Diantara tanda manusia yang baik adalah berkeinginan untuk memiliki hati yang lapang. Karena hati yang lapang adalah nikmat dari Allah Subhanahu Wata`ala yang dapat memudahkan manusia dalam menjalani berbagai urusan dunia maupun akhiratnya. Ketika seorang bos memiliki hati yang lapang, dia tidak akan mudah memberhentikian karyawannya hanya karena kesalahan kecil. Seorang ibu yang hatinya lapang tidak akan bermudah-mudahan memarahi anak hanya karena sang anak sedang sulit makan.
Dalam urusan akhirat, seorang hamba yang memiliki hati yang lapang tidak mudah putus asa dalam beribadah walaupun berbagai ujian sedang menghimpitnya. Saking pentingnya hati yang lapang, sampai Nabi Musa meminta kepada Allah agar diberikan hati yang lapang dalam menjalankan ibadahnya sebagai da`i. Beliau memanjatkan do`a yang berbunyi:
رَبِّ ٱشۡرَحۡ لِي صَدۡرِي
“Wahai tuhanku lapangkanlah dadaku.” (Q.S Taha:25)
Yang dimaksud dengan dada pada ayat di atas adalah hati. Lantas kenapa dakwah perlu hati yang lapang? Karena dakwah yang dilandasi dengan hati yang kotor, hati yang berat, hati yang sempit dapat membuat dakwah tidak bisa berjalan dengan baik. Oleh karenanya, Nabi Muhammad diberikan anugrah berupa hati yang bersih dari segala hal yang mengganggu dakwahnya. Sebagaimana yang telah Allah firmankan:
أَلَمۡ نَشۡرَحۡ لَكَ صَدۡرَكَ وَوَضَعۡنَا عَنكَ وِزۡرَكَ ٱلَّذِيٓ أَنقَضَ ظَهۡرَكَ
“Bukankah kami telah melapangkan dadamu (Muhammad). Dan kami telah telah menurunkan bebanmu darimu. Yang memberatkan punggungmu.” (Q.S Al-insyirah: 1-3)
Ibnul Qoyyim menyatakan bahwa “dilapangkannya dada merupakan nikmat yang paling agung.” Diantaranya karena hati yang lapang sangat mudah mendapatkan hidayah. Setiap ada orang yang mencontohkan suatu kebaikan, dia dapat dengan mudah mengikutinya. Dan setiap ada yang menyampaikan kebenaran dia mudah menerimanya.
Dalam urusan dunia, seorang yang hatinya tidak lapang akan merasa bahwa sesuatu yang istimewa tidak membuatnya bahagia. Ketika disuguhkan makanan yang enak, justru terasa hambar. Ketika tidur di kasur yang empuk, baginya itu tempat yang tidak nyaman. Dan hal lainnya yang seharusnya membuat seseorang itu bahagia tapi yang terjadi justru sebaliknya.
Dengan melihat bahwa memiliki hati yang lapang itu sangat penting, maka seorang muslim perlu berusaha mencari sebab untuk mendapatkannya. Ada 10 sebab yang bisa diikhtiarkan untuk mendapatkan hati yang lapang. Berikut ini salah satu sebab yang bisa mengantarkan seseorang mendapatkan hati yang lapang:
Mengesakan Allah dan Memurnikan Ketaatan Kepada Nya
Sebab ini diletakkan di awal karena menjadi sebab paling pokok yang bisa dijadikan landasan. Dan inilah yang diinginkan oleh Allah dibalik penciptaan manusia. Allah Subhanahu Wata`ala berfirman:
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
“Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku.” (Q.S Adzzariat: 56)
Di ayat lainnya Allah memerintahkan manusia agar beribadah dengan Ikhlas. Allah Subhanahu Wata`ala berfirman:
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ
“Mereka tidak diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada Nya serta hanif.” (Q.S Al-Bayyinah: 5)
Semakin kuat tauhid seseorang, semakin besar perhatiannya kepada tauhid, dan semakin menjauh dari pembatal-pembatal tauhid, maka semakin lapang juga dadanya. Hal ini bisa terjadi karena hatinya diisi dengan petunjuk kebenaran. Sehingga Allah menjulukinya sebagai orang yang mendapatkan cahaya Nya. Allah Subhanahu Wata`ala berfirman:
أَفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدۡرَهُۥ لِلۡإِسۡلَٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٖ مِّن رَّبِّهِۦۚ
“Apakah orang-orang yang Allah lapangkan dadanya untuk (menerima) agama islam lalu dia mendapat cahaya dari tuhannya (sama seperti yang hatinya membatu) . ” (Q.S Az-zumar:22)
Senada dengan ayat di atas, Allah menyebutkan di ayat lainnya bahwa orang yang mendapatkan petunjuk untuk menerima islam digolongkan sebagai orang yang dilapangkan dadanya. Allah Subhanahu Wta`ala berfirman:
فَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يَهۡدِيَهُۥ يَشۡرَحۡ صَدۡرَهُۥ لِلۡإِسۡلَٰمِۖ وَمَن يُرِدۡ أَن يُضِلَّهُۥ يَجۡعَلۡ صَدۡرَهُۥ ضَيِّقًا حَرَجٗا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي ٱلسَّمَآءِۚ
“Barang siapa dikehendaki oleh Allah akan mendapat hidayah, dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) islam. Dan barang siapa dikehendakinya menjadi sesat, dia jadikan dadanya sempit dan sesak seakan-akan dia mendaki langit.” (Q.S Al-An`am: 125)
Maka hidayah dan tauhid menjadi sebab yang paling penting untuk lapangnya hati. Sebaliknya, syirik dan kesesatan menjadi sebab paling penting sempitnya hati. Karena hakekat diciptakannya hati adalah ditujukan untuk mengesakan Allah dan memurnikan ibadah untuknya. Apabila hati dipalingkan untuk sebaliknya, maka yang terjadi pada hati adalah gelisah, cemas, dan berbagai hal yang mengkeruhkan hati.
Ditulis Oleh: Malki Hakim, S.H Faedah dari kajian ustadz Dr. Aris Munandar hafidahullah dari video ceramah berikut: