Menyoal Hadis
الجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ
Artinya:
“Surga berada di bawah telapak kaki ibu.”
Ibnu ‘Adiy meriwayatkan hadis ini dari jalur Musa bin Muhammad bin ‘Atha, dari Abu Al Malih, dari Maimun bin Mihran, dari sahabat Abdullah bin ‘Abbas, dari rasulullah shallallahu alaih wasallam.
Skema Sanad Hadis
Keterangan
Status Hadis ini palsu. Karena ada perawi yang bernama Musa bin Muhammad bin Atha’. Imam Abu Zur’ah dan Imam Abu Hatim menyatakan bahwa ia berdusta dalam periwayatan hadis. Sedangkan imam ibnu Hibban menuturkan, Musa bin Muhammad suka memalsukan hadis.
Oleh karena itulah Al Hafidz ibnu Hajar berkomentar tentang si Musa ini dalam lisan al-Mizan, bahwa ia salah seorang yang binasa. Karena, beratnya dosa berdusta atas nama nabi shallallahu alaih wasallam.
Hadis di atas juga diriwayatkan dalam Musnad Asy Syihab, dan Al Fawaid Abu Asy Syaikh Al Ashbahani, sanad keduanya berporos (P) di Manhsur bin Al Muhajir, dari Abu An Nadhr Al Abbar, dari sahabat Anas bin Malik, dari rasulullah shallallahu alaih wasallam.
Skema sanad
Keterangan
Status hadis anas bin Malik lemah. Disebabkan dua hal:
Pertama: Ibnu Thahir menyatakan bahwa status Abu Nadhr Al Abbar dan Manshur bin Al Muhajir majhul/tidak dikenal. Sehingga tak dapat menilai kualitas mereka dalam dunia periwayatan hadis.
Kedua: Tidak sampai disitu. Ternyata, sahabat Anas bin Malik termasuk perawi yang meriwayatkan dua ribuan hadis. Di samping itu, beliau memiliki delapan ratus murid yang mendengarkan informasi hadis darinya. Di antara mereka ada yang benar-benar mengenal seluk beluk hadis-hadis Anas. Seperti, Az Zuhri, Qatadah, Tsabit Al Bunani, dan Humaid Ath Thawil. Namun anehnya, tak ada satu pun dari murid-murid Anas yang menyampaikan hadis di atas. Lalu, muncul seorang Abu An Nadhr Al Abbar, lantas meriwayatkan hadis ini dari Anas bin Malik.
Persoalannya, kemanakah ratusan murid Anas? Mengapa tak satu pun dari mereka yang menyebutkan hadis ini? Padahal di antara mereka ada murid-murid unggulan yang selalu mendatangi dan mendengarkan informasi hadis-hadis nabi dari Anas. Hal ini tentunya bisa menjadi indikator akan status Abu An Nadhr sebagai perawi yang tak dikenal.
Maka dari itu, hadis ini diingkari oleh ibnu Thahir, sebagaimana yang di nukil dalam faidh al Qadir. Artinya, beliau meragukan akan keabsahan hadis ini dari sahabat Anas bin Malik.
Catatan
Terdapat hadis yang statusnya hasan, senada dengan hadis di atas. Hadis itu dicantumkan dalam sunan An Nasai, no. 3104 dan ibnu Majah, no. 2781, dari sahabat Muawiyah bin Jahimah As Sulamy, bahwa Jahimah (Ayahnya) radhiyallahu ‘anhuma mendatangi rasulullah shallallahu alaih wasallam, lantas berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ، فَقَالَ: «هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟» قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: «فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا»
“Wahai rasulullah, aku ingin berperang. Maka aku memohon saran darimu. Nabi bertanya, apakah kamu memiliki seorang ibu? Jawab Jahimah, Ya. Lantas nabi pun bersabda, kalau begitu, tetaplah bersamanya. Karena surga berada di bawah kedua kakinya.”
Kesimpulan
Jangan menisbatkan redaksi hadis pertama (ibnu Abbas) dan hadis kedua (Anas bin Malik) kepada rasulullah shallallahu alaih wasallam. Karena kedua hadis tersebut tidak valid dari beliau. Bahkan yang pertama tergolong palsu.
Akan tetapi, jika ingin berdalil, maka sampaikanlah hadis ketiga (Muawiyah bin Jahimah). Sebab, Hadis tersebut statusnya hasan, sehingga bisa dijadikan sebagai pijakan.
Referensi
Al Kamil, ibnu ‘Adi, 8/64.
Musnad Asy Syihab, Al Qudha’i, no. 199.
Al Fawaid, no. 25
Al Jarh wa At Ta’dil, ibnu Abi Hatim, 8/161.
Al Majruhin, ibnu Hibban, 2/243.
Lisan Al Mizan, ibnu Hajar, 8/216.
Faidh Al Qadir, 3/361.
Silsilah al-Ahadits Adh Dhaifah, Al Albani, 2/59.
Ditulis Oleh : Abu Hurairah, BA
(Alumni PP. Hamalatulqur’an Yogyakarta, S1 fakultas Hadis Univ. Islam Madinah KSA. Saat ini sedang menempuh studi S2 prodi ilmu hadis, di universitas dan fakultas yang sama).
hamalatulquran.com