Bismillah…
Datangnya bulan ramadhan adalah kabar gembira bagi orang-orang yang beriman. Karena ia adalah bulan yang penuh ampunan dan penuh dengan pelbagai kebaikan. Namun walaupun pintu-pintu kebaikan terbuka lebar dibulan ini kitab sering kali merasa heran, kenapa kemaksiatan tetaplah banyak dilakukan oleh sebagian kaum muslimin ? Bukankah setanpun dibelenggu dibulan ini ?
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari)
Kau tahu kawan..
Karena saat setan dibelenggu, hawa nafsu menghasudmu.
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي…
“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Robbku…” (Yusuf: 53)
Maka boleh jadi setan tidak menggoda, namun hawa nafsu manusialah yang mengajak untuk berbuat maksiat sehingga walaupun di bulan ramadhan tetap ada yang berbuat kemaksiatan.
Disisi lain yang menjadikan kemaksiatan tetaplah ada walaupun sudah memasuki bulan ramadhan adalah bisa jadi kemaksiatan tersebut sudah menjadi kebiasaan seseorang, sebagai contoh adalah seorang wanita yang kebiasaanya adalah keluar rumah tidak memakai jilbab maka ketika ramadhan tiba tidak semerta-merta dia akan mengenakan jilbab karena itu sudah menjadi kebiasaan..
Karena sesuatu yg menjadi kebiasaan itu menjadi seperti watak yang tentunya sulit untuk dihilangkan dengan seketika.
Sebagaimana Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam kitabnya Iqtidha Sirath Al-Mustaqim :
العادة طابعة ثانية
“Kebiasaan itu adalah watak kedua (setelah watak asli).”
Maka dari itu setelah Allah kurangi satu sebab kemaksiatan seorang hamba denga dibelenggunya setan, maka sepatutnya kita hilangkan pula sebab-sebab lainnya baik itu dengan menjaga hawa nafsu ataupun juga meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk kita, sehingga kita dapat benar-benar memaksimalkan keberkahan bulan ramadhan ini.
Dan akhir kata..
Semoga pada bulan ramadhan ini kita dapat berbenah dan menjadi pribadi muslim yang apik nan taat kepada Robb semesta, dan semoga Allah mudahkan kita untuk mampu menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan kedurhakaan di bulan ini dan hari-hari yang akan kita lewati disisa umur kita.
Amiin..
_________
Madinah, 1 Ramadhan 1439 Hijriyyah
***
Ditulis oleh : Muhamad Fatwa Hamidan
(Alumni PP Hamalatulqur’an Yogyakarta, mahasiswa Universitas Islam Madinah)