Ramadhan.. sungguh cepat engkau pergi, tak terasa kecuali hanya beberapa saat, tapi ternyata engkau telah berlalu.. Sungguh berlalumu sangat cepat.
Apa yang harus kita lakukan setelah di tinggal bulan yang penuh dengan semangat dan sungguh-sungguh, setelah Al-Quran menjadi hidup kita, berdiri dalam shalat terasa kelezatan, dzikir dengan mengebut nama-Nya menjadi nutrisi setiap saat. Masih terngiang lantunan ayat-ayat Al-Quran, masih terasa indahnya berbagi sesama, kehangatan tausiah dari para dai masih ingat jelas.
Setelah puasa, qiyamul lail, dzikir, doa, shodaqoh, tilawah quran dan semua amal kebaikan ini, kewajiban apa yang harus kita pegang ?
Istiqomah… Iya adalah istiqomah .
Ketaqwaan (ketaatan) tidak hanya di bulan ramadhan, tidak melihat waktu dan tempat, melainkan setiap saat dan dimanapun ada kewajiban untuk bertaqwa hingga ajal menjemput kita
وَٱعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتَّىٰ یَأۡتِیَكَ ٱلۡیَقِینُ
“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu keyakinan (kematian).” (QS. Al Hijr: 99)
Maka hendaknya seorang hamba tetap istiqomah setelah Romadhon, apa yang telah dia bangun di dalam bulan Ramadhan dari berbagai ketaatan kepada Allah dia lanjutkan dan pertahankan untuk tetap menjalankan ketaatan tersebut, dalam rangka meraih ridha Ilahi. Sungguh buruk akhlak seorang hamba kepada Allah jika dia mengenal/beribadah kepada Allah hanya di bulan Romadhon saja, sungguh Romadhon pasti akan hilang meninggalkan hamba sedangkan Allah Dialah satu-satunya yang maha hidup tidak akan mati. Maka hendaknya istiqomah di atas ketaatan kepadaNya setelah Romadhon meskipun tidak sempurna seperti ketika Ramadhan dan tidak memutus dari ketaatan kepadaNya keseluruhan.
Ada tiga hal yang membantu agar kita istiqomah:
Istiqomah tidak hanya dengan angan-angan, tetapi harus ada usaha untuk menjadikan sebab agar bisa istiqomah.
1. Mohon pertolongan kepada Allah
Peribadahan, ketaatan dan ketaqwaan yang kita lakukan tidaklah berasal dari diri kita sendiri, melainkan dari hidayah Allah ta’ala. Dialah yang menegakkan dan menggerakkan anggota tubuh kita untuk menunaikan ketaatan kepadaNya. Betapa banyak orang mengaku agamanya islam, tetapi tidak sedikit pula yang tidak puasa, tidak sholat, tidak shodaqoh dan tidak melaksanakan ketaatan kepada Allah atau bahkan dia melakukan sebaliknya. Ketika kita menyadari hal tersebut, maka kita akan senantiasa menggantungkan diri kepada Allah dan menjahui sifat sombong (tidak mau beribadah).
Mampu menegakkan peribadahan kepada Allah semata-mata nikmat dan karunia dari Allah, Allah ta’ala memberikannya taufiq untuk menegakkan syariatNya, pengakuan hal ini di dalam diri hamba menjadi kunci dari keistiqomahan.
2. Bersungguh-sungguh
Istiqomah tidak akan diraih dengan tidur-tiduran, kesenangan hawa nafsu, tetapi istiqomah di dalam ketaatan akan diraih dengan kesungguhan, kesabaran, melawan hawa nafsu dan melawan syaiton serta senantiasa memperbanyak ketaatan juga sabar dalam meninggalkan larangan-larangan
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِين
“Dan orang-orang yang bersungguh sungguh untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)
Sesuatu yang mulia tidak akan diraih dengan sesuatu yang hina, tetapi diraih dengan kemuliaan juga.
3. Berteman dekat dengan orang yang istiqomah
Ketika kita berteman dengan orang yang istiqomah dalam kebaikan, maka in sya Allah dengan izinNya hati kita akan tergerak untuk menjadi orang yang istiqomah pula, Karena teman akan menarik (perilaku kita) sebagaimana pepatah mengatakan
الصاحب ساحب
“Teman itu menarik”
Maka hendaknya mencari teman yang istiqomah dalam kebaikan, niscaya akan menarik kita ke dalam kebaikan dan keistiqomahan juga.
Ini termasuk sebab yang paling agung, karena diantara sebab kita bisa kuat dan ringan dalam kebaikan di bulan Romadhon bisa jadi disebabkan kita melihat banyaknya orang yang taat sehingga berbuat amal kebaikan terasa ringan.
Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita keistiqomahan di dalam ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala… Aamiiin.
Ditulis Oleh: Muhammad Fathoni, B.A