Menjadi versi terbaik diri sejatinya adalah menjadi pribadi yang benar-benar bertakwa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ
Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. (QS. Al-Hujurat: 13)
Dan menjadi versi terbaik ini tidak bisa diraih hanya cara mudah atau biasa. Butuh stategi-strategi dan cara khusus agar bisa menjadi versi terbaik diri dalam ketakwaan serta menjaga ketakwaan itu senantiasa ada dalam diri.
1. Makna Ramadan sebagai Momentum Perubahan
Ibnu Qoyyim berkata,
“واياك أن تشتغل بما يصلح غيرك قبل إصلاح نفسك، واشتغل بإصلاح باطنك وتطهيره من الصفات الذميمة، كالحرص، والحسد، والرياء، والعجب، قبل إصلاح ظاهرك.
Waspadalah engkau dari tersibukannya diri mu dengan upaya memperbaiki orang lain sebelum memperbaiki dirimu sendiri.
Sibukkanlah untuk memperbaiki kondisi batinmu dan membersihkannya dari sifat-sifat tercela seperti ambisi, hasad, riya dan bangga diri sebelum engkau memperbaiki penampilan lahiriyahmu. (Mukhtashor Minhajil Qoshidin hal. 14)
Ramadan sebagai bulan latihan untuk perubahan jangka panjang, karena muslim terbaik adalah yang mana esok harinya selalu lebih baik di banding hari ini atau hari kemarin
Sadari dan pahami diri, apa saja yang ada pada diri kita untuk dibenari, kebiasaan, sifat atau watak.
2. Membentuk Kebiasaan Positif di Bulan Ramadan
Mulailah menjadi pribadi terbaik dengan disiplin dalam ibadah, seperti:
– Menjaga shalat tepat waktu.
– Merutinkan tadarus Al-Qur’an.
– Istiqomah Qiyamul lail
– Membangun kebiasaan sedekah dan kepedulian sosial
– Mengelola waktu agar lebih produktif dan bermanfaat
3. Ramadan sebagai Sarana Meningkatkan Kualitas Iman
Kita harus dapat memahami hakikat puasa dengan benar, karena puasa lebih dari sekadar menahan lapar dan haus, puasa adalah sarana meningkatkan hubungan hamba dengan Allah Ta’ala melalui perintah-Nya.
Dan kita sadar puasa ramadhan menanamkan rasa syukur dan kesabaran dalam menjalani hidup di dunia ini
4. Ramadhan dan Pengendalian Diri
– Menghindari amarah,
– ghibah,
– perkataan sia-sia
– Belajar mengontrol hawa nafsu
– Menjadi pribadi yang lebih sabar dan rendah hati
5. Ramadan sebagai Waktu untuk Evaluasi Diri
Dalam bulan ramadhan kita dapat mulai bermuhasabah dan introspeksi terhadap kebiasaan dan karakter diri, guna meninggalkan karakter dan sifat buruk yang melekat atau kadang muncul dalam diri kita
Selain itu kita pun dapat menetapkan target perubahan yang ingin dicapai setelah Ramadan dan Menjaga konsistensi perubahan itu agar tidak kembali ke kebiasaan lama
6. Menjadikan Ramadan sebagai Awal Perubahan yang Berkelanjutan
Menciba membuat resolusi baru untuk kehidupan yang lebih baik serta jadikan Ramadan sebagai titik balik menuju pribadi yang lebih shaleh dan produktif