Diantara sunnah yang mulai memudar dikalangan kaum muslimin adalah mengucapkan salam kepada saudara kita, lebih-lebih terhadap yang belum kita kenali, kita mungkin merasa canggung, padahal rasul shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita agar mengucapkan salam kepada saudara kita seiman, baik yang kita kenali maupun yang tidak kita kenali.
عن أبي أمامة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن أَوْلَى الناس بالله من بَدَأَهُمْ بالسلام. وفي رواية للترمذي: قيل: يا رسول الله، الرَّجُلان يَلْتَقِيَان أَيُّهُمَا يَبْدَأُ بالسلام؟، قال: أَوْلاهُمَا بالله تعالى.
Dari Abu Umamah raḍiyallāhu ‘anhu dia berkata, Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia yang paling utama di sisi Allah adalah orang yang memulai salam.” (HR. Abu Dawud)
At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Umamah raḍiyallahu ‘anhu, ada yang bertanya, “Ya Rasulullah! Jika ada dua orang yang berjumpa, siapa yang mengawali salam?” Beliau bersabda, “Yang paling dekat kepada Allah Ta’ala.”(Hadis shahih – Diriwayatkan oleh Tirmidzi)
Para ulama menjelaskan siapakah yang paling dekat dengan Allah, yaitu orang yang taat kepada Allah dan mendapatkan hidayah untuk mengamalkan ilmunya, yaitu dengan memulai salam.
Lebih Lengkap Lebih Utama
Dari ‘Imran bin Huṣain raḍhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
جاءَ رجُلٌ إِلَى النَّبيِّ ﷺ فَقَالَ: السَّلامُ عَلَيكُم، فَرَدَّ عَلَيْهِ، ثُمَّ جَلَسَ، فَقَالَ النبيُّ ﷺ: عَشْرٌ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلامُ عَلَيكُم وَرَحْمَةُ اللهِ، فَرَدَّ عليهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ: عِشْرون، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلامُ عَلَيكُم وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُه، فَرَدَّ عليهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ: ثَلاثُونَ رواه أَبُو داود، والترمذي وقال: حديث حسن.
“Seorang laki-laki datang menemui Nabi ṣallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mengucapkan salam, “assalamu ‘alaikum.” Beliau menjawabnya kemudian ia duduk. Lalu Nabi ṣallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sepuluh”. Kemudian datang yang lain, lalu mengucapkan salam, “assalāmu ‘alaikum wa rahmatullāhi.” Beliau menjawab salamnya kemudian ia duduk. Lalu Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Dua puluh.” Kemudian datang yang lainnya lalu mengucapkan salam, “assalāmu ‘alaikum wa rahmatullāhi wa baarakaatuhu.” Beliau menjawab salamnya lalu bersabda, “Tiga puluh.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, beliau berkata “Hadis Hasan”)
Pilihan ada ditangan kita, mau mendapatkan sepuluh atau duapuluh atau tiga puluh pahala tergantung salam kita, menjawab salam tidak akan membuat seseorang capek atau berkeringat, janganlah merasa berat untuk menyalami atau menjawab salam saudara kita.
Dianjurkan tatkala menjawab salam, dengan jawaban yang lebih baik dari yang menyalami,
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu”. (QS. An-Nisa: 86)
Sering kita menjawab salam dengan salam yang singkat “wa’alaikumsalam”, dan jawaban tersebut sudah baik, akan tetapi ada yang lebih baik yaitu, “wa’alaikumussalaam” dan jika kita di salami saudara kita minimal jawablah dengan yang se level, jika di salami dengan “Assalamu’alaikum” jawaban yang se-level adalah “wa’alaikumussalaam”, Adapun level di atasnya, maka jawablah dengan jawaban yang lebih lengkap “wa’alaikumussalaam warahmatullah” atau dengan “wa’alaikumussalaam warahmatullah wabarakaatuh”.
Faidah Singkat Memulai Salam!
- Orang yang pertama salam akan mendapatkan pahala sunnah mengamalkan sunnah
- Akan mendapatkan pahala mendoakan saudaranya keselamatan Rahmat dan keberkahan dari Allah ta’aala.
- Ikut berandil dan mendapatkan pahala dari penjawab salam yang dihukumi (menjawab salam) sabagai wajib oleh para ulama.
- Akan di doakan oleh yang menjawab salam.
- Akan di doakan oleh malaikat, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang shahih bahwa malaikat akan mendoakan orang yang mendoakan orang lain “walaka bimitsli” (semoga doa mu Kembali kepadamu).
Sehingga tatkala kita berjumpa dengan saudara kita sesama muslim maka jangan menunggu di salami, sekalipun kita lebih tua darinya, akan tetapi kalau bukan kita yang memulai siapa lagi
Wallahu a’lam bish-shawaab.
Refrensi : Syarh Bulughul Marom Kitaabul Jaami’ hadis pertama oleh Ustadz Abdulloh zaen, Lc. M.A
Ditulis Oleh: Badruzzaman, Lc
Artikel: HamalatulQuran.com