Pada juz 5 ini berisikan surat An-Nisa dari ayat 24 sampai ayat 157, berikut ini pokok-pokok isi kandungan dalam juz ini
An-Nisa Ayat 24-157
1. Menerangkan tentang hubungan keluarga terutama terkait interaksi suami istri serta bagamana cara menyelesaikan perselisihan yang terjadi.
2. Menerangkan 10 hak, yaitu hak Allah, orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga, sahabat, ibnu sabil, budak dst.
3. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mendengar dan dibacakan An-Nisa ayat 41 beliau menangis. Mari baca dan renungkan sebab kenapa beliau menangis.
4. Penjelasan beberapa sikap dan sifat-sifat orang Yahudi berupa dusta, hasad, penghasut perampas hak orang lain dan semisalkan.
5. Allah Maha Adil memberikan karunia kepada laki-laki dan perempuan.
6. Perintah menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.
7. Perintah untuk mentaati Allah, Rasul dan ulil Amri.
8. Diantara sifat orang munafik adalah berhukum dengan selain syariat Allah
9. Nasehat kepada orang yang enggan mentadaburi Al-Quran
11. Bahaya membunuh seorang mukmin takpa hak, dan ancaman besar akan perbuatan tersebut.
12. Penjelasan tentang hukun shalat qashar Ketika safar.
13. Di seperempat akhir surat membahas tentang berbagai hukum keluarga, yaitu, nusyuz,beraku adil, perpisahan atau perceraian. Dan hakekatnya semua itu terikat dengan hubungan sang hamba kepada Allah.
14. Beberapa ayat mengulang tentang orang-orang munafik dan orang yang memusuhu Islam serta balasan yang akan mereka dapatkan di akherat.
Faidah dari Juz 5
1. Apabila dirimu melihat orang lain mendapatkan karunia dari Allah baik itu perkara dunia atau pun agamanya, maka jagalah hatimu agar tidak terjangkiti sifat hasad. Bahkan sebaiknya engkau berdoa sebagaimana yang Allah perintahkan,
وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ
“Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.” (QS. An-Nisa: 32)
2. Kebanyakan perbuatan orang-orang munafik adalah kerusakan baik dari sisi dunia atau sisi agama, namun dengan tipuan, mereka berkoar-koar seakan merekalah yang berada di garis depan dalam hal kebaikan dan islah
فَكَيْفَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَاءُوكَ يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا إِحْسَانًا وَتَوْفِيقًا
“Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna”. (QS. An-Nisa: 62)
3. Janganlah dirimu tertipu dan merasa aman dengan ilmu dan iman yang engkau miliki, sedangkan dirimu membaca firman Allah Ta’ala,
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ وَرَحْمَتُهُ لَهَمَّتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ أَنْ يُضِلُّوكَ
“Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu.” (QS. An-Nisa: 113)
Referensi: Hidayaat Al-Ajza’ karya syaikh Umar bin Abdillah Al-Muqbil