Bismillah…
Tampaknya tidak ada yang lebih nikmat di kehidupan dunia ini selain bersahabat dengan Alquran di sepanjang waktu. Sepanjang waktu hati semerbak dengan ayat-ayat Alquran, adalah hal yang paling indah. Namun, tahukah Anda ada suatu waktu yang paling cocok dan paling istimewa untuk mentadabburi Alquran.
Itulah saat-saat shalat..
Terutama shalat lima waktu.
Allah berfirman dalam hadis Qudsi,
ما تقرب إلي عبدي بشيء أحب إلي مما افترضت عليه
Tak ada ibadah yang dilakukan hamba-Ku untuk mendekatkan dirinya kepada-Ku, melainkan ibadah-ibadah yang Aku wajibkan kepadanya.
Shalat lima waktu, adalah kewajiban yang paling utama setelah tauhid. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah– mengatakan,
ومَا وَردَ مِن الفَضلِ لقَارئ القُرآن يَتنَاولُ المُصلِّي أعظَمَ ممَّا يتَناولُ غَيرَه
“Pahala yang diperoleh seorang yang membaca Alquran, sementara ia sedang shalat, itu lebih besar pahalanya daripada saat ia membacanya di luar sholat.”
Dengan ungkapan lain, bisa anda katakan, “Pahala yang diperoleh orang yang mentadabburi Alquran, sementara ia sedang sholat, itu lebih besar pahalanya daripada saat ia mentadabburinya di luar shalat.’’
Maka, sepatutnya seorang muslim bersemangat untuk mampu mentadabburi Alquran dalam shalatnya. Terlebih surat Al-fatihah, yang selalu diulang di setiap raka’at shalat. Dan juga bersemangat untuk mampu mentadabburi setiap ayat yang dia baca atau dia dengar, pada shalat sir (sholat yang bacaan dibaca lirih: zuhur, asar) maupun shalat jahr (sholat yang bacaannya dikeraskan: maghrib, isya, subuh).
Perjuangan jiwa ini, untuk dapat dapat tadabbur Alquran di dalam sholat,itupun sudah sangat bermanfaat untuk seorang hamba. Bahkan, faktor terkuat yang dapat membantu meraih kekhusyu’an shalat dan hadirnya hati. Sehingga seorang hamba dapat meraih pahala yang lebih sempurna dari shalatnya. Karena jatah pahala yang didapat seorang hamba dari shalat yang ia lakukan, sesuai kadar kekhusy’annya.
Wallahua’lam bis showab.
__
Diterjemahkan secara bebas dari : https://www.al-badr.net/muqolat/4883 (Situs resmi Syaikh Prof. Dr. Abdurrazaq Al-Badr -hafidzahullah-).
Penulis : Ahmad Anshori.
Artikel : Hamalatulquran.com