Home Artikel Alquran Momen Setoran Terakhir Nabi Muhammad kepada Malaikat Jibril

Momen Setoran Terakhir Nabi Muhammad kepada Malaikat Jibril

3479
0
@unsplash

Al ‘Ardhotul Akhiroh : Momen setoran terakhir Nabi Muhammad kepada Malaikat Jibril.

“Aku sadar ini merupakan isyarat bahwa ajalku sudahlah dekat” (HR Bukhori).

Inilah sabda Rasulullah shollallhu ‘alaihi wasallam setelah melakukan setoran/talaqqi terakhir kepada Malaikat Jibril atau yang dikenal dalam sejarah sebagai “Al ‘ardhoh Al akhiroh”. Sebuah momen penting yang semakin menegaskan bahwa cara yang tepat dalam mempelajari Al-Quran adalah dengan metode talaqi.

Momen ini juga yang nantinya menjadi landasan utama dalam penulisan Al-Quran pada zaman kekhalifahan Abu Bakar serta penulisan Mushaf Utsmani pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan rhodiyallohu ‘anhuma. Tak heran jika dua khalifah ini menunjuk ketua panitia yang sama untuk penulisan Al-Quran dimana sahabat yang ditunjuk sangat memahami peristiwa “Al ‘ardhoh Al akhiroh” ini.

Silahkan baca : Serial Ahli Qiroat : Zaid bin Tsabi Sang Penulis Wahyu

Definisi Al ‘ardhoh Al akhiroh
Al Mu’arodhoh (المعارضة ) ialah sebuah Talaqqi Al quran antara Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihiwasallam dan Malaikat Jibril yang dilakukan setiap bulan romadhon.

donatur-tetap

Ibnu Hajar rohimahulloh berkata : “Kata (المعارضة ) mengandung arti bahwa aktivitas tersebut terjadi dari 2 belah pihak, dimana orang pertama membaca dan yg lain mendengarkan dan sebaliknya secara bergantian.”

Kebiasan para qurro sejak dahulu dalam mempelajari Al-Quran ialah dengan metode Mu’arodhoh. Dimana sang guru akan memperdengarkan bacaan Al-Quran dan murid mendengarkan, setelah itu murid akan mengulang bacaan tersebut dan sang guru menyimaknya.

Hal ini merupakan metode robbani dalam mempelajari Al-Quran sebagaimana diisyaratkan dalam firman Allah ta’ala :

(فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ)

“Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.”
[Surat Al-Qiyamah 18]

Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam juga kerap memperdengarkan bacaan Al-Quran kepada para sahabat serta memotivasi mereka untuk saling mengajarkannya satu sama lain sebagaimana dahulu beliau mempelajari Al Quran dari Malaikat Jibril. Beliau pernah bersabda kepada sahabat Ubay bin Ka’ab rhodiyallohu ‘anhu :
“Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk mengajarkan Al Quran kepadamu” Ubay rodhiyallohu ‘anhu yang dipenuhi perasaan takjub lantas bertanya :
“Apakah Allah menyebutkan namaku?”
Beliau menjawab : “Iya” .
Seketika air mata pun membasahi pipi sahabat mulia tersebut. (HR Bukhori Muslim)

Abu Ubaid Al Qosim bin Sallam rohimahulloh menjelaskan bahwa hadits diatas menunjukkan keinginan Nabi agar Ubay mempelajari Al quran darinya serta menegaskan bahwa metode ‘Ardhul Quran merupakana sunnah”

Imam Abu ‘Amr Ad Dani rohimahulloh berkata : “Hadits diatas merupakan dalil diwajibkannya memahami tajwid serta tata cara pengucapan tiap huruf dengan benar. Dimana hal ini merupakan keharusan bagi tiap Qori untuk mempelajarinya. Selain itu metode ini juga harus diterapkan oleh setiap pengajar Al-Quran sebagai bentuk meneladani cara Nabi Muhammad shollallohu ‘alahi wasallam dalam mengajarkannya.”

Dilain kesempatan Nabi shollallohu ‘alaihiwasallam juga memotivasi para sahabat untuk mempelajari Al-Quran dari beberapa sahabat yang mumpuni dalam hal ini, beliau bersabda :

“Pelajarilah Al Quran dari 4 orang : Abdulloh bin Mas’ud, Salim maula Abi Hudzaifah, Ubay bin Ka’ab, dan Mu’adz bi Jabal” (HR Bukhori)

Baca juga : Serial Ahli Qiroat : 4 Sahabat Ahli Qiroat yang direkomendasikan oleh Nabi

Para ulama menjelaskan beberapa kemungkinan dikhususkannya 4 sahabat ini dalam hadits diatas :

• Mereka adalah sahabat yang memiliki hafalan paling banyak serta paling mahir dalam membacanya, meskipun banyak sahabat lain yang lebih faqih dalam memahami isi kandungan Al-Quran.

° Mereka meluangkan waktu untuk bisa mempelajari Al-Quran langsung dari Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam, sedangkan sebagian sahabat mencukupkan diri dengan belajar dari sahabat yang lain.

• Mereka meluangkan waktu lebih banyak untuk mengajarkan Al-Quran kepada sahabat lain.

• Ini merupakan isyarat dari Rasul shollallohu ‘alaihi wasallam agar nantinya kaum muslimin mempelajari Al-Quran dari 4 sahabat ini setelah wafatnya beliau.
Masih banyak faedah dari peristiwa ‘Ardhotul Akhiroh ini yang merupakan gerbang utama untuk memasuki pembahasan seputar Al Ahruf Sab’ah dan lautan ilmu qiroat yang cukup luas. Tak perlu terburu-buru, biarkan ia mengalir sedikit demi sedikit namun konsisten, bukankah gurun hanyalah kumpulan dari butiran-butiran pasir yang kecil?

Bersambung.. insya Allah .

____

Referensi : Al ‘ardhoh Al Akhiroh dilalatuha wa atsaruha, Nashir Al Qotsami.

***

Ditulis oleh : Afit Iqwanudin, A.Md

(Alumni PP Hamalatulqur’an Yogyakarta, mahasiswa Pascasarjana jurusan Ilmu Qiro’at, Fakultas Qur’an di Universitas Islam Madinah KSA)

Hamalatulquran.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here