Bismillah
Surat Al-Fatihah adalah surat yang paling agung di dalam Al-Quran, sehingga ia memiliki beberapa nama yang sesuai dengan makna yang terkandung di dalamnya.
Baca artikel sebelumnya : Menyelami Samudera Al Fatihah #1 : Keutamaan Surat Al Fatihah
Berikut ini, penulis nukilkan berbagai atsar yang berkaitan dengan nama-nama lain dari surat Al-Fatihah:
Pertama, Al-Fatihah atau Faatihatul Kitab (pembuka kitab)
Dinamakan demikian, karena Al-Quran yang mulia itu dibuka dengan surat ini dan surat yang ditulis pertama kali di dalam mushaf adalah surat ini, serta menjadi surat yang dibaca pertama kali oleh orang yang ingin membaca Al-Quran.
Kedua, Ummul Quran/Ummul Kitab (induk kitab)
Dinamakan demikian, karena kembalinya makna-makna isi Al-Quran terdapat dalam surat Al-Fatihah. Selain itu penulisan Al-Quran dalam mushaf pun dimulai dengannya. Ibnu Jarir rahimahullahu ta’ala mengatakan: “Orang Arab menamakan setiap berkumpulnya atau permulaan dari suatu perkara dengan sebutan umm (induk).
Ketiga, Sab’ul Matsani (tujuh yang terulang-ulang)
Surat ini dinamakan dengan sab’ul mastani karena surat ini selalu di baca dalam setiap rekaat shalat, bahkan menjadi salah satu rukun dalam shalat.
Semua nama-nama surat Al-Fatihah di atas berdasarkan riwayat dari Ibnu Jarir di dalam tafsirnya dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,
هِيَ أُمُّ الْقُرْآن وَهِيَ فَاتِحَةُ الْكِتَاب وَهِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِيْ
“Dia (surat Al-Fatihah) adalah ummul quran (induk Al-Quran) dan faatihatul kitab (pembuka kitab) dan sab’ul matsani (tujuh yang di ulang)”. Ibnu Jarir dan menshohihkannya.
Keempat, Al-Quranul ‘Adzim (Al-Quran yang Agung)
Dinamakan dengan nama ini karena dalam surat ini mencakup makna-makna yang terkandung dalam Al-Quran.
Kelima, Al-Hamdi (pujian).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قَرَأْتُم الحَمْدُ فَاقْرَأُوْا بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ إِنَّهَا أُمُّ الْقُرْآن وَأُمُّ الْكِتَاب وَالسَّبْعُ الْمَثَانِيْ
“Apabila kalian membaca alhamdu (nama lain dari Al-Fatihah) maka bacalah bismillahir rohmanir rohim ia adalah ummul quran dan ummul kitab dan assab’ul matsani”. (HR. Daruqutni)
Dua nama di atas berdasarkan hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلمِيْن هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِيْ وَالْقُرْآنُ الْعَظِيْم الّذِيْ أوتيته
“Alhamdulillahi robbil ‘alamiin (Surotul Hamdi) dialah As-Sab’ul Matsani (tujuh yang terulang-ulang) dan Al-Quranul ‘Adzim (Al-Quran yang agung) yang diwahyukan kepadaku”. (HR Bukhari).
Keenam, Al-Waafiyah (sempurna).
Dinamakan demikian nama ini karena surat Al-Fatihah sudah sempurna dari makna-makna yang ada dalam Al-Quran. Dan ia tidak bisa di baca setengah surat di satu rekaat dan sisanya di rekaat yang kedua.
Ketujuh, Al-Kaafiah (cukup).
Dinamakan dengan Al-Kafiah karena surat Al-Fatihah sudah dapat mencukupi dari surat lain dalam shalat sedangkan surat lain tidak bisa mencukupi seseorang dalam shalat kecuali setelah membaca Al-Fatihah terlebih dahulu. Dalam artian sah sebuah rakaat seseorang denga membaca surat ini tanpa ditambahi bacaan ayat atau surat lainnya.
Kedelapan, Al-Asas (pondasi).
Karena surat ini menjadi dasar dalam Al-Quran. Imam Astsa’labi meriwayatkan dari Assya’bi rahimahullah bahwa ada laki-laki mengeluh kepadanya dikarenakan sakit perutnya, maka beliau berkata: hendaknya kamu baca Asasul quran, laki-laki tadi bertanya: apa itu Asaasul quran ? maka Asy-Sya’bi berkata: “Ia adalah fatihatul kitab (surat Al-Fatihah).
Kesembilan, Ruqyah (obat).
Surat ini dinamakan ruqyah karena bisa di pakai untuk mengobati orang yang sedang sakit. Dan ini berdasarkan hadis rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda,
ألا تَدْرُوْنَ أَنَّهَا رُقْيَة
“Apakah kalian tidak mengetahui bahwa ia adalah ruqyah”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Kesepuluh, Shalat.
Karena Allah menyebutkan dalam hadis qudsi dengan nama shalat sebagaimana riwayat dari imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu saya mendengar Rasulullah shallahu‘alaihi wasallam bersabda, Allah Ta’al berfirman,
قَسمْتُ الصَّلَاة بِيْنِيْ وَبَيْنَ عَبْدِيْ نِصْفَيْن وَلعَبْدِيْ مَا سَأَل..
“Aku membagi shalat (surat Al-Fatihah) menjadi dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta”.
Demikian semoga bermanfaat.
Refrensi:
– Umdatut tafsir
– Fathul qodir
– Tafsir alquranul karim
– Tahdzibut tafsir
– Al itqon fi ‘ulumil quran
***
Ditulis oleh : Muhammad Fathoni, Lc.
(Pengajar PP Hamalatul Quran Yogyakarta dan alumni fakultas Dakwah dan Ushuluddin, Universitas Islam Madinah)
Artikel : hamalatulquran.com