Home Aqidah Kenalilah Sepuluh Pembatal Keislaman

Kenalilah Sepuluh Pembatal Keislaman

1191
0

Bismillah

Seorang muslim tidak hanya mempelajari yang baik-baik saja. Namun hendaknya ia dalam hidupnya juga mempelajari kejelekan. Bukan berarti ia ingin melakukannya, namun hal ini agar dirinya dapat menghindari dan menjauhi kejelekan tersebut.

Sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman rahimahullah, sangatlah bersemangat dalam mengenali kejelekan, di samping ia juga paham akan amal kebaikan. Hudzaifah rahimahullah berkata,

كَانَ النَّاس يَسْأَلُوْنَ رَسُوْلَ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم عَنِ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَة أَنْ يدركنِيْ

donatur-tetap

“Manusia dahulu biasa bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan. Sedangkan diriku sering bertanya mengenai kejelekan supaya aku tidak terjerumus ke dalamnya.” (HR. Bukhari)

Kaum muslimin rahimakumullah..

Ketahuilah bahwa ada beberapa kejelekan yang harus diketahui oleh setiap muslim, diantaranya adalah kejelekan yang dapat menggugurkan dan menbatalkan keislamannya. Karena biasa jadi seorang muslim melakukan suatu amalan yang tanpa ia sadar amalan tersebut adalah penbatal keislaman seseorang, shingga ia kafir tanpa sadar.

Berangkat dari fenomena dan realita diatas maka syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah telah membuat risalah ringkas yang beliau beri nama “Nawaqidz Al Islam” (pembatal-pembatal keislaman). Dalam risalah tersebut beliau menuliskan sepuluh pembatal keislaman, namun perlu diperhatikan bahwa beliau menulis sepuluh pembatal keislaman bukan berarti hanya ada sepuluh atau bukan berarti beliau membatasi bahwa pembatal keislaman hanya ada sepuluh perkara, hanya saja sepuluh pembatal keislaman yang beliau tulis merupakan pembatal keislaman yang paling besar dan paling nampak di kalangan kaum muslimin.

Sepuluh pembatal keislaman tersebut adalah sebagai berikut :

Pertama: Syirik dalam beribadah kepada Allah  ta’ala yang tiada sekutu baginya, hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa` : 48)

Termasuk syirik adalah menyembelih bukan karena Allah ta’ala, termasuk orang yang menyembelih untuk jin atau untuk kuburan.

Kedua: Barangsiapa yang menjadikan perantara di antaranya dan di antara Allah ta’ala, berdoa dan meminta syafaat kepada mereka (dalam hal yang tidak ada yang mampu selain Allah dan bertawakkal kepada mereka niscaya ia menjadi kafir secara ijma’.

Ketiga: Barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrik (kafir) atau meragukan kekafiran mereka, atau membenarkan kepercayaan mereka, maka ia telah kafir.

Keempat: Barangsiapa yang meyakini bahwa selain syari’at Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam lebih sempurna dari pada petunjuknya, atau sesungguhnya hukum selainnya lebih baik dari pada hukumnya, seperti orang-orang yang mengutamakan hukum thaghut di atas hukumnya, maka dia telah kafir.

Kelima: Barangsiapa yang membenci sesuatu yang dibawa oleh Rasulullah sahalallahu alaihi wa sallam, sekalipun mengamalkannya, niscaya ia kafir dengan ijma’.

Berdasarkan firman Allah ta’ala:

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ

Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. (QS. Muhammad : 9)

Keenam: Barangsiapa yang mengolok-olok sesuatu dari agama Allah ta’ala, atau pahalanya, atau siksanya niscaya ia menjadi kafir, berdasarkan firman Allah ta’ala:

قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ * لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

Katakanlah:”Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. (QS. Taubah : 65-66)

Ketujuh: Sihir, dan termasuk jenis sihir sharf (pengasih, supaya mengasihi) dan ‘athf (pembenci, supaya membenci). Maka barangsiapa yang melakukannya atau ridha dengannya niscaya ia kafir. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ

“..sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:”Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.”(QS. Al-Baqarah : 102)

Kedelapan: Membela orang-orang musyrik dan menolong mereka melawan kaum muslimin. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.; (QS. Al-Maidah : 51)

Kesembilan: Barangsiapa yang meyakini bahwa sebagian manusia tidak wajib mengikuti Nabi shalallahu alaihi wa sallam, dan sesungguhnya ia bisa keluar dari syari’atnya, sebagaimana Khadir  alaihissalam keluar dari syari’at Musa  alaihissalam, maka dia kafir.

Kesepuluh: Berpaling dari agama Allah ta’ala, tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya, berdasarkan firman Allah ta’ala:

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآَيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ

“Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabbnya, kemudian ia berpaling daripadanya Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa. (QS. Sajdah : 22)

Dalam hal-hal yang membatalkan keislaman ini tidak ada perbedaan pada semua pembatal iman ini di antara main-main, bercanda, serius dan takut, kecuali orang yang dipaksa, dan semuanya termasuk bahaya yang besar dan yang paling banyak terjadi. Seorang muslim harus berhati-hati dan takut darinya atas dirinya, dan berlindung kepada Allah ta’ala dari yang menyebabkan murka-Nya dan kepedihan siksa-Nya.

Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam.

Wallahu ta’ala a’lam

______

Referensi:

  • Nawaqidh Al Islam
  • Talbiis Iblis

***

Ditulis oleh : Muhammad Fatwa Hamidan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here