini secuil ulasan dari tingkatan agama islam, semoga dengan secuil ini penulis dan pembaca lebih bisa mengenal islam secara lebih dalam dan sempurna.
Sekian, semoga bermanfaat.
Referensi:
– Syarh Ushul tsalatsah lis syekh Sholeh Al Fauzan
– Syarh Ushul Tsalatsah lis syekh Sholeh Al ‘Ushoimi
– Syarh Ushul Tsalatsah lis syekh Sholeh Al ‘Utsaimin
– Syarh Ushul Tsalatsah lis syekh Abdullah Al Ghunaiman
***
Ditulis oleh : Muhammad Fathoni, Lc.
Artikel HamalatulQuran.com