Home Artikel Alquran Mutiara Faidah Juz 19

Mutiara Faidah Juz 19

377
0

Pada juz 19 ini berisikan surat Al-Furqan ayat 21-77, Surat Asy-Syu’ara dan surat An-Naml ayat 1-55. Berikut ini isi pokok kandungan pembahasan yang ada pada juz kesembilan belas .

Surat Al-Furqan ayat 21-77

1. Diawal juz memperlihatkan bagaimana hari kebangkitan atau hari kiamat terjadi dan bahayanya teman buruk.

2. Menyimpulkan tentang keesaan Allah ta’ala dari tanda tanda yang terdapat di alam semesta

3. Didalamnya dijelaskan tentang sifat sifat ‘ibadurrahman, merekalah orang-orang yang diberi balasan dengan martabat yang tinggi karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat didalam surga.

Surat Asy-Syu’ara

1. Surat Asy-Syua’ara dimulai dengan menghibur Nabi shalallahu ‘alahi wasallam atas penolakan yang beliau hadapi dari kaumnya

donatur-tetap

2. Surat ini menyajikan beberapa cerita, yang semuanya ditegaskan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alahi wasallam. Dan oleh karena itu semua cerita tersebut diakhiri dengan sabda beliau :

وإن ربك لهو العزيز الرحيم

“Dan sesungguhnya tuhanmu sungguh Maha Perkasa lagi Maha Penyayang”.

Akan tetapi orang-orang musyrik mereka tidak beriman, dan sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan Maha kuasa memberikan siksa kepada mereka, dan Allah Maha Penyayang kepada Rasul-Rasul-Nya Maka Allah menolong mereka dan melawan musuh-musuh mereka.

3. Dalam kisah Nabi Musa ‘alaihissalam menunjukan pentingnya bersandar kepada Allah ta’ala. Sebagaimana firman-Nya:

قَالَ كَلَّاۗ اِنَّ مَعِيَ رَبِّيْ سَيَهْدِيْن

“Dia (Musa) berkata, “Tidak! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku. Dia akan menunjukiku.” (QS. Asy-Syuara:62)

4. Dalam kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menjelaskan untuk senantiasa mengingat akan akhirat, dan hati yang sehat itulah yang memberi manfaat bagi hamba di akhirat.

5. Dalam kisah Nabi Nuh ‘alaihissalam menjelaskan tentang konsistensi, kesabaran, nasehat dan bimbingan.

6. Kisah Nabi Hud ‘alaihissalam menjelaskan tentang pengingat akan nikmat dan mensyukurinya melalui ketaqwaan.

7. Kisah Nabi Sholih ‘alaihissalam menceritakan tentang peringatan untuk tidak mentaati para perusak dan orang orang yang berlaku berlebihan.

8. Kisah Nabi Luth ‘alaihissalam menceritakan tentang bahayanya menyetujui perbuatan salah walaupun ia tidak melakukannya.

9. Kisah Nabi Syu’aib ‘alaihissalam mempunyai hikmah yang luar biasa dalam observasi.

10. Surat Asy-Syu’ara diakhiri dengan penyebutan Al-Quran dan perintah untuk berseru kepada Allah ta’ala

Surat An-Naml ayat 1-55

1. Diawal surat An-Naml disebutkan bahwa Al-Quran adalah petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman

2. Dalam kisah Nabi Musa ‘alaihissalam dan Fir’aun terlihat jelas dampak dari kesombongan dan kedzoliman dalam mengingkari ayat ayat Allah.

3. Kisah tentang semut dimana mereka lebih mementingkan kepentingan kelompok dan kepentingan rakyatnya.

4. Kisah tentang Hudhud terdapat didalamnya seruan kepada Tauhid, berlaku amanah dan meninggalkan ketertarikan pada apa yang orang kafir punyai dalam kebahagiaan atau kenikmatan duniawi.

5. Kisah Nabi Sulaiman ‘alaihissalam dengan Ratu Saba’ yang mana terdapat didalamnya penjelasan tentang pemerintahan yang baik dan bagaimana memanfaatkannya dalam ketaatan kepada Allah ta’ala.

6. Dalam kisah kaum Nabi Sholih ‘alaihissalam terlihat bahwa betapapun liciknya orang yang licik, Allah akan mempersulit mereka tanpa mereka sadari.

Faidah dari Juz 19

1. Salahsatu hal menakutkan yang paling ditakuti orang-orang sholih adalah masuknya hal-hal yang dapat merusak amalan-amalan mereka termasuk diantaranya sum’ah dan riya’. Karena setiap amal perbuatan yang dilakukan tidak secara ikhlas dan tidak sesuai dengan tuntunan syariat yang diridai adalah batil.

وَقَدِمْنَآ إِلَىٰ مَا عَمِلُوا۟ مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَٰهُ هَبَآءً مَّنثُورًا

“Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan” (QS. Al-Furqan:23)

2. Setiap orang yang meninggalkan Al-Quran dengan cara apapun, baik dengan meninggalkan untuk membacanya, merenungkannya, mengamalkannya atau dengan mengambil keputusan berdasarkannya dan mencari penilaian berdasarkan padanya. Maka mereka termasuk orang-orang yang telah meninggalkan Al Qur’an

وَقَالَ ٱلرَّسُولُ يَٰرَبِّ إِنَّ قَوْمِى ٱتَّخَذُوا۟ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ مَهْجُورًا

“Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan” (QS. Al-Furqan:30)

Referensi : Hidayat Al-Ajza’ karya syaikh Umar bin Abdillah Al-Muqbil

Ditulis Oleh: Muhammad Sufyan, Lc

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here